400 Atlet Jalani Tes
A
A
A
MEDAN - Komite Olahraga Nasional Indonesia (KONI) Kota Medan akan melakukan tes terhadap 400 atlet berbagai cabang olahraga untuk masuk program pembinaan 2015.
Plt Ketua Umum KONI Medan Eddy H Sibarani menuturkan, atlet yang menjalani tes tersebut merupakan peraih medali di ajang Pekan Olahraga Kota (Porkot) VI/2014. Eddy menyatakan, tes terdiri atas fisik dan kesehatan.
Rencananya, tes akan digelar di Universitas Negeri Medan. “Tes fisik dan kesehatan adalah bagian dari penunjang kelayakan seorang atlet untuk kami bina setahun ke depannya,” ujar Eddy didampingi Wakil Sekretaris KONI Medan Ahmad Haswin Nasution dan Kabid Binpres KONI Medan Bambang Riyanto selaku ketua panitia pelaksana.
Eddy menambahkan, tes kesehatan meliputi resting heart rat (denyut nadi istirahat), kandungan HB dalam darah, kapasitas vital paru. Sementara untuk tes fisik materi tes yang dilaksanakan flexibility, push-up, dan sit-up masingmasing selama 1 menit, leg, back and grip strenght, explosive power, speed, dan aerobic endurance yang bermanfaat untuk mengukur kekuatan tubuh menggunakan alat dinamo meter, kemudian tes kecepatan meliputi reaksi, tes kelenturan tubuh (alat), VO2 max, serta power meliputi kekuatan dan kecepatan berupa vertical jump dan standing jump.
Menurut dia, atlet yang mengikuti tes tersebut merupakan buah penjaringan dari Porkot yang digelar secara berkesinambungan setiap tahunnya. Meski seorang atlet meraih medali emas di Porkot tetap diwajibkan menjalani program tes fisik dan kesehatan, sebagai syarat wajib yang harus diikuti.
“Artinya, meski atlet meraih emas di ajang Porkot, itu bukan jaminan untuk lolos menjadi binaan. Ada tahapan-tahapan yang harus mereka jalani dan itu sesuai standar olahraga yang ditetapkan. Bila memenuhi syarat, lolos dan harus kami bina. Jadi, belum tentu peraih emas, otomatis kami bina. Tidak, mereka semua harus menjalani tes terlebih dulu,” ujar Eddy.
Ketua Panitia Pelaksana Tes Bambang Riyanto menjelaskan, tes ini untuk mengetahui kondisi fisik atlet dan dilanjutkan dengan memberikan program latihan fisik umum kepada atlet.
Ke depannya bila kondisi fisik atlet tidak sesuai standar dengan cabang olahraga masingmasing akan dilakukan evaluasi terhadap menu latihan atlet. Hal ini tanggung jawab pengurus cabang masing-masing cabor.
Haris Dasril
Plt Ketua Umum KONI Medan Eddy H Sibarani menuturkan, atlet yang menjalani tes tersebut merupakan peraih medali di ajang Pekan Olahraga Kota (Porkot) VI/2014. Eddy menyatakan, tes terdiri atas fisik dan kesehatan.
Rencananya, tes akan digelar di Universitas Negeri Medan. “Tes fisik dan kesehatan adalah bagian dari penunjang kelayakan seorang atlet untuk kami bina setahun ke depannya,” ujar Eddy didampingi Wakil Sekretaris KONI Medan Ahmad Haswin Nasution dan Kabid Binpres KONI Medan Bambang Riyanto selaku ketua panitia pelaksana.
Eddy menambahkan, tes kesehatan meliputi resting heart rat (denyut nadi istirahat), kandungan HB dalam darah, kapasitas vital paru. Sementara untuk tes fisik materi tes yang dilaksanakan flexibility, push-up, dan sit-up masingmasing selama 1 menit, leg, back and grip strenght, explosive power, speed, dan aerobic endurance yang bermanfaat untuk mengukur kekuatan tubuh menggunakan alat dinamo meter, kemudian tes kecepatan meliputi reaksi, tes kelenturan tubuh (alat), VO2 max, serta power meliputi kekuatan dan kecepatan berupa vertical jump dan standing jump.
Menurut dia, atlet yang mengikuti tes tersebut merupakan buah penjaringan dari Porkot yang digelar secara berkesinambungan setiap tahunnya. Meski seorang atlet meraih medali emas di Porkot tetap diwajibkan menjalani program tes fisik dan kesehatan, sebagai syarat wajib yang harus diikuti.
“Artinya, meski atlet meraih emas di ajang Porkot, itu bukan jaminan untuk lolos menjadi binaan. Ada tahapan-tahapan yang harus mereka jalani dan itu sesuai standar olahraga yang ditetapkan. Bila memenuhi syarat, lolos dan harus kami bina. Jadi, belum tentu peraih emas, otomatis kami bina. Tidak, mereka semua harus menjalani tes terlebih dulu,” ujar Eddy.
Ketua Panitia Pelaksana Tes Bambang Riyanto menjelaskan, tes ini untuk mengetahui kondisi fisik atlet dan dilanjutkan dengan memberikan program latihan fisik umum kepada atlet.
Ke depannya bila kondisi fisik atlet tidak sesuai standar dengan cabang olahraga masingmasing akan dilakukan evaluasi terhadap menu latihan atlet. Hal ini tanggung jawab pengurus cabang masing-masing cabor.
Haris Dasril
(ftr)