Layanan Shuttle Bus 15 Jam

Selasa, 02 Desember 2014 - 12:24 WIB
Layanan Shuttle Bus 15 Jam
Layanan Shuttle Bus 15 Jam
A A A
SEMARANG - Pemerintah Kota (Pemkot) Semarang kemarin mulai menerapkan larangan parkir di sepanjang Jalan Pandanaran. Sebagai gantinya, disediakan shuttle bus.

Empat shuttle bus yang dioperasikan gratis dari pukul 07.00 hingga 22.00 WIB, siap mengangkut masyarakat dari tempat parkir kendaraan yang disediakan menuju pusat oleholeh khas Semarang. Penerapan larangan parkir di Jalan Pandanaran, khususnya dari Perempatan Kiai Saleh hingga Tugu Muda, diresmikan Wali Kota Semarang Hendrar Prihadi.

Kepala Dinas Perhubungan Komunikasi dan Informatika (Dishubkominfo) Kota Semarang Agus Harmunanto mengatakan, setelah steril dari parkir, pengunjung pusat oleh-oleh khas Semarang disediakan area parkir di kawasan Pekunden Jalan Batan Miroto. Kawasan itu mampu menampung sekitar 80 kendaraan.

Untuk menuju ke pusat oleh-oleh dan kembali lagi ke tempat parkir, ada shuttle bus yang disediakan gratis. Shuttle bus berkapasitas 16 penumpang itu memiliki jam operasi antara pukul 07.00 hingga 22.00 WIB, dengan jeda waktu antarbus sekitar 10 menit.

Rute yang dilalui shuttle bus , yakni dari Pekunden ke Jalan Tamrin-Jalan Pandanaran-Tugumuda- HOS Cokroaminoto- Dr Sutomo-Tugu Muda kemudian akan kembali ke Pekunden lagi. “Dari sana (Pekunden), kemudian ke Tamrin Pandanaran, kemudian ke HOS Cokroaminoto lagi,” katanya.

Setelah kebijakan itu diberlakukan, kata Agus, jika masih ada masyarakat parkir di Jalan Panndaran, tepatnya di pusat oleh-oleh, akan langsung ditilang dengan menderek kendaraan atau digembosi. Di kawasan itu nanti juga akan diberi rambu larangan parkir. Ke depan kebijakan bebas parkir akan diterapkan menyeluruh untuk Jalan Pandanaran, mulai dari kawasan Simpanglima hingga Bundaran Tugu Muda.

Selain di area Pekunden, kantong parkir lainnya ada di Jalan HOS Cokroaminoto. Hanya rencananya tersebut masih menunggu pedagang Pasar Bulu direlokasi di bangunan baru. “Di kawasan Jalan HOS Cokroaminoto mampu menampung sekitar 200 kendaraan. Kawasan ini masih ditempati pedagang, jadi masih menunggu kepindahan pedagang. Kami akan sosialisasikan dulu terkait penggunaan area parkir ini,” katanya.

Penerapan larangan parkir di Jalan Pandanaran belum mendapatkan dukungan sepenuhnya dari masyarakat. Penolakan antara lain dari juru parkir, pengguna jalan, khususnya pengunjung pusat oleh-oleh, dan pelaku usaha.

Salah satu pengunjung pusat oleh-oleh khas Semarang dari Yogyakarta, Hedi mengaku, kesulitan apabila parkir terlalu jauh dari lokasi pusat oleh-oleh. Menurutnya, hal itu kurang efektif dan efisien. “Pemkot lebih baik mengkaji kembali kebijakan tersebut, karena justru mempersulit warga dalam membeli oleh-oleh di Kota Semarang,” katanya, kemarin.

Juru parkir yang biasa berada di kawasan Jalan Pandanaran, juga mengaku resah dengan kebijakan itu. Sebab lahan yang biasanya merekakelola, kinitidak ada. Penghasilan yang diperoleh pun berkurangan drastis. Pengusaha di pusat oleholeh Jalan Pandanaran juga mengatakan hal sama.

Meida, operator pusat oleh-oleh Bandeng Juwana mengatakan, larangan parkir tentu akan berimbas pada usahanya. Sebab jam buka pusat oleh-oleh mulai pukul 06.30 hingga 23.00 WIB. Sementara jam layanan shuttle bus yang katanya melayani pengunjung beroperasi hanya dari pukul 07.00 hingg 22.00 WIB.

Dari pantauan di Jalan Pandanaran sore kemarin, sejumlah kendaraan masih nekat parkir di halaman toko. Sementara sejumlah petugas dari Dishubkominfo tampak berjagajaga di sekitar Jalan Pandaran. Untuk mengalihkan kendaraan pengunjung ke Jalan Batan Miroto, di sepanjang toko pusat oleh-olehjugadipasangigasonsebagai pembatas larangan parkir.

Shelter PKL Kuliner Batan Selatan Diresmikan

Di kesempatan sama, wali kota juga meresmikan penggunaan shelter PKL Kuliner Batan Selatan. Ada sekitar 30 shelter yang dibangun untuk 75 pedagang. Keberadaan pedagang kuliner ini mendukung pusat oleholeh khas Semarang.

Setelah berbelanja, pengunjung yang parkir di Jalan Batan Selatan bisa istirahat sebentar dengan menikmati kuliner di tempat itu. Menurut wali kota, shuttle bus dan shelter PKL kuliner adalah keterpaduan memberikan kenyamanan bagi para pedagang dan pengunjung di Batan.

Harapannya agar lalu lintas di Jalan Pandanaran lancar karena pengunjung pusat oleh-oleh mau parkir di kawasan Batan Selatan, sehingga kawasan Jalan Pandanaran akan lebih tertata dan tertib.

“Para pedagang supaya tetap menjaga kualitas makanan yang akan dijual baik segi kualitas, rasa, higienis dan bentuk kemasan yang baik,” katanya.

M abduh
(ftr)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.7163 seconds (0.1#10.140)