Perbaikan Drainase Mendesak untuk Antisipasi Banjir

Senin, 01 Desember 2014 - 12:22 WIB
Perbaikan Drainase Mendesak untuk Antisipasi Banjir
Perbaikan Drainase Mendesak untuk Antisipasi Banjir
A A A
MEDAN - Badan Metereologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) memprediksi intensitas hujan di Kota Medan selama Desember hingga awal Januari bakal lebih tinggi.

“Musim hujan sudah berlangsung sejak Agustus, namun intensitasnya akan meningkat pada akhir tahun.Desember ini merupakan puncak hujan dan akan terjadi hingga awal Januari 2015,” ujar Staf Pelayanan Jasa BMKG Sumut, Nora Valensia Sinaga, kemarin. Dengan kondisi ini, kata dia, daerah-daerah perkotaan sangat berpotensi dilanda banjir.

Banjir di perkotaan ini lebih disebabkan drainase tidak cukup menampung debit air. Daerah perkotaan yang berpotensi terjadi banjir, misalnya Medan, Binjai, Serdangbedagai, Tanjung Balai, Deliserdang, Tebing Tinggi, Kisaran, dan Asahan. “Musim hujan yang memasuki Desember ini juga akan disertai angin dan petir, tapi kecepatan anginnya tidak sebesar bulan lalu.

Desember ini kecepatan angin hanya mencapai lebih kurang 20 knot sehingga potensi bencana puting beliung masih kecil,” ujarnya. Karena itu, BMKG mengimbau masyarakat lebih mewaspadai potensi banjir yang akan terjadi. Selain membersihkan sungai dan parit dari sampah, pemerintah juga diharapkan memperbaiki drainase.

“Meskipun Desember ini merupakan puncak hujan tahun ini, tapi daerah wilayah Sumut masih akan dilanda panas hingga 33 derajat celcius. Kami juga mengimbau kepada nelayan agar tidak melaut jika ombak tinggi. Desember ini, tinggi gelombang bisa mencapai 1 meter hingga 2,5 meter,” ujarnya.

Dia menjelaskan, curah hujan di daerah pegunungan bakal tinggi pada malam hingga pagi hari. Sementar di daerah Pantai Barat, intensitas hujan akan turun pada sore hingga malam. Dengan curah hujan yang semakin meningkat tersebut, potensi banjir di daerah-daerah yang berada di wilayah lereng Pantai Barat masih tinggi. Terutama di daerah Tapanuli Selatan, Tapanuli Tengah, Tapanuli Utara, dan Mandailing Natal.

Begitu pun potensi terjadinya longsor akan cukup tinggi di daerah pegunungan hingga lereng karena hujan selama satu bulan lalu sudah cukup menjenuhkan tanah. Misalnya, di daerah Karo, Dairi, Humbahas, dan Langkat. “Tanah daya serapnya lebih kecil dari pada musim kemarau, akan berpotensi terjadi longsor,” katanya.

Pengamat lingkungan, Jaya Arjuna, berharap informasi prakiraan cuaca dari BMGK Wilayah I Sumut itu menjadi pedoman masyarakat dan p-emerintah setempat, terutama Pemko Medan. Sebab jika musim hujan apalagi hujannya seharian, maka sejumlah ruas jalan di Kota Medan akan digenangi air.

“Ini karena drainasenya tidak diperbaiki dengan benar. Makanya, begitu hujan seharian langsung banjir dan genangan air dimana-mana. Setiap tahun tidak ada perbaikan. Pemerintah mengakunya sudah memperbaiki, tapi kenyataannya kalau hujan turun tetap saja masih banjir,” katanya.

Eko Agustyo fb
(ftr)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.5663 seconds (0.1#10.140)