Beras Naik, Dinas Siapkan Operasi Pasar
A
A
A
KULONPROGO - Harga beras terus merangkak naik pascakenaikan harga bahan bakar minyak (BBM). Kenaikan setiap kilogramnya sudah mencapai Rp500.
Dinas Perindustrian Perdagangan dan Energi Sumber Daya Mineral (Disperindag dan ESDM) berencana menggelar operasi pasar. Kepala Disperidag dan ESDM Kulonprogo Niken Probo Laras mengatakan, kenaikan harga beras memang masih wajar.
Meski begitu, dinas akan menggelar operasi pasar, pascakenaikan BBM. Hal ini dirasa penting untuk menstabilkan harga. Apalagi menjelang natal dan tahun baru, cenderung akan mengalami kenaikan lagi. “Kami sedang usulkan, tetapi kapan pastinya menunggu dari provinsi,” ujarnya.
Dinas setiap harinya melakukan pantauan harga barang di sejumlah pasar tradisional yang ada di Kulonprogo. Pergerakan harga masih dalam ambang batas wajar. Namun dinas akan terus memantau agar tidak ada permainan harga di tingkat pedagang. Pantauan harga beras yang ada, sebelum kenaikan BBM harga sudah beranjak naik antara Rp200 sampai dengan Rp300 per kilogramnya.
Namun saat ini kenaikan sudah di atas Rp500. Seperti beras IR 64 dari Rp7.800 kini sudah di atas Rp8.000. “Komoditasnya memang beras, tetapi bisa saja nanti juga akan digelar pasar murah dengan beberapa produk lain,” katanya.
Selain beras, kenaikan harga juga terjadi untuk komoditas gula pasir, yang naik tipis menjadi Rp9.500. Sedangkan telur yang sempat turun, kini juga naik. Ditengarai kenaikan ini karena selesainya bulan Syaban, dan sudah banyak orang menggelar hajatan. “Hampir semuanya naik, jadi jualnya juga naik,” ujar Sumiyem, pedagang sembako.
Menurutnya, pedagang di Pasar Wates jarang yang berani mempermainkan harga. Mereka cenderung akan menjual barang dengan margin keuntungan yang wajar. Diakuninya, menjelang Natal dan Tahun Baru, harga cenderung akan naik. Hanya saja kenaikan ini tidak akan setinggi ketika akan menjelang Idul Fitri.
Kuntadi
Dinas Perindustrian Perdagangan dan Energi Sumber Daya Mineral (Disperindag dan ESDM) berencana menggelar operasi pasar. Kepala Disperidag dan ESDM Kulonprogo Niken Probo Laras mengatakan, kenaikan harga beras memang masih wajar.
Meski begitu, dinas akan menggelar operasi pasar, pascakenaikan BBM. Hal ini dirasa penting untuk menstabilkan harga. Apalagi menjelang natal dan tahun baru, cenderung akan mengalami kenaikan lagi. “Kami sedang usulkan, tetapi kapan pastinya menunggu dari provinsi,” ujarnya.
Dinas setiap harinya melakukan pantauan harga barang di sejumlah pasar tradisional yang ada di Kulonprogo. Pergerakan harga masih dalam ambang batas wajar. Namun dinas akan terus memantau agar tidak ada permainan harga di tingkat pedagang. Pantauan harga beras yang ada, sebelum kenaikan BBM harga sudah beranjak naik antara Rp200 sampai dengan Rp300 per kilogramnya.
Namun saat ini kenaikan sudah di atas Rp500. Seperti beras IR 64 dari Rp7.800 kini sudah di atas Rp8.000. “Komoditasnya memang beras, tetapi bisa saja nanti juga akan digelar pasar murah dengan beberapa produk lain,” katanya.
Selain beras, kenaikan harga juga terjadi untuk komoditas gula pasir, yang naik tipis menjadi Rp9.500. Sedangkan telur yang sempat turun, kini juga naik. Ditengarai kenaikan ini karena selesainya bulan Syaban, dan sudah banyak orang menggelar hajatan. “Hampir semuanya naik, jadi jualnya juga naik,” ujar Sumiyem, pedagang sembako.
Menurutnya, pedagang di Pasar Wates jarang yang berani mempermainkan harga. Mereka cenderung akan menjual barang dengan margin keuntungan yang wajar. Diakuninya, menjelang Natal dan Tahun Baru, harga cenderung akan naik. Hanya saja kenaikan ini tidak akan setinggi ketika akan menjelang Idul Fitri.
Kuntadi
(ftr)