Ilmu Empat Seniman Sunda Diturunkan
A
A
A
KUNINGAN - Empat seniman Sunda Kuningan masing-masing di bidang kepesindenan, rebab, tarompet dan goong renteng resmi menurunkan ilmunya kepada 58 pemuda pilihan untuk diteruskan dan dikembangkan demi kemajuan seni Sunda di masa yang akan datang, kemarin.
Pewarisan budaya Sunda tersebut dilaksanakan di panggung hiburan areal objek wisata Waduk Darma disaksikan langsung Wakil Bupati Kuningan Acep Purnama dan Kadisparbud Kuningan Tedi Suminar.
Adapun keempat tokoh seni Sunda tersebut adalah Mamah Eti Suhalawati menurunkan ilmu kepesindenannya kepada 15 sinden muda yang sebagian besar masih pelajar, dan kesenian memainkan rebab oleh Mang Dadang kepada empat muridnya. Sedangkan seni memainkan terompet diturunkan Mang Dadang Sudarsa kepada empat murid, serta seniman asal Desa Cigugur Mang Sahri menurunkan kesenian goong rentengkepada delapan muridnya sekaligus 14 nayaganya.
Kepala Dinas Pariwisata dan Kebudayaan (Disparbud) Kuningan Tedi Suminar selaku pupuhu panata calagradalam kegiatan tersebut mengungkapkan, pewarisan budaya Sunda tersebut dalam rangka mengembangkan kesenian tradisional Sunda yang keberadaannya mulai redup sehingga bisa kembali bangkit dan berkembang. Adapun mereka yang mendapat pewarisan budaya, adalah para generasi muda dari kalangan pelajar, mahasiswa dan pegiat seni hasil seleksi dan mempunyai minat yang kuat dalam berkesenian Sunda.
“Sebelumnya para pemuda tersebut menjalani masa pelatihan dan pengajaran dari para tokoh seni Sunda selama seminggu. Diharapkan dengan adanya regenerasi kesenian Sunda tersebut dapat membangkitkan kembali kesenian tradisional di zaman modern ini,” ujar Tedi.
Kemampuan para seniman muda tersebut kemarin ditampilkan di hadapan para tamu undangan dan pengunjung objek wisata Waduk Darma. Meski demikian, lanjut Tedi, penurunan ilmu kesenian Sunda tersebut tidak putus sampai di sini melainkan akan terus berlanjut hingga waktu yang tak bisa ditentukan.
“Mereka akan terus belajar kepada para seniman Kuningan tersebut hingga matang. Diharapkan para seniman muda ini yang akan meneruskan perjuangan para pupuhu seniman Kuningan yang kini sudah terbilang sepuh di masa yang akan datang,” kata Tedi.
Wakil Bupati Kuningan Acep Purnama mengaku sangat terharu dan bangga menyaksikan langsung prosesi pewarisan budaya Sunda kepada 58 pemuda Kuningan tersebut. Menurut dia, pewarisan budaya ini sedikit telah membuatnya bernafas lega, tatkala budaya tradisional Sunda terancam keberadaannya budaya asing yang semakin merajalela.
“Saya berpesan kepada para generasi muda penerima warisan budaya Sunda ini untuk terus semangat menekuni dan mengembangkan kesenian peninggalan leluhur kita. Jangan malu untuk terus berkesenian Sunda bahkan bila perlu untuk membawanya ke luar negeri sehingga derajat kita semakin terangkat,” tegas Acep.
Sementara itu, tokoh seniman goong renteng Mang Sahri mengungkapkan, keberadaan kesenian goong renteng di Kuningan hanya ada di tiga tempat yaitu di Desa Cikeleng (Kecamatan Cigandamekar), Desa Cibogo (Kecamatan Kadugede) dan yang berada di bawah bimbingannya yaitu di Desa Sukamulya (kecamatan Cigugur). Kesenian tersebut, kata Sahri, selama ini hanya dimainkan oleh para seniman yang sudah tua karena kurang diminati oleh pemuda.
“Kami sudah berusaha untuk menurunkan kesenian ini kepada generasi muda di dekat sanggar, namun sebagian besar mereka cepat bosan sehingga tidak berlanjut. Kami sangat mengapresiasi upaya disparbud yang telah mencari bibit muda yang serius dan mau belajar tentang keseniaan goong rentengini sehingga kami semakin optimistis kesenian ini akan lestari,” ungkap Mang Sahri.
Mohamad Taufik
Pewarisan budaya Sunda tersebut dilaksanakan di panggung hiburan areal objek wisata Waduk Darma disaksikan langsung Wakil Bupati Kuningan Acep Purnama dan Kadisparbud Kuningan Tedi Suminar.
Adapun keempat tokoh seni Sunda tersebut adalah Mamah Eti Suhalawati menurunkan ilmu kepesindenannya kepada 15 sinden muda yang sebagian besar masih pelajar, dan kesenian memainkan rebab oleh Mang Dadang kepada empat muridnya. Sedangkan seni memainkan terompet diturunkan Mang Dadang Sudarsa kepada empat murid, serta seniman asal Desa Cigugur Mang Sahri menurunkan kesenian goong rentengkepada delapan muridnya sekaligus 14 nayaganya.
Kepala Dinas Pariwisata dan Kebudayaan (Disparbud) Kuningan Tedi Suminar selaku pupuhu panata calagradalam kegiatan tersebut mengungkapkan, pewarisan budaya Sunda tersebut dalam rangka mengembangkan kesenian tradisional Sunda yang keberadaannya mulai redup sehingga bisa kembali bangkit dan berkembang. Adapun mereka yang mendapat pewarisan budaya, adalah para generasi muda dari kalangan pelajar, mahasiswa dan pegiat seni hasil seleksi dan mempunyai minat yang kuat dalam berkesenian Sunda.
“Sebelumnya para pemuda tersebut menjalani masa pelatihan dan pengajaran dari para tokoh seni Sunda selama seminggu. Diharapkan dengan adanya regenerasi kesenian Sunda tersebut dapat membangkitkan kembali kesenian tradisional di zaman modern ini,” ujar Tedi.
Kemampuan para seniman muda tersebut kemarin ditampilkan di hadapan para tamu undangan dan pengunjung objek wisata Waduk Darma. Meski demikian, lanjut Tedi, penurunan ilmu kesenian Sunda tersebut tidak putus sampai di sini melainkan akan terus berlanjut hingga waktu yang tak bisa ditentukan.
“Mereka akan terus belajar kepada para seniman Kuningan tersebut hingga matang. Diharapkan para seniman muda ini yang akan meneruskan perjuangan para pupuhu seniman Kuningan yang kini sudah terbilang sepuh di masa yang akan datang,” kata Tedi.
Wakil Bupati Kuningan Acep Purnama mengaku sangat terharu dan bangga menyaksikan langsung prosesi pewarisan budaya Sunda kepada 58 pemuda Kuningan tersebut. Menurut dia, pewarisan budaya ini sedikit telah membuatnya bernafas lega, tatkala budaya tradisional Sunda terancam keberadaannya budaya asing yang semakin merajalela.
“Saya berpesan kepada para generasi muda penerima warisan budaya Sunda ini untuk terus semangat menekuni dan mengembangkan kesenian peninggalan leluhur kita. Jangan malu untuk terus berkesenian Sunda bahkan bila perlu untuk membawanya ke luar negeri sehingga derajat kita semakin terangkat,” tegas Acep.
Sementara itu, tokoh seniman goong renteng Mang Sahri mengungkapkan, keberadaan kesenian goong renteng di Kuningan hanya ada di tiga tempat yaitu di Desa Cikeleng (Kecamatan Cigandamekar), Desa Cibogo (Kecamatan Kadugede) dan yang berada di bawah bimbingannya yaitu di Desa Sukamulya (kecamatan Cigugur). Kesenian tersebut, kata Sahri, selama ini hanya dimainkan oleh para seniman yang sudah tua karena kurang diminati oleh pemuda.
“Kami sudah berusaha untuk menurunkan kesenian ini kepada generasi muda di dekat sanggar, namun sebagian besar mereka cepat bosan sehingga tidak berlanjut. Kami sangat mengapresiasi upaya disparbud yang telah mencari bibit muda yang serius dan mau belajar tentang keseniaan goong rentengini sehingga kami semakin optimistis kesenian ini akan lestari,” ungkap Mang Sahri.
Mohamad Taufik
(ftr)