Mubes FRBT Tolak Tambang Pasir Besi

Senin, 01 Desember 2014 - 11:03 WIB
Mubes FRBT Tolak Tambang Pasir Besi
Mubes FRBT Tolak Tambang Pasir Besi
A A A
TASIKMALAYA - Musyawarah Besar Forum Relawan Bencana Tasikmalaya (Mubes FRBT) me nolak tegas pembukaan kembali tambang pasir besi di pesisir pantai selatan.

Sebab, kerusakan ala m dipastikan akan lebih besar setelah keru sa kan yang tersisa sejak penambangan pada 2007 silam. Ketua Pembina Iwan Saputra mengatakan, pasca penambangan di kawasan pantai selatan, ancaman abrasinya sangat tinggi dimana pasir besi itu yang meru pakan benteng alam untuk melindungi pulau.

“Kalau pasir besi diambil dan diganti gamping serta tanah maka bisa dilihat seperti apa kekuatannya, makanya relawan harus siap dalam rangka penyelamatan lingkungan juga harus masuk pada diri masing-masing relawan sehingga kelestarian alam bisa terjaga,” tegas Iwan.

Potensi ancaman bencana alam di Tasikmalaya ini merupakan yang paling tinggi kedua di Indonesia setelah Kabupaten Garut. Di Tasikmalaya ini ada gunung api aktif serta hampir 80% wilayahnya rawan pergerakan tanah, termasuk juga adanya potensi bencana tsunami di sepanjang 52 km pantai. Relawan bencana harus mampu menyadarkan masyarakat tentang adanya potensi bencana tersebut.

Sehingga keberadaan FRBT bisa dirasakan manfaatnya oleh masyarakat banyak. “Saya sangat mengapresiasi apa yang telah dilakukan FRBT selama ini yang tidak hanya hadir pada saat terjadi bencana, tetapi juga sudah melakukan pendidikan kebencanaan kepada pelajar dan juga masyarakat di daerah rawan bencana. Yang perlu ditekankan lagi sekarang ini sisi penyelamatan lingkungan. Semua relawan harus peka terhadap kondisi lingkungan yang ada,” kata Iwan yang juga menjabat Kepala Inspektorat Pemkab Tasikmalaya.

Kapan bencana alam datang, sama sekali tidak bisa di tebak. Kesiapsiagaan di kalangan masyarakat justru menjadi sangat penting agar risiko bencana seperti korban jiwa dan korban harta bisa dimi nimalisasi. Relawan bencana harus bisa memberikan pendidikan kebencanaan kepada masyarakat khususnya yang ber ada di daerah rawan bencana.

Jangan sampai ada aliran sungai yang kondisinya kritis dan memiliki potensi terja di nya abrasi malah dibiarkan dan tidak ditanami. Begitu juga kawasan-kawasan yang rusak akibat berbagai hal termasuk penambangan harus bisa ditanami kembali. Kasi Kesiapsiagaan Bencana di BPBD Kabupaten Tasikmalaya Sumarna Candra mengatakan, pada penanganan bencana ada tiga tahapan yang harus dipahami semua pihak, termasuk lapisan masyarakat.

Karena dari mulai prabencana, evakuasi, hingga rekontruksi, tahapannya harus dilaksanakan namun tentunya harus di pahami oleh semua pihak termasuk relawan yang hendak me lakukan evakuasi.

“Potensi bencana itu sendiri yang harus dipahami, bukan hanya relawan tetapi masyarakat. Dan sudah tugas semua pihak untuk memberikan pemahaman, sehingga korban bisa diminimalisasi. Termasuk juga bencana tsunami dengan adanya penambangan pasir besi tentu potensi ancaman bencananya sangat tinggi, jika melihat keadaan seperti itu kami pun menolak penam bangan dibuka kembali. Tetapi kewenangan itu berada di pemerintah tentunya,” ujar Candra.

Dalam mubes kali ini Yayan Andriansyah terpilih menjadi ketua umum baru untuk kepengurusan periode 2014- 2016 yang akan dating, menggantikan Gunawan Yudoharto.

Nanang Kuswara
(ftr)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 1.2042 seconds (0.1#10.140)