Waspadai Pencurian Ikan oleh Nelayan Asing
A
A
A
CIREBON - Direktorat Polisi Air dan Udara (Ditpolairud) Polda Jabar mewaspadai aksi pencurian ikan oleh nelayan ataupun kapal asing di wilayah perairan Jabar, termasuk perairan Cirebon.
Sayangnya, kuantitas per sonel maupun armada Polairud hingga kini masih kurang. Wakil Direktur Polairud Polda Jabar AKBP Urip Wibowo meng ungkapkan, saat ini kekuatan personel tak lebih dari 200 orang. “Fasilitasnya pun ma sih minim, seperti di Cirebon, Pangandaran, Palabuhanratu, dan perairan lain,” katanya usai tabur bunga HUT Ke-64 Polairud Polda Jabar di Pelabuhan Cirebon, kemarin.
Idealnya, satu perwira memegang kendali satu kapal sebagai komandan. Namun, kenyataannya hal itu tak bisa dilakukan mengingat jumlah perwira lebih sedikit dibandingkan bintara. Sehingga, lanjut dia, bintara pun terpaksa mengomandani kapal. Meski setidaknya hingga setahun terakhir ini belum ditemukan kasus pencurian ikan, khususnya di wilayah perairan Cirebon, kewaspadaan tetap jadi prioritas pihaknya.
Diwilayah perairan Cirebon, kasus yang lebih banyak terjadi adalah kecelakaan kapal. Dalam satu bulan terakhir, setidaknya terjadi tiga kali kecelakaan kapal di laut. Hanya, dia menjelaskan, faktor penyebab kecelakaan didominasi human error. Selain kecelakaan kapal, problem lain yang kerap terjadi di wilayah perairan Cirebon adalah tawuran antarnelayan. “Biasanya terjadi karena nelayan rebutan jaring,” tambahnya.
Sementara itu, prosesi tabur bunga yang dilakukan sebagai bentuk peringatan HUT Ke-64 Polairud bermakna mengenang para pendahulu yang gugur di lautan. Prosesi semacam itu, kata dia, dilaksanakan rutin setiap tahun pada momentum yang sama. Dia mengingatkan, tak sedikit pejuang yang gugur dilautan. Perjuangan di tengah laut memiliki andil sama besar dengan perjuangan yang dilakukan di darat maupun udara.
Prosesi tabur bunga dilakukan jajaran Dirpolairud Polda Jabar sejauh lima mil dari pantai Cirebon. Selain melibatkan, satu kapal pemburu kegiatan itu, juga dikawal helikopter jenis NBO keluaran 1984 yang diawaki Kapten Polisi Ali Hasbi.
Sementara itu, seorang nelayan asal Cirebon, Arif, 43, mengaku, keberadaan Polairud sejauh ini telah cukup membuat nyaman. “Kalau ada apa-apa, setidaknya kami merasa aman, mereka punya perlengkapan yang memungkinkan untuk mengamankan perairan,” pungkasnya.
Erika Lia
Sayangnya, kuantitas per sonel maupun armada Polairud hingga kini masih kurang. Wakil Direktur Polairud Polda Jabar AKBP Urip Wibowo meng ungkapkan, saat ini kekuatan personel tak lebih dari 200 orang. “Fasilitasnya pun ma sih minim, seperti di Cirebon, Pangandaran, Palabuhanratu, dan perairan lain,” katanya usai tabur bunga HUT Ke-64 Polairud Polda Jabar di Pelabuhan Cirebon, kemarin.
Idealnya, satu perwira memegang kendali satu kapal sebagai komandan. Namun, kenyataannya hal itu tak bisa dilakukan mengingat jumlah perwira lebih sedikit dibandingkan bintara. Sehingga, lanjut dia, bintara pun terpaksa mengomandani kapal. Meski setidaknya hingga setahun terakhir ini belum ditemukan kasus pencurian ikan, khususnya di wilayah perairan Cirebon, kewaspadaan tetap jadi prioritas pihaknya.
Diwilayah perairan Cirebon, kasus yang lebih banyak terjadi adalah kecelakaan kapal. Dalam satu bulan terakhir, setidaknya terjadi tiga kali kecelakaan kapal di laut. Hanya, dia menjelaskan, faktor penyebab kecelakaan didominasi human error. Selain kecelakaan kapal, problem lain yang kerap terjadi di wilayah perairan Cirebon adalah tawuran antarnelayan. “Biasanya terjadi karena nelayan rebutan jaring,” tambahnya.
Sementara itu, prosesi tabur bunga yang dilakukan sebagai bentuk peringatan HUT Ke-64 Polairud bermakna mengenang para pendahulu yang gugur di lautan. Prosesi semacam itu, kata dia, dilaksanakan rutin setiap tahun pada momentum yang sama. Dia mengingatkan, tak sedikit pejuang yang gugur dilautan. Perjuangan di tengah laut memiliki andil sama besar dengan perjuangan yang dilakukan di darat maupun udara.
Prosesi tabur bunga dilakukan jajaran Dirpolairud Polda Jabar sejauh lima mil dari pantai Cirebon. Selain melibatkan, satu kapal pemburu kegiatan itu, juga dikawal helikopter jenis NBO keluaran 1984 yang diawaki Kapten Polisi Ali Hasbi.
Sementara itu, seorang nelayan asal Cirebon, Arif, 43, mengaku, keberadaan Polairud sejauh ini telah cukup membuat nyaman. “Kalau ada apa-apa, setidaknya kami merasa aman, mereka punya perlengkapan yang memungkinkan untuk mengamankan perairan,” pungkasnya.
Erika Lia
(ftr)