Kapolri Bantah Korban Tewas di Makassar Terlindas Water Canon
A
A
A
JAKARTA - Kapolri Jenderal Pol Sutarman membantah korban tewas akibat terlindas mobil water canon saat pembubaran unjuk rasa menolak kenaikan harga BBM di Universitas Muslim Indonesia (UMI). Makassar, Kamis malam 27 November 2014.
Sutarman mengatakan, meninggalnya peserta demonstrasi di depan Kantor Gubernur Sulawesi Selatan (Sulsel) itu akibat terkena lemparan batu.
"Petugas masih 200 meter. Itu ketimpuk batu luka di kepala. Setelah itu terinjak-injak," kata Sutarman di Mabes Polri, Jalan Trunojoyo, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, Jumat (28/11/2014).
Sementara itu, ditemui terpisah, Kepala Biro Penerangan Umum (Karo Penum) Divisi Humas Polri Brigjen Boy Rafli Amar menjelaskan, korban tewas dikarenakan terinjak ketika Polri membubarkan unjuk rasa tersebut.
"Korban tewas terinjak saat massa unjuk rasa dibubarkan dengan mobil penyemprot air. Pola luka berbeda bila tertabrak oleh water canon, bisa dibuktikan autopsi," kata Boy.
Beredarnya kabar mengenai terlindasnya korban warga Pampang Makassar yang diketahui beridentitas Ari atau Muhammad Arief (18), disebutkan Boy karena situasi malam hari. "Peristiwanya kan malam hari jadi gelap hingga beredar informasi itu," kata dia.
Disinggung mengenai kerapnya terjadi bentrokan fisik saat menangani unjuk rasa di Makassar, Boy menekankan Polri telah memperkuat pengamanan.
Berbagai upaya, lanjut dia, telah dilakukan Polri untuk menghindari unjuk rasa berakhir bentrokan. Salah satunya dengan mengumpulkan para rektor perguruan tinggi di Makassar.
Sutarman mengatakan, meninggalnya peserta demonstrasi di depan Kantor Gubernur Sulawesi Selatan (Sulsel) itu akibat terkena lemparan batu.
"Petugas masih 200 meter. Itu ketimpuk batu luka di kepala. Setelah itu terinjak-injak," kata Sutarman di Mabes Polri, Jalan Trunojoyo, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, Jumat (28/11/2014).
Sementara itu, ditemui terpisah, Kepala Biro Penerangan Umum (Karo Penum) Divisi Humas Polri Brigjen Boy Rafli Amar menjelaskan, korban tewas dikarenakan terinjak ketika Polri membubarkan unjuk rasa tersebut.
"Korban tewas terinjak saat massa unjuk rasa dibubarkan dengan mobil penyemprot air. Pola luka berbeda bila tertabrak oleh water canon, bisa dibuktikan autopsi," kata Boy.
Beredarnya kabar mengenai terlindasnya korban warga Pampang Makassar yang diketahui beridentitas Ari atau Muhammad Arief (18), disebutkan Boy karena situasi malam hari. "Peristiwanya kan malam hari jadi gelap hingga beredar informasi itu," kata dia.
Disinggung mengenai kerapnya terjadi bentrokan fisik saat menangani unjuk rasa di Makassar, Boy menekankan Polri telah memperkuat pengamanan.
Berbagai upaya, lanjut dia, telah dilakukan Polri untuk menghindari unjuk rasa berakhir bentrokan. Salah satunya dengan mengumpulkan para rektor perguruan tinggi di Makassar.
(sms)