Tak Minder Terjun ke Politik
A
A
A
LAHIR bukan dari keluarga politisi tidak membuat Nabila minder. Dia tetap nekat terjun ke dunia politik. Bahkan, gadis yang memiliki wajah cantik ini ingin membuktikan bahwa dia bisa sukses di bidang tersebut.
Menurut Nabila, perempuan memiliki kesempatan yang sama dengan kaum adam dalam dunia politik. Karena itu, dia tidak ingin sekadar menjadi politikus biasa, tapi harus bisa mencapai karier tertinggi di perpolitikan. Sebagai langkah awal, Nabila sudah membuktikannya dengan sukses menjadi calon anggota legislatif (caleg) terpilih dalam pemilu legislatif beberapa waktu lalu. Dia kini menjadi anggota DPRD Kota Semarang periode 2014- 2019.
Duduk sebagai anggota Komisi B yang membidangi persoalan perekonomian. Nabila memilih terjun ke politik dengan bergabung bersama Partai Golkar. Dia pun menceritakan awal keputusannya bergabung dengan partai berlambang pohon beringin ini. Dara kelahiran Kota Semarang 10 Mei 1990 ini mulanya menjadi anggota dari organisasi sayap Partai Golkar, yakni Angkatan Muda Partai Golkar (AMPG) Kota Semarang.
“Saat ini saya sudah tiga tahun lebih bergabung AMPG. Memang awalnya terasa aneh saat berorganisasi, tapi lama-lama seiring waktu saya menikmatinya berorganisasi politik. Saya semakin suka berpolitik dan isu-isu yang ada di dalamnya,” ungkapnya kemarin.
Ayah Nabila merupakan seorang dokter. Dari situlah dia mendapatkan modal dasar bagaimana berpolitik yang baik. Sebagai seorang dokter, ayahnya banyak mengajarkan bagaimana harus berbagi dengan sesama. Kemudian dengan caranya sendiri, dia memantapkan diri terjun ke politik.
Saat memutuskan maju dalam pemilu legislatif, Nabila mendapat dukungan sangat besar dari teman-teman di partainya. Hal itu membuatnya semakin yakin bahwa dia bisa sukses berkarier di politik. Saat kampanye semua hal terkait pencalegan, strategi, penentuan daerah pemilihan, hingga keuangan dibantu temantemannya.
Sehingga sebagai seorang pemula, Nabila merasa ringan “bertarung” memperebutkan kursi di DPRD. “Pergerakan saya saat pemilihan legislatif, benar-benar dilakukan bersama-sama dengan tim atau mesin partai, hingga saya bisa berhasil (meraih kursi),” ungkapnya. Meski belum sebagai organisatoris tulen, sepak terjangnya semakin diperhitungkan oleh teman-temannya. Mereka menilai sepak terjang Nabila tidak kalah dengan senior-seniornya di partai.
Dia kini semakin paham arti pentingnya memanfaatkan dan membina mesin partai. “Di Dewan, saya ingin lebih mengangkat peranan perempuan agar tidak selalu merasa di bawah kaum laki-laki,” tandas Nabila.
M Abduh
Menurut Nabila, perempuan memiliki kesempatan yang sama dengan kaum adam dalam dunia politik. Karena itu, dia tidak ingin sekadar menjadi politikus biasa, tapi harus bisa mencapai karier tertinggi di perpolitikan. Sebagai langkah awal, Nabila sudah membuktikannya dengan sukses menjadi calon anggota legislatif (caleg) terpilih dalam pemilu legislatif beberapa waktu lalu. Dia kini menjadi anggota DPRD Kota Semarang periode 2014- 2019.
Duduk sebagai anggota Komisi B yang membidangi persoalan perekonomian. Nabila memilih terjun ke politik dengan bergabung bersama Partai Golkar. Dia pun menceritakan awal keputusannya bergabung dengan partai berlambang pohon beringin ini. Dara kelahiran Kota Semarang 10 Mei 1990 ini mulanya menjadi anggota dari organisasi sayap Partai Golkar, yakni Angkatan Muda Partai Golkar (AMPG) Kota Semarang.
“Saat ini saya sudah tiga tahun lebih bergabung AMPG. Memang awalnya terasa aneh saat berorganisasi, tapi lama-lama seiring waktu saya menikmatinya berorganisasi politik. Saya semakin suka berpolitik dan isu-isu yang ada di dalamnya,” ungkapnya kemarin.
Ayah Nabila merupakan seorang dokter. Dari situlah dia mendapatkan modal dasar bagaimana berpolitik yang baik. Sebagai seorang dokter, ayahnya banyak mengajarkan bagaimana harus berbagi dengan sesama. Kemudian dengan caranya sendiri, dia memantapkan diri terjun ke politik.
Saat memutuskan maju dalam pemilu legislatif, Nabila mendapat dukungan sangat besar dari teman-teman di partainya. Hal itu membuatnya semakin yakin bahwa dia bisa sukses berkarier di politik. Saat kampanye semua hal terkait pencalegan, strategi, penentuan daerah pemilihan, hingga keuangan dibantu temantemannya.
Sehingga sebagai seorang pemula, Nabila merasa ringan “bertarung” memperebutkan kursi di DPRD. “Pergerakan saya saat pemilihan legislatif, benar-benar dilakukan bersama-sama dengan tim atau mesin partai, hingga saya bisa berhasil (meraih kursi),” ungkapnya. Meski belum sebagai organisatoris tulen, sepak terjangnya semakin diperhitungkan oleh teman-temannya. Mereka menilai sepak terjang Nabila tidak kalah dengan senior-seniornya di partai.
Dia kini semakin paham arti pentingnya memanfaatkan dan membina mesin partai. “Di Dewan, saya ingin lebih mengangkat peranan perempuan agar tidak selalu merasa di bawah kaum laki-laki,” tandas Nabila.
M Abduh
(ftr)