Tak Terima Rekannya Tewas, Warga Papua Ngamuk di RS Faisal

Rabu, 26 November 2014 - 03:16 WIB
Tak Terima Rekannya...
Tak Terima Rekannya Tewas, Warga Papua Ngamuk di RS Faisal
A A A
MAKASSAR - Puluhan warga Papua mengamuk di halaman Rumah Sakit Faisal, Kecamatan Rappocini, Makassar, lantaran rekannya Charles Sihumbi, tewas pasca perawatan selama dua hari sejak Minggu 23 November 2014.

Diketahui, korban Charles Sihumbi adalah korban penikaman dengan luka tikaman di bagian perut, saat bentrokan oleh kelompok tak dikenal.

Aksi sejumlah pria berambut gimbal dengan adat istiadat ciri khasnya itu, membuat para pengunjung dan pegawai panik lari ketakutan. Hingga saat ini belum diketahui korban atau kerusakan fasilitas rumah sakit.

Informasi yang diperoleh, aksi ini reda setelah aparat Polsekta Rappocini dan Resmob Polrestabes Makassar tiba di lokasi dengan membawa senjata lengkap. Pihak kepolisian melakukan negosiasi dengan para warga Papua yang sebagian kuliah di Kota Makassar.

Hingga pukul 23.40 waktu setempat, warga Papua masih duduk melantai berkelompok dan menangis mengenang korban tewas Charles Sihumbi di depan gedung Perawatan RS Faisal. Salah satu dari mereka kemudian membacakan doa.

Hingga salah seorang warga Papua ini meminta kematian rekannya itu diusut oleh pihak kepolisian yang diduga tidak serius menangani peristiwa bentrokan kelompok tak dikenal.

"Kami meminta Gubernur Sulsel, H Syahrul Yasin Limpo menemui kami berdialog. Keberadaan kami selalu diteror dan didiskriminasikan," kata seorang warga Papua, di Makassar, Selasa 25 November 2014.

Diberitakan sebelumnya, asrama mahasiswa Papua yang terletak di Jalan Mappala, Kecamatan Rappocini, diserang sejumlah orang tak dikenal, Minggu dini hari. Akibatnya, satu penghuni bernama Carles Sihumbi terkena tikaman di bagian perut dan langsung dilarikan ke Rumah Sakit Faisal untuk mendapat perawatan medis.

Informasi yang diperoleh, penyerangan sejumlah kelompok tak dikenal ini mengakibatkan kaca jendela bagian depan asrama yang dihuni belasan mahasiswa asal Papua pecah berantakan.

Kejadian itu dipicu dua pengendara sepeda motor melintas di depan asrama Papua dan langsung dicegat dan dipukuli oleh mahasiswa Papua tersebut yang dalam keadaan mabuk, lantaran menduga jika kedua pengendara itu adalah pelaku pencurian yang selama ini mereka cari.

Tak terima dipukuli dan motornya disandera, dua pemuda tersebut kemudian memanggil rekannya dan melakukan penyerangan balasan dengan menggunakan badik dan batu. Kedua kubu terlibat bentrok hingga aparat Kepolisian Sektor (Polsek) Rappocini tiba di lokasi kejadian.

Menurut penghuni asrama Papua, Mona Kosari bahwa sudah banyak barang berharga milik penghuni asrama Papua yang dicuri oleh pelaku. Dari beberapa korban sudah tiga laptop, handphone, bahkan motor kehilangan.

"Kami sudah sering melapor ke bapak polisi, tapi tidak respons sama sekali dan terpaksa kami bergerak sendiri," kata pria berambut Gimbal yang kuliah di Universitas 45 Makassar.
(maf)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.7481 seconds (0.1#10.140)