Akhir Desember, Taman Lansia Dibuka
A
A
A
BANDUNG - Pemerintah Kota Bandung optimistis pembangunan kolam retensi di Taman Lansia selesai pada pekan ketiga Desember 2014.
Selain untuk mempercantik taman, kolam tersebut juga berfungsi tempat penampungan air sementara. Kepala Bidang Pembangunan dan Pemeliharaan Dinas Bina Marga dan Pengairan Sihar Pandapotan menuturkan, bangunan utama berupa bendungan dan kolam sudah hampir tuntas. Saat ini proyek sudah memasuki tahap penyelesaian akhir (fi nis hing).
“Tinggal proses finis hing saja, seperti pemasangan keramik granit. Sedangkan bangunan utama seperti bendungan dan kolam sudah beres,” ujar Sihar saat melakukan peninjauan kelokasi proyek di Taman Lansia, Jalan Cilaki, kemarin. Sihar mengatakan proyek pembangunan sempat terkendala cuaca. Aliran air akibat hujan deras yang turun di kawasan utara, bahkan sempat mengakibatkan tiang pintu air roboh.
Hal itu terjadi karena tersumbatnya aliran air tepat di bagian bawah bendungan. “Jadi ada sampah yang menyumbat dan ketika itu tiang bendungan belum kering, karena aliran airnya cukup deras sehingga tiangnya jebol,” katanya. Begitu mendapatkan laporan, pihaknya langsung menginstruksikan kepada kontraktor untuk membuat konstruksi baru dan merobohkan tiang yang berada di sebelahnya. “Karena kami tidak mau main-main dengan konstruksi, dua-duanya kami robohkan dan saya suruh untuk membuat konstruksi baru,” ucap Sihar.
Dia optimistis, pembangunan dua kolam retensi akan selesai sesuai target yaitu pada Desember tahun ini. “Pokonya minggu ketiga Desember sudah selesai. Sebenarnya minggu kedua juga sudah selesai. Kelak tempat ini bisa bisa digunakan saat tahun baru sesuai keinginan Pak Wali,” tandasnya.
Sementara itu, perwakilan kontraktor Maryanto mengatakan, proses pembangunan sudah memasuki tahap pemasangan keramik granit. Untuk tiang yang roboh, saat ini tengah dilakukan pembangunan ulang. “Jadi sekarang lagi pemasangan granit untuk jogging track. Ini sudah hampir selesai di pasang. Dan juga pembangunan konstruksi tiangnya. Kalau kemarin tidak ada kejadian ini (tiang roboh), progres pembangunan sudah 85-90% ,” katanya.
Untuk mengantisipasi kejadian serupa, pihaknya akan memasang kisdam. Sehingga aliran air akan dialihkan sementara, saat pengerjaan berlangsung. “Pengerjaannya separuh-separuh. Sehingga saat tiang satu sudah kering, baru digarap tiang yang sebelahnya,” tandasnya.
Berdasarkan pantauan, wujud dua kolam retensi, baik yang berada di sisi sebelah utara dan selatan sudah mulai tampak. Sejumlah pekerja tampak sedang memasang keramik di bagian dinding kolam dan area jogging track. Sementara sisa-sisa bangunan tiang bendungan yang roboh yang lokasinya berada di sisi sebelah utara (tepat ditengah tegah taman) masih terlihat. Serpihan bebatuan dari tiang yang hancur tampak tercecer di aliran sungai.
Sejumlah pekerja tampak sedang membangun konstruksi tiang. Sementara itu, Sekretaris Dinas Bina Marga dan Pengairan Kota Bandung Didi Ruswan di menuturkan, kolam retensi ini dibangun untuk untuk mengatasi banjir yang kerap terjadi. Kolam ini nantinya akan berfungsi sebagai kolam penampungan air sementara. Sehingga saat musim hujan datang, air hujan bisa ditampung di kolam itu. Setelah itu baru dialirkan ke sungai di sekitarnya.
“Nantinya dua kolam retensi ini akan memiliki luas kira-kira sebesar 2.000 meter persegi dengan kedalaman dua meter,” katanya. Didi menjelaskan, biaya untuk pembangunan dua kolam retensi ini sekitar Rp2 miliar yang bersumber dari APBD. Didi berharap setelah pembangunan kolam retensi di Taman Lansia selesai, pembangunan kolam retensi di zona dua dan zona tiga yang lokasinya masih berada di kawasan Taman Jalan Cilaki ini dapat segera dikerjakan.
Diharapkan pembangunan dapat terealisasi 2015. “Semoga 2015 bisa tereksekusi semua. Jika tujuh kolam retensi ini sudah jadi, nantinya dapat mereduksi batnjir sebesar 40 %,” tandasnya.
Dian Rosadi
Selain untuk mempercantik taman, kolam tersebut juga berfungsi tempat penampungan air sementara. Kepala Bidang Pembangunan dan Pemeliharaan Dinas Bina Marga dan Pengairan Sihar Pandapotan menuturkan, bangunan utama berupa bendungan dan kolam sudah hampir tuntas. Saat ini proyek sudah memasuki tahap penyelesaian akhir (fi nis hing).
“Tinggal proses finis hing saja, seperti pemasangan keramik granit. Sedangkan bangunan utama seperti bendungan dan kolam sudah beres,” ujar Sihar saat melakukan peninjauan kelokasi proyek di Taman Lansia, Jalan Cilaki, kemarin. Sihar mengatakan proyek pembangunan sempat terkendala cuaca. Aliran air akibat hujan deras yang turun di kawasan utara, bahkan sempat mengakibatkan tiang pintu air roboh.
Hal itu terjadi karena tersumbatnya aliran air tepat di bagian bawah bendungan. “Jadi ada sampah yang menyumbat dan ketika itu tiang bendungan belum kering, karena aliran airnya cukup deras sehingga tiangnya jebol,” katanya. Begitu mendapatkan laporan, pihaknya langsung menginstruksikan kepada kontraktor untuk membuat konstruksi baru dan merobohkan tiang yang berada di sebelahnya. “Karena kami tidak mau main-main dengan konstruksi, dua-duanya kami robohkan dan saya suruh untuk membuat konstruksi baru,” ucap Sihar.
Dia optimistis, pembangunan dua kolam retensi akan selesai sesuai target yaitu pada Desember tahun ini. “Pokonya minggu ketiga Desember sudah selesai. Sebenarnya minggu kedua juga sudah selesai. Kelak tempat ini bisa bisa digunakan saat tahun baru sesuai keinginan Pak Wali,” tandasnya.
Sementara itu, perwakilan kontraktor Maryanto mengatakan, proses pembangunan sudah memasuki tahap pemasangan keramik granit. Untuk tiang yang roboh, saat ini tengah dilakukan pembangunan ulang. “Jadi sekarang lagi pemasangan granit untuk jogging track. Ini sudah hampir selesai di pasang. Dan juga pembangunan konstruksi tiangnya. Kalau kemarin tidak ada kejadian ini (tiang roboh), progres pembangunan sudah 85-90% ,” katanya.
Untuk mengantisipasi kejadian serupa, pihaknya akan memasang kisdam. Sehingga aliran air akan dialihkan sementara, saat pengerjaan berlangsung. “Pengerjaannya separuh-separuh. Sehingga saat tiang satu sudah kering, baru digarap tiang yang sebelahnya,” tandasnya.
Berdasarkan pantauan, wujud dua kolam retensi, baik yang berada di sisi sebelah utara dan selatan sudah mulai tampak. Sejumlah pekerja tampak sedang memasang keramik di bagian dinding kolam dan area jogging track. Sementara sisa-sisa bangunan tiang bendungan yang roboh yang lokasinya berada di sisi sebelah utara (tepat ditengah tegah taman) masih terlihat. Serpihan bebatuan dari tiang yang hancur tampak tercecer di aliran sungai.
Sejumlah pekerja tampak sedang membangun konstruksi tiang. Sementara itu, Sekretaris Dinas Bina Marga dan Pengairan Kota Bandung Didi Ruswan di menuturkan, kolam retensi ini dibangun untuk untuk mengatasi banjir yang kerap terjadi. Kolam ini nantinya akan berfungsi sebagai kolam penampungan air sementara. Sehingga saat musim hujan datang, air hujan bisa ditampung di kolam itu. Setelah itu baru dialirkan ke sungai di sekitarnya.
“Nantinya dua kolam retensi ini akan memiliki luas kira-kira sebesar 2.000 meter persegi dengan kedalaman dua meter,” katanya. Didi menjelaskan, biaya untuk pembangunan dua kolam retensi ini sekitar Rp2 miliar yang bersumber dari APBD. Didi berharap setelah pembangunan kolam retensi di Taman Lansia selesai, pembangunan kolam retensi di zona dua dan zona tiga yang lokasinya masih berada di kawasan Taman Jalan Cilaki ini dapat segera dikerjakan.
Diharapkan pembangunan dapat terealisasi 2015. “Semoga 2015 bisa tereksekusi semua. Jika tujuh kolam retensi ini sudah jadi, nantinya dapat mereduksi batnjir sebesar 40 %,” tandasnya.
Dian Rosadi
(ftr)