Basarnas Janji Standby 24 Jam
A
A
A
PALEMBANG - Mengantisipasi bencana alam yang dapat terjadi sewaktu-waktu di Sumsel pada musim penghujan kali ini, Deputi Bidang Potensi Basarnas, Marsekal Muda TNI Sunarbowo Sandi menjanjikan pihaknya akan standby selama 24 jam.
Bahkan untuk memudahkan masyarakat melaporkan setiap bencana, saat ini pihaknya juga sudah menyediakan posko pengaduan secara online. “Kalau daerah susah dihubungi, silakan telpon kami di pusat. Langsung kami sampaikan kepada Basarnas daerah untuk langsung datangi lokasi. Tak ada alasan anggota SAR tak berangkat jika dimintai bantuan, kapan saja dibutuhkan mereka harus berangkat,“ tegasnya saat membuka Forum Koordinasi SAR daerah dan pelatihan SAR bagi masyarakat pesisir Sungai Musi, di Hotel Swarna Dwipa Palembang, kemarin.
Apalagi di Sumsel lanjut dia, potensi bencana alam yang dapat terjadi diakuinya cukup tinggi sehingga perlu diantisipasi dengan upaya preventif seperti membangun posko bencana. “Basarnas dengan sarana prasarana yang ada serta dengan personil yang terbatas akan membentuk posko di lokasi rawan bencana banjir dan longsor. Selain itu, mengoptimalkan peran masyarakat dan potensi SAR pada penyelenggaraan operasi SAR di Sumsel,”ujarnya.
Tak hanya menunggu laporan, dia juga berkomitmen akan memantau langsung ke lokasi di manapun kawasan banjir terjadi dan merugikan masyarakat. Untuk itu dia ingin masyarakat dapat berkoordinasi terutama dalam mem berikan data dan informasi serta mau bekerja sama jika diminta mengungsi.
“Sebab kebanyakan, dalam suasana banjir mereka mempertahankan rumahnya padahal daerah tersebut cukup rawan seperti bahaya air bah dan lainnya,”katanya. Sementara ini, lanjut dia untuk mengantisipasi banjir pihaknya baru sebatas membantu perahu karet, karena disesuaikan dengan pembagian sesuai anggaran yang sudah dialokasikan. “Namun setiap tahun terus kita lengkapi baik. Kita juga akan kirim dalam waktu dekat sea rider 12 meter dengan kemampuan handal untuk operasi di sungai-sungai dengan arus deras,” ujarnya.
Soalitu untuk menanggulangi risiko bahaya bencana, pihaknya juga gencar mensosialisasikan tentang SAR, bahkan pihaknya bekerja sama dengan sekolah menyelenggarakan SAR Goes to School dan SAR Go to Campus. Sehingga dengan kesadaran dan pemahaman akan SAR tersebut, maka seluruh lapisan masyarakat juga ikut menanggulangi dan mencegah potensi bahaya bencana alam dimulai dari diri sendiri.
Sementara itu, Kepala Basarnas Palembang Jumaril menambahkan, pihaknya berupaya mempererat koordinasi dengan instansi dan organisasi berpotensi SAR lainnya sehingga tak hanya SAR, semua pihak dapat memberi informasi segera jika terjadi bencana atau musibah di daerah.
“Kita juga lakukan sosialisasi dan pelatihan seperti saat ini, khusus kepada masyarakat di pesisir Sungai Musi. Sehingga masyarakat ini, paling tidak mampu menyelamatkan diri sendiri, keluarganya atau masyarakat lain di sekitarnya yang butuh bantuan saat terjadi bencana atau musibah,”ungkapnya.
Pelatihan tersebut diberikan kepada 30 orang perwakilan masyarakat dari Kecamatan Seberang Ulu II dan Plaju, khusus yang tinggal di pesisir Sungai Musi. “Ini tahap pertama dan tahun depan kita akan berikan secara berkelanjutan untuk masyarakat/ kecamatan lain sehingga ditarget semua kecamatan di pesisir Musi dilatih, termasuk organisasi-organisasi pemuda,”tukasnya.
Jumaril mengatakan, kawasan rawan di Palembang diantaranya di pesisir atau bantaran Sungai Musi. Musibah pelayaran bisa saja kapan saja terjadi. Apalagi jelas dia, kawasan yang padat transportasi. Bahkan hingga ke ambang luar pun masih tergolong padat.
Retno Palupi
Bahkan untuk memudahkan masyarakat melaporkan setiap bencana, saat ini pihaknya juga sudah menyediakan posko pengaduan secara online. “Kalau daerah susah dihubungi, silakan telpon kami di pusat. Langsung kami sampaikan kepada Basarnas daerah untuk langsung datangi lokasi. Tak ada alasan anggota SAR tak berangkat jika dimintai bantuan, kapan saja dibutuhkan mereka harus berangkat,“ tegasnya saat membuka Forum Koordinasi SAR daerah dan pelatihan SAR bagi masyarakat pesisir Sungai Musi, di Hotel Swarna Dwipa Palembang, kemarin.
Apalagi di Sumsel lanjut dia, potensi bencana alam yang dapat terjadi diakuinya cukup tinggi sehingga perlu diantisipasi dengan upaya preventif seperti membangun posko bencana. “Basarnas dengan sarana prasarana yang ada serta dengan personil yang terbatas akan membentuk posko di lokasi rawan bencana banjir dan longsor. Selain itu, mengoptimalkan peran masyarakat dan potensi SAR pada penyelenggaraan operasi SAR di Sumsel,”ujarnya.
Tak hanya menunggu laporan, dia juga berkomitmen akan memantau langsung ke lokasi di manapun kawasan banjir terjadi dan merugikan masyarakat. Untuk itu dia ingin masyarakat dapat berkoordinasi terutama dalam mem berikan data dan informasi serta mau bekerja sama jika diminta mengungsi.
“Sebab kebanyakan, dalam suasana banjir mereka mempertahankan rumahnya padahal daerah tersebut cukup rawan seperti bahaya air bah dan lainnya,”katanya. Sementara ini, lanjut dia untuk mengantisipasi banjir pihaknya baru sebatas membantu perahu karet, karena disesuaikan dengan pembagian sesuai anggaran yang sudah dialokasikan. “Namun setiap tahun terus kita lengkapi baik. Kita juga akan kirim dalam waktu dekat sea rider 12 meter dengan kemampuan handal untuk operasi di sungai-sungai dengan arus deras,” ujarnya.
Soalitu untuk menanggulangi risiko bahaya bencana, pihaknya juga gencar mensosialisasikan tentang SAR, bahkan pihaknya bekerja sama dengan sekolah menyelenggarakan SAR Goes to School dan SAR Go to Campus. Sehingga dengan kesadaran dan pemahaman akan SAR tersebut, maka seluruh lapisan masyarakat juga ikut menanggulangi dan mencegah potensi bahaya bencana alam dimulai dari diri sendiri.
Sementara itu, Kepala Basarnas Palembang Jumaril menambahkan, pihaknya berupaya mempererat koordinasi dengan instansi dan organisasi berpotensi SAR lainnya sehingga tak hanya SAR, semua pihak dapat memberi informasi segera jika terjadi bencana atau musibah di daerah.
“Kita juga lakukan sosialisasi dan pelatihan seperti saat ini, khusus kepada masyarakat di pesisir Sungai Musi. Sehingga masyarakat ini, paling tidak mampu menyelamatkan diri sendiri, keluarganya atau masyarakat lain di sekitarnya yang butuh bantuan saat terjadi bencana atau musibah,”ungkapnya.
Pelatihan tersebut diberikan kepada 30 orang perwakilan masyarakat dari Kecamatan Seberang Ulu II dan Plaju, khusus yang tinggal di pesisir Sungai Musi. “Ini tahap pertama dan tahun depan kita akan berikan secara berkelanjutan untuk masyarakat/ kecamatan lain sehingga ditarget semua kecamatan di pesisir Musi dilatih, termasuk organisasi-organisasi pemuda,”tukasnya.
Jumaril mengatakan, kawasan rawan di Palembang diantaranya di pesisir atau bantaran Sungai Musi. Musibah pelayaran bisa saja kapan saja terjadi. Apalagi jelas dia, kawasan yang padat transportasi. Bahkan hingga ke ambang luar pun masih tergolong padat.
Retno Palupi
(ftr)