Nilai IELTS Kurang, Raeni Belum Bisa Kuliah di Inggris

Senin, 24 November 2014 - 15:01 WIB
Nilai IELTS Kurang,...
Nilai IELTS Kurang, Raeni Belum Bisa Kuliah di Inggris
A A A
SEMARANG - Raeni, alumni Fakultas Ekonomi (FE) Universitas Negeri Semarang (Unnes) yang menjadi lulusan terbaik pada wisuda Unnes periode II 2014, belum dapat berangkat kuliah di Inggris.

Alumni penerima beasiswa Bidikmisi di Unnes dengan IPK 3,96 tersebut masih terkendala kemampuan bahasa Inggris. Nilai tes International English Language Testing System (IELTS) yang dilaluinya belum memenuhi persyaratan.

“Kalau diterima, sebenarnya sudah diterima (di universitas tujuan), namun masih bersyarat. Sebab, terakhir mengikuti IELTS, skornya 5,5. Padahal, minimalnya untuk studi di Inggris harus 6,5 skornya untuk IELTS. Unnes akan memfasilitasi agar dia dapat intensive course Bahasa Inggris dan ikut tes lagi, sehingga skornya nanti bertambah. Semua biaya untuk course dan tes IELTS Unnes yang tanggung,” kata Rektor Unnes, Prof Fatkhur Rokhman, usai membuka seminar nasional tentang lingkungan yang diselenggarakan Unnes, kemarin.

Fathur menyebutkan, Raeni banyak menginspirasi para mahasiswa di Unnes. Meski berasal dari golongan ekonomi tidak mampu, karena ayahnya yang bernama Mugiyono hanya bekerja sebagai tukang bcak, sementara ibunya yang bernama Sujamah bekerja serabutan, namun memiliki prestasi tinggi. Raeni kini juga sudah tercatat sebagai staf pengajar di Unnes sesuai cita-citanya dan ingin kuliah di luar negeri dengan beasiswa yang diberikan pemerintah.

Unnes juga sudah menyediakan rencana cadangan, andai kata skor IELTS Raeni belum memenuhi syarat. “Bisa nanti ke negara lain (selain Inggris) jika skornya tetap kurang. Di beberapa negara lain, meski kemampuan bahasa Inggris belum bagus, tetap bisa diterima kuliah dan kemampuan bahasa Inggrisnya diperbaiki sembari jalan. Seperti lewat bridging system atau belajar bahasa saat sudah sampai di negara tujuan,” ucapnya.

Kepala Humas Unnes, Amir Sisbiyanto, menambahkan, persyaratan skor IELTS di Inggris memang tinggi. Berbeda dengan berbagai perguruan tinggi luar negeri lainnya, seperti di Australia dan berbagai negara lainnya tidak setinggi seperti yang ada di Inggris.

Susilo Himawan
(ars)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.1041 seconds (0.1#10.140)