Hari ke-3, Demo Tolak BBM Naik Berlangsung di Majalengka
A
A
A
MAJALENGKA - Gelombang aksi unjuk rasa menolak kenaikan harga Bahan Bakar Minyak (BBM) bersubsidi di Makassar, Sulawesi Selatan, sampai ke Majalengka, Jawa Barat. Namun berbeda dengan mahasiswa Makassar, aksi di Majalengka berlangsung damai.
Gabungan mahasiswa di Kabupaten Majalengka, hari ini mulai turun ke jalan menolak kenaikan harga BBM, dan mendesak Pemerintahan Joko Widodo (Jokowi) untuk membatalkan kenaikan harga BBM sebesar Rp2000.
Kelompok mahasiswa yang turun hari ini berasal dari Himpunan Mahasiswa Islam (HMI), Pergerakan Mahasiswa Muslim Indonesia (PMII), Gerakan Mahasiswa Nasional Indonesia (GMNI), serta BEM dan SEMA se-Kabupaten Majalengka.
Massa melakukan longmarch dari Jalan KH Abdul Halim, menuju SPBU, dan kantor Bupati Majalengka. Sambil membentangkan spanduk, kecaman terhadap kebijakan pemerintah dilakukan mahasiswa dalam orasinya.
"Kebijakan kenaikan harga BBM sangat menyengsarakan rakyat. Maka dari itu kami meminta Jokowi-JK turun bila tidak bisa membatalkan kenaikan harga BBM," ujar Koordinator Aksi Mahasiswa Jajang Sudiana, dalam orasinya, Rabu (19/11/2014).
Aksi mahasiswa ini sempat diwarnai gesekan kecil, terjadi saat massa coba merangsek masuk ke dalam kantor Bupati Majalengka Sutrisno. Tidak hanya itu, massa juga sempat berusaha merobohkan pagar gedung bupati.
Namun aksi mahasiswa ini berhasil digagalkan petugas kepolisian dan anggota Satpol PP yang melakukan penjagaan. Setelah Asda II Setda Majalengka H Iman Pramudya, mahasiswa langsung membubarkan diri.
Gabungan mahasiswa di Kabupaten Majalengka, hari ini mulai turun ke jalan menolak kenaikan harga BBM, dan mendesak Pemerintahan Joko Widodo (Jokowi) untuk membatalkan kenaikan harga BBM sebesar Rp2000.
Kelompok mahasiswa yang turun hari ini berasal dari Himpunan Mahasiswa Islam (HMI), Pergerakan Mahasiswa Muslim Indonesia (PMII), Gerakan Mahasiswa Nasional Indonesia (GMNI), serta BEM dan SEMA se-Kabupaten Majalengka.
Massa melakukan longmarch dari Jalan KH Abdul Halim, menuju SPBU, dan kantor Bupati Majalengka. Sambil membentangkan spanduk, kecaman terhadap kebijakan pemerintah dilakukan mahasiswa dalam orasinya.
"Kebijakan kenaikan harga BBM sangat menyengsarakan rakyat. Maka dari itu kami meminta Jokowi-JK turun bila tidak bisa membatalkan kenaikan harga BBM," ujar Koordinator Aksi Mahasiswa Jajang Sudiana, dalam orasinya, Rabu (19/11/2014).
Aksi mahasiswa ini sempat diwarnai gesekan kecil, terjadi saat massa coba merangsek masuk ke dalam kantor Bupati Majalengka Sutrisno. Tidak hanya itu, massa juga sempat berusaha merobohkan pagar gedung bupati.
Namun aksi mahasiswa ini berhasil digagalkan petugas kepolisian dan anggota Satpol PP yang melakukan penjagaan. Setelah Asda II Setda Majalengka H Iman Pramudya, mahasiswa langsung membubarkan diri.
(san)