Warga Batam Jadi Korban Perampokan di Singapura
A
A
A
BATAM - Seorang warga Batam, Kang Tie Tie, menjadi korban perampokan di kawasan Raffles Singapura, Jumat 14 November 2014, sekitar pukul 1.20 siang waktu setempat. Pelaku perampokan, Arun (38), juga diduga warga Batam.
Dilansir dari Channel News Asia, aksi perampokan itu terjadi di pintu keluar Stasiun MRT Rafles Place. Pelaku merampas tas selempang milik korban yang berisikan uang tunai sekitar USD158.000 dan 20.030 ringgit Brunei, serta tiga cek tunai senilai sekitar USD607.000.
Selain merampok, pelaku juga menusuk dan melukai korban dengan pisau yang digunakannya. Korban mengalami luka tusuk di bagian pinggul kanan, dan pinggang kanan.
Seorang saksi mata mengatakan, korban yang mengalami luka tikam sempat berteriak dan mengundang perhatian warga sekitar.
Korban kemudian berhasil mengejar pelaku, hingga terjadi perkelahian antar keduanya.
Tak lama berselang, polisi Singapura datang ke lokasi kejadian, dan berhasil melumpuhkan pelaku dengan tembakan. Dari TKP, polisi Singapura berhasil mengamankan pisau sepanjang 12,5 cm yang digunakan pelaku untuk merampok dan menikam korban.
Korban dan pelaku kemudian dibawa polisi ke Singapore General Hospital untuk mendapatkan perawatan medis. Aksi perampokan itu menjadi perhatian warga sekitar dan di TKP terpasang garis polisi.
Juru Bicara Kedutaan Besar Republik Indonesia untuk Singapura Simon Soekarno yang dikonfirmasi membenarkan bahwa korban dan pelaku perampokan adalah warga negara Indonesia asal Batam.
"Benar, korban dan pelaku adalah warga Indonesia. Keterangan polisi Singapura dari Batam," kata Simon, kepada wartawan, Sabtu (15/11/2014).
Dia menuturkan, keduanya kini masih menjalani perawatan medis di Singapore General Hospital. Perwakilan dari Kedubes RI di Singapura sudah melihat langsung kondisi keduanya.
"Informasi yang kami terima, Senin 17 November 2014 pekan depan sudah bisa keluar dari rumah sakit. Namun identitas resminya kami belum dapat dari pihak kepolisian Singapura. Senin nanti, kami akan berkoordinasi kembali," terangnya.
Sumber wartawan mengatakan, korban perampokan tersebut merupakan karyawan salah satu money changer Taipei Tokyo yang berada di Komplek Bumi Indah blok I nomor 35, Nagoya.
Saat dikonfirmasi, salah seorang karyawan money changer tersebut membantah jika ada karyawan di sana yang menjadi korban perampokan di Singapura.
"Tidak ada karyawan kami yang dirampok di Singapura. Money changer kami namanya PT Niaga Lestari, bukan money changer Taipei. Kalau plang itu milik bos yang lama," kata wanita berkulit putih itu.
Dilansir dari Channel News Asia, aksi perampokan itu terjadi di pintu keluar Stasiun MRT Rafles Place. Pelaku merampas tas selempang milik korban yang berisikan uang tunai sekitar USD158.000 dan 20.030 ringgit Brunei, serta tiga cek tunai senilai sekitar USD607.000.
Selain merampok, pelaku juga menusuk dan melukai korban dengan pisau yang digunakannya. Korban mengalami luka tusuk di bagian pinggul kanan, dan pinggang kanan.
Seorang saksi mata mengatakan, korban yang mengalami luka tikam sempat berteriak dan mengundang perhatian warga sekitar.
Korban kemudian berhasil mengejar pelaku, hingga terjadi perkelahian antar keduanya.
Tak lama berselang, polisi Singapura datang ke lokasi kejadian, dan berhasil melumpuhkan pelaku dengan tembakan. Dari TKP, polisi Singapura berhasil mengamankan pisau sepanjang 12,5 cm yang digunakan pelaku untuk merampok dan menikam korban.
Korban dan pelaku kemudian dibawa polisi ke Singapore General Hospital untuk mendapatkan perawatan medis. Aksi perampokan itu menjadi perhatian warga sekitar dan di TKP terpasang garis polisi.
Juru Bicara Kedutaan Besar Republik Indonesia untuk Singapura Simon Soekarno yang dikonfirmasi membenarkan bahwa korban dan pelaku perampokan adalah warga negara Indonesia asal Batam.
"Benar, korban dan pelaku adalah warga Indonesia. Keterangan polisi Singapura dari Batam," kata Simon, kepada wartawan, Sabtu (15/11/2014).
Dia menuturkan, keduanya kini masih menjalani perawatan medis di Singapore General Hospital. Perwakilan dari Kedubes RI di Singapura sudah melihat langsung kondisi keduanya.
"Informasi yang kami terima, Senin 17 November 2014 pekan depan sudah bisa keluar dari rumah sakit. Namun identitas resminya kami belum dapat dari pihak kepolisian Singapura. Senin nanti, kami akan berkoordinasi kembali," terangnya.
Sumber wartawan mengatakan, korban perampokan tersebut merupakan karyawan salah satu money changer Taipei Tokyo yang berada di Komplek Bumi Indah blok I nomor 35, Nagoya.
Saat dikonfirmasi, salah seorang karyawan money changer tersebut membantah jika ada karyawan di sana yang menjadi korban perampokan di Singapura.
"Tidak ada karyawan kami yang dirampok di Singapura. Money changer kami namanya PT Niaga Lestari, bukan money changer Taipei. Kalau plang itu milik bos yang lama," kata wanita berkulit putih itu.
(san)