Angin Kencang Rusak Rumah Warga Subang
A
A
A
SUBANG - Angin kencang yang menyertai hujan lebat di Kabupaten Subang, Jawa Barat, kembali merusak rumah warga. Rumah semi permanen milik Darsa (60), warga Kampung Jayasari RT 10/06 Desa Gambarsari, Kecamatan Pagaden, ambruk setelah dihajar angin kencang yang terjadi kemarin malam. Beruntung, tiga penghuninya berhasil menyelamatkan diri.
"Saat itu hujan turun deras, tiba-tiba dari utara berembus angin sangat kencang. Lalu kami dengar atap rumah bagian belakang ngeluarin suara berderak-derak. Karena takut ambruk, kami segera keluar. Benar aja, begitu keluar, tiba-tiba terdengar suara keras. Ketika dilihat, setengah bangunan rumah kami ambruk," papar Darsa kepada KORAN SINDO, Sabtu (15/11/2014).
Meski tidak mengakibatkan korban jiwa, peristiwa itu menyebabkan dirinya menderita kerugian sekitar Rp10 juta. Pasalnya, hampir 70 persen rumah semi permanen ukuran 7X6 meter itu rusak berat dihantam angin kencang.
Karena tidak punya biaya untuk memperbaikinya, dia berharap uluran tangan dari pemkab setempat. "Kami udah laporin kejadian ini ke pihak desa. Kami berharap pemkab bisa membantu perbaikannya. Kalau biaya sendiri, kami enggak punya. Kalau enggak segera diperbaiki, kami bingung mau tinggal di mana," ucapnya.
Kepala Urusan Kesejahteraan Rakyat (Kaur Kesra) Desa Gambarsari Nono Haryono mengaku sudah menerima laporan rumah ambruk milik warganya itu. Dia menyatakan bakal segera mengusulkan bantuan perbaikan kepada pemkab setempat.
"Kami berharap dinas terkait segera mengupayakan bantuan darurat untuk perbaikan rumah itu, agar penghuninya bisa kembali menempatinya dengan nyaman," pungkasnya.
Sebelumnya diberitakan, angin kencang yang menyertai hujan deras juga menghancurkan bangunan kandang ayam milik Daryat (50), warga RT 14/04 Desa Palasari, Kecamatan Ciater, hingga rata dengan tanah. Angin kencang juga menumbangkan ratusan pohon pelindung jenis albasia dan lamtoro yang berada di areal perkebunan milik PTPN VIII Ciater.
"Saat itu hujan turun deras, tiba-tiba dari utara berembus angin sangat kencang. Lalu kami dengar atap rumah bagian belakang ngeluarin suara berderak-derak. Karena takut ambruk, kami segera keluar. Benar aja, begitu keluar, tiba-tiba terdengar suara keras. Ketika dilihat, setengah bangunan rumah kami ambruk," papar Darsa kepada KORAN SINDO, Sabtu (15/11/2014).
Meski tidak mengakibatkan korban jiwa, peristiwa itu menyebabkan dirinya menderita kerugian sekitar Rp10 juta. Pasalnya, hampir 70 persen rumah semi permanen ukuran 7X6 meter itu rusak berat dihantam angin kencang.
Karena tidak punya biaya untuk memperbaikinya, dia berharap uluran tangan dari pemkab setempat. "Kami udah laporin kejadian ini ke pihak desa. Kami berharap pemkab bisa membantu perbaikannya. Kalau biaya sendiri, kami enggak punya. Kalau enggak segera diperbaiki, kami bingung mau tinggal di mana," ucapnya.
Kepala Urusan Kesejahteraan Rakyat (Kaur Kesra) Desa Gambarsari Nono Haryono mengaku sudah menerima laporan rumah ambruk milik warganya itu. Dia menyatakan bakal segera mengusulkan bantuan perbaikan kepada pemkab setempat.
"Kami berharap dinas terkait segera mengupayakan bantuan darurat untuk perbaikan rumah itu, agar penghuninya bisa kembali menempatinya dengan nyaman," pungkasnya.
Sebelumnya diberitakan, angin kencang yang menyertai hujan deras juga menghancurkan bangunan kandang ayam milik Daryat (50), warga RT 14/04 Desa Palasari, Kecamatan Ciater, hingga rata dengan tanah. Angin kencang juga menumbangkan ratusan pohon pelindung jenis albasia dan lamtoro yang berada di areal perkebunan milik PTPN VIII Ciater.
(zik)