Warga Solo Long March
A
A
A
RATUSAN rakyat berasal dari berbagai elemen di Kota Solo dan sekitarnya melakukan aksi demo, kemarin siang.
Aksi itu dilakukan menolak kenaikan bahan bakar minyak (BBM) yang akan dilakukan pemerintah. Berdasar pantauan KORAN SINDO, ratusan masyarakat terdiri dari beberapa organisasi mahasiswa dan organisasi kemasyarakatan mulai melakukan aksi di Bundaran Gladak.
Dengan membentangkan poster berisi penolakan kenaikan BBM, para demonstran juga melakukan orasi terbuka di tengah hiruk-pikuknya lalu lintasdi jantungKotaBengawanitu. Dalam orasinya, mereka meminta Presiden Joko Widodo membatalkan rencana menaikkan BBM dalam waktu dekat ini. Selain itu, masyarakat juga meminta presiden menepati janjinya membongkar dan menghapus mafia minyak di Indonesia.
Koordinator aksi, Suci Noor Afifah mengatakan, rencana kenaikan harga BBM yang bakal dilakukan pemerintah dinilai tidak masuk akal. Pasalnya, saat ini harga minyak dunia sedang turun sehingga tidak pantas jika BBM dinaikkan. Hal itu nanti justru akan membuat rakyat semakin sengsara dan jauh dari kesejahteraan.
Pihaknya juga meminta Presiden Joko Widodo menegakkan dan melaksanakan Pasal 33 Undang- Undang Dasar 1945. Sesuai pasal itu segala sumber kekayaan yang ada di Tanah Air merupakan kekayaan yang dikuasai negara dan dikelola sebesar-besarnya untuk kemakmuran rakyat.
“Kenaikan harga BBM nanti akan membuat rakyat miskin menjadi semakin miskin dan harga kebutuhan pokok akan ikut naik, sehingga lebih baik rencana kenaikan BBM dibatalkan,” ucapnya. Setelah melakukan orasi, mereka kemudian long march menyusuri Jalan Jenderal Sudirman Solo. Setelah itu, massa juga mendatangi Kantor Balai Kota Solo meminta dukungan kepada Wali Kota Solo menolak kenaikan harga BBM. Massa ditemui oleh Wakil Wali Kota Solo Achmad Purnomo.
Dalam orasinya, Achmad Purnomo mengatakan, saat ini Pemerintah Kota Solo juga menuntut agar rencana kenaikan BBM itu dibatalkan. “Saya kira statemen yang dikeluarkan wali kota sudah jelas, yakni menolak kenaikan BBM, bahkan wali kota juga menyurati presiden membatalkan rencana itu,” ucapnya.
Bensin Eceran Sudah Naik
Di Kota Tegal meski pemerintah pusat belum resmi menaikkan harga BBM, penjual bensin eceran di kota ini sudah mulai menaikkan harga. Mereka beralasan mulai sulit membeli bensin di SPBU untuk dijual kembali. Salah satu penjual bensin eceran di Jalan Setiabudi, Kota Tegal, Ipung, 35, mengatakan, harga bensin yang dijualnya dinaikkan dari Rp7.000 menjadi Rp8.000 per liter.
“Sudah tiga hari ini saya naikan karena sekarang sudah sulit membeli di SPBU,” katanya, kemarin. Saat disinggung rencana Pemerintah Kota (Pemkot) Tegal mengeluarkan aturan penertiban penjual bensin eceran, Ipung mengaku keberatan karena usahanya itu sudah menjadi sumber penghasilan sehari-hari.
“Ya keberatan kalau sampai dilarang. Paling untungnya hanya 500 perak. Jualan rokok juga tidak terlalu banyak pembeli,” katanya. Sebelumnya, Pemkot Tegal berencana menertibkan penjual eceran dengan membuat peraturan khusus. Salah satu alasannya, keberadaan penjual bensin eceran mempengaruhi pasokan BBM dari Pertamina ke SPBU. Saat ini peraturan khusus itu tengah digodok.
Kenaikan harga bensin eceran juga diungkapkan penjual bensin eceran di Jalan Jeruk, Kelurahan Pekauman, Kecamatan Tegal Barat, Sunandar. Dia juga mengaku sudah menaikkan harga bensin eceran sejak tiga hari lalu. “Harganya sekarang naik jadi Rp8.000 per liter,” ujarnya, kemarin.
Arief setiadi/ Farid firdaus
Aksi itu dilakukan menolak kenaikan bahan bakar minyak (BBM) yang akan dilakukan pemerintah. Berdasar pantauan KORAN SINDO, ratusan masyarakat terdiri dari beberapa organisasi mahasiswa dan organisasi kemasyarakatan mulai melakukan aksi di Bundaran Gladak.
Dengan membentangkan poster berisi penolakan kenaikan BBM, para demonstran juga melakukan orasi terbuka di tengah hiruk-pikuknya lalu lintasdi jantungKotaBengawanitu. Dalam orasinya, mereka meminta Presiden Joko Widodo membatalkan rencana menaikkan BBM dalam waktu dekat ini. Selain itu, masyarakat juga meminta presiden menepati janjinya membongkar dan menghapus mafia minyak di Indonesia.
Koordinator aksi, Suci Noor Afifah mengatakan, rencana kenaikan harga BBM yang bakal dilakukan pemerintah dinilai tidak masuk akal. Pasalnya, saat ini harga minyak dunia sedang turun sehingga tidak pantas jika BBM dinaikkan. Hal itu nanti justru akan membuat rakyat semakin sengsara dan jauh dari kesejahteraan.
Pihaknya juga meminta Presiden Joko Widodo menegakkan dan melaksanakan Pasal 33 Undang- Undang Dasar 1945. Sesuai pasal itu segala sumber kekayaan yang ada di Tanah Air merupakan kekayaan yang dikuasai negara dan dikelola sebesar-besarnya untuk kemakmuran rakyat.
“Kenaikan harga BBM nanti akan membuat rakyat miskin menjadi semakin miskin dan harga kebutuhan pokok akan ikut naik, sehingga lebih baik rencana kenaikan BBM dibatalkan,” ucapnya. Setelah melakukan orasi, mereka kemudian long march menyusuri Jalan Jenderal Sudirman Solo. Setelah itu, massa juga mendatangi Kantor Balai Kota Solo meminta dukungan kepada Wali Kota Solo menolak kenaikan harga BBM. Massa ditemui oleh Wakil Wali Kota Solo Achmad Purnomo.
Dalam orasinya, Achmad Purnomo mengatakan, saat ini Pemerintah Kota Solo juga menuntut agar rencana kenaikan BBM itu dibatalkan. “Saya kira statemen yang dikeluarkan wali kota sudah jelas, yakni menolak kenaikan BBM, bahkan wali kota juga menyurati presiden membatalkan rencana itu,” ucapnya.
Bensin Eceran Sudah Naik
Di Kota Tegal meski pemerintah pusat belum resmi menaikkan harga BBM, penjual bensin eceran di kota ini sudah mulai menaikkan harga. Mereka beralasan mulai sulit membeli bensin di SPBU untuk dijual kembali. Salah satu penjual bensin eceran di Jalan Setiabudi, Kota Tegal, Ipung, 35, mengatakan, harga bensin yang dijualnya dinaikkan dari Rp7.000 menjadi Rp8.000 per liter.
“Sudah tiga hari ini saya naikan karena sekarang sudah sulit membeli di SPBU,” katanya, kemarin. Saat disinggung rencana Pemerintah Kota (Pemkot) Tegal mengeluarkan aturan penertiban penjual bensin eceran, Ipung mengaku keberatan karena usahanya itu sudah menjadi sumber penghasilan sehari-hari.
“Ya keberatan kalau sampai dilarang. Paling untungnya hanya 500 perak. Jualan rokok juga tidak terlalu banyak pembeli,” katanya. Sebelumnya, Pemkot Tegal berencana menertibkan penjual eceran dengan membuat peraturan khusus. Salah satu alasannya, keberadaan penjual bensin eceran mempengaruhi pasokan BBM dari Pertamina ke SPBU. Saat ini peraturan khusus itu tengah digodok.
Kenaikan harga bensin eceran juga diungkapkan penjual bensin eceran di Jalan Jeruk, Kelurahan Pekauman, Kecamatan Tegal Barat, Sunandar. Dia juga mengaku sudah menaikkan harga bensin eceran sejak tiga hari lalu. “Harganya sekarang naik jadi Rp8.000 per liter,” ujarnya, kemarin.
Arief setiadi/ Farid firdaus
(ars)