IJTI Kecam Kekerasan Terhadap Wartawan di Makassar
A
A
A
MANADO - Sejumlah wartawan televisi yang tergabung dalam Ikatan Jurnalis Televisi Indonesian (IJTI) Sulawesi Utara menggelar aksi solidaritas terhadap wartawan yang menjadi korban kekerasan oknum Brimob saat meliput bentrokan.
"Ini sebagai bentuk solidaritas dan memberi dukungan kepada para korban kekerasan oknum Brimob," ujar Ketua IJTI Sulut Amanda Komaling, kepada wartawan, Jumat (14/11/2014).
Ditambahkan dia, IJTI Sulut sangat prihatin dan mengecam tindakan premanisme oknum Brimob kepada sejumlah jurnalis TV. "Jurnalis tidak bersenjata, sehingga kekerasan terhadap wartawan harus dihentikan," tegasnya.
Sebagaimana diberitakan, aparat kepolisian yang mengamankan jalannya aksi unjuk rasa mahasiswa menolak kenaikan BBM di Universitas Negeri Makassar (UNM) Makassar melakukan tindak kekerasan terhadap sejumlah wartawan yang melakukan peliputan.
Tindakan kekerasan terhadap wartawan tersebut berupa pemukulan dan pencekikan. Bahkan satu oknum polisi Bripda Akbar dari Samapta Polrestabes Makassar memaksa seorang jurnalis foto untuk menghapus gambar bentrok antara aparat dan mahasiswa.
Tidak hanya memaksa wartawan menghapus foto, oknum anggota Brimob itu juga memukulnya di bagian kepala. Karena digambar tersebut terdapat penganiayaan yang dilakukan polisi terhadap mahasiswa.
"Ini sebagai bentuk solidaritas dan memberi dukungan kepada para korban kekerasan oknum Brimob," ujar Ketua IJTI Sulut Amanda Komaling, kepada wartawan, Jumat (14/11/2014).
Ditambahkan dia, IJTI Sulut sangat prihatin dan mengecam tindakan premanisme oknum Brimob kepada sejumlah jurnalis TV. "Jurnalis tidak bersenjata, sehingga kekerasan terhadap wartawan harus dihentikan," tegasnya.
Sebagaimana diberitakan, aparat kepolisian yang mengamankan jalannya aksi unjuk rasa mahasiswa menolak kenaikan BBM di Universitas Negeri Makassar (UNM) Makassar melakukan tindak kekerasan terhadap sejumlah wartawan yang melakukan peliputan.
Tindakan kekerasan terhadap wartawan tersebut berupa pemukulan dan pencekikan. Bahkan satu oknum polisi Bripda Akbar dari Samapta Polrestabes Makassar memaksa seorang jurnalis foto untuk menghapus gambar bentrok antara aparat dan mahasiswa.
Tidak hanya memaksa wartawan menghapus foto, oknum anggota Brimob itu juga memukulnya di bagian kepala. Karena digambar tersebut terdapat penganiayaan yang dilakukan polisi terhadap mahasiswa.
(san)