Pengelola Selalu Melibatkan Warga

Selasa, 11 November 2014 - 13:32 WIB
Pengelola Selalu Melibatkan Warga
Pengelola Selalu Melibatkan Warga
A A A
Proses pembangunan Bandara Internasional Minangkabau (BIM), tidak melupakan keberadaan warga sekitar. Mereka ikut dilibatkan dalam pekerjaan proyek di bandara, tentunya yang sesuai dengan kemampuan dan keahlian warga. Bahkan setelah bandara ada, warga sekitar tetap terlibat.

Baik dalam pekerjaan maupun peluang usaha yang dijalani. General Manajer BIM Asep Supriatna mengatakan proyek ini melibatkan sejumlah perusahaan konstruksi nasional. Tetapi mereka tidak melupakan masyarakat sekitar. Beberapa rekanan lokal ikut menjadi subkontraktor ataupun penyedia barang. Tidak sedikit yang ikut bekerja sesuai bidang pekerjaan yang ada. “Banyak putra daerah yang bisa ikut jadi subkontraktor dan itu menjadi prioritas,” katanya.

Menurut dia, BIM berkomitmen untuk mendukung kegiatan di masyarakat. Berbagai program bantuan melalui CSR telah disalurkan. Mulai dari beasiswa pendidikan, sarana kesehatan, hingga tempat peribadatan. Banyak juga warga yang ikut bekerja di beberapa sektor usaha, tergantung keahlian dan tingkat pendidikannya. “Tidak hanya itu, warga banyak yang investasi taksi atau rental mobil dan mereka sukses,” kata Asep.

Salah seorang porter, Ramli Azhar mengaku, sebelum ada bandara dirinya menjadi petani. Namun sejak 2005 dia memilih menjadi petugas porter (pembawa barang). Setiap harinya bisa mendapatkan penghasilan rata-rata Rp100.000. “Dulu bertani atau cari ikan. Sekarang jadi porter dan hasilnya lebih banyak,” ujarnya. Tokoh masyarakat Padang Pariaman, Bahrul Rajo Sampono mengatakan, warga yang terdampak itu diberikan tanah pengganti. Dia yang mencarikan tanah di sekitar bandara.

Seiring perkembangan bandara, harga tanah di sana meningkat cukup tajam. “Saya yakin tanah di sekitar bandara akan mahal, kini mereka banyak yang mendirikan toko-toko dan kios,” paparnya. Jika ingin bekerja, Rajo Sampono minta warga untuk bersekolah. Karena mereka ini harus benar-benar ahli dan paham. Apalagi pendidikan di sana juga banyak dibantu dari Angkasa Pura melalui program beasiswa.

Menurut Rajo Sampono, keberadaan BIN telah banyak berpengaruh pada program pembangunan. Lokasi bandara dulu hanya hutan dan tidak tersentuh akses pembangunan fisik. Kini jalur menuju ke lokasi sudah cukup bagus dan terus mendatangkan peluang usaha bagi masyarakat.

“Dulu mereka menolak, tapi sekarang mereka senang karena fasilitas banyak dan ekonomi lebih mapan,” ucapnya. bersambung

Kuntadi
Kulonprogo
(ars)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 2.0553 seconds (0.1#10.140)