Pemerintah Dorong Pengembangan Alutsista

Selasa, 11 November 2014 - 11:59 WIB
Pemerintah Dorong Pengembangan...
Pemerintah Dorong Pengembangan Alutsista
A A A
BANDUNG - Pemerintah melalui Kementerian Pertahanan mendukung penuh pengembangan produk alat utama sistem persenjataan (alut sista) unggulan yang dibutuhkan Tentara Nasional Indonesia (TNI).

Menteri Pertahanan Jenderal (purn) Ryamizard Ryaqudu meminta PT Pindad (Persero) dan PT Dirgantara Indonesia (DI) untuk me gembangkan alutsista pendukung per tahanan dan keamanan nasional. “Saya minta agar rekanre kan di Pindad dan PT DI mampu kembangkan produk alat utama sistem persenjataan ung gulan yang diperlukan TNI,” ujar Ryamizard dalam kun j ungannya ke PT Pindad dan PT DI, Kota Bandung, kemarin.

Kepada pihak PT DI, Ryamizard meminta agar perusahaan yang bergerak di bidang industri pesawat terbang itu mengembangkan pesawat dro ne. Selain dibutuhkan Indonesia, pengembangan pesawat tanpa awak itu pun sesuai ke inginan Presiden Joko Widodo (Jokowi) untuk melindungi wilayah maritim Indonesia. Menurutnya, maritim ada lah rumah bagi Indonesia yang perlu diawasi. Drone di nilainya menjadi alat yang tepat untuk mengawasi wilayah maritim tanah air.

“Saya sangat senang dengan perkembangan PT DI. Kami bangga dan berharap pro duksi massal drone dapat segera dilakukan,” katanya. Namun, Ryamizard me ng kui, jumlah drone yang di butuh kan Indonesia belum di keta hui jelas. Dia memperkirakan, untuk wilayah Kalimantan saja, sedikitnya dibutuhkan lima unit drone. “Saat ini belum di ketahui total kebutuhan drone untuk membantu melindungi wilayah laut khususnya daerah perbatasan laut dan pulau terluar. Saya akan ke Kalimantan untuk melihat langsung,” ungkapnya.

Sementara itu, Direktur Uta ma PT DI Budi Santoso menyatakan, pihaknya akan menyelesaikan pembuatan drone ter sebut pada akhir tahun ini. Dro ne tersebut akan dinamai PTTA Wulung KX-0001.􀀀 “Kami bekerjasama dengan BPPT dan Balitbang. Rencananya, kami membuat 3 unit drone dan akan diujicoba atau dioperasikan oleh Kementerian Pertahanan,” katanya.

Untuk tahap pertama, drone mampu membawa beban 120 kilo gram. Namun, saat ini, drone tersebut masih memerlukan sertifikasi kelayakan internasional. Jika sertifikasi sudah didapat, maka tahun depan produksi massal drone made in Indonesia pun dapat di laksanakan.

“Kemampuan drone nasional memang masih standar dan hanya mampu mengangkut 120 kilo gram beban. Namun de ngan pengembangan para ahli di PT DI, Wulung tipe baru akan mampu mengangkut beban 400 kilogram,” jelasnya. Direktur Operasi Produk Pertahanan dan Keamanan yang ditunjuk sebagai pelaksana tugas (Plt) Direktur Utama PT Pindad Tri Hardjono me nga takan, pi haknya telah me lakukan berbagai ker ja sama un tuk pengembangan alutsista ung gulan.

Di antara pihak yang diajak kerja sama tersebut adalah PT Da hana (Indonesia), CMI (Bel - gia), RDM (Afrika Selatan), SAAB (Swedia), dan FNSS (Turki).

Fauzan
(ars)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.0790 seconds (0.1#10.140)