Selamat Jalan Pahlawan Pendidikan

Senin, 10 November 2014 - 17:17 WIB
Selamat Jalan Pahlawan Pendidikan
Selamat Jalan Pahlawan Pendidikan
A A A
PALEMBANG - Dunia pendidikan berduka. H Aidil Fitri Syah, tokoh pendidikan Sumsel meninggal dunia. Hari ini, persis saat Hari Pahlawan, rencananya jenazah anggota DPD RI yang disebut sebagian orang sebagai pahlawan pendidikan itu dikebumikan.

Senator tertua keempat setelah H Mudaffar Sjah (Maluku), Maimanah Umar (Riau), dan H AM Fatwa (DKI Jakarta) ini wafat sekitar pukul 09.35 WIB kemarin, di RS Siloam Sriwijaya dalam usia 75 tahun.

Mantan anggota DPD RI, Abdul Aziz saat ditemui di rumah duka, Jalan Demang Lebar Daun, RT/RW 62/17 nomor 3424, Kelurah an Lorok Pakjo, Kecamatan IB I Palembang kemarin menyebut, almarhum bukan tokoh biasa, me lainkan seorang pahlawan pen didikan. Sebutan pahlawan tersebut menurut Azis tidak berlebihan. Hampir separuh hidup Aidil dibaktikan untuk dunia pendidikan. Bahkan, saat menjadi anggota DPD, Ketua YPLP-PT PGRI ini selalu bekerja keras untuk memajukan anggota pendidikan.

“Sekarang ini, kita sulit untuk da patkan sosok seperti almar hum. Meski usianya sudah tidak muda, semangatnya dan kerja ke rasnya untuk membangun daerah tidak diragukan lagi,” katanya. Kepala Dinas Pendidikan Sumsel Widodo menyebut, almarhum me rupakan tokoh yang sangat be sar jasanya, tidak hanya dalam hal pembangunan daerah, tapi juga pen didikan. Widodo juga menya ta kan, Aidil Fitri adalah tokoh na sio nal.

Dengan ketokohannya itu, menurut dia, tidak berlebihan jika almar hum dijuluki pahlawan pendidikan. “Bahkan, kalau menurut saya secara pribadi semestinya almarhum dikebumi kan di TMP (taman makam pahla wan). Jelas ini harus dikoordina sikan dengan pemerintah. Kita ti dak memiliki kewenangan untuk itu,” ucapnya. Ketokohan Aidil Fitri juga diakui Gubernur Sumsel Alex Noerdin. Alex mengungkapkan, almarhum adalah seorang senior, sa habat, dan guru yang telah mem berinya banyak pengetahuan. Alex mengatakan, mulai de kat dengan almarhum sejak menjabat Kepala Dinas Pariwisata Sumsel.

“Kebetulan sebelum saya menjabat Kepala Dinas Pariwisata Provinsi Sumsel, jabatan tersebut dipegang oleh almarhum. Jadi secara emosional sangat dekat. Kebetulan, beliau (almarhum) juga sahabat ayah saya. Jadi bagi saya, beliau tokoh terbaik yang pernah dimiliki Sumsel. Kerja kerasnya juga tidak bisa diragukan, di usia 75 tahun masih mencurahkan tenaga dan pikirannya untuk bangsa ini, khususnya Sumsel,” katanya.

Alex mengaku, mendapat informasi meninggalnya Aidil Fitri Syah, ketika sedang berada di luar ko ta. Mendengar kabar itu, dia lang sung pulang dan menyambangi rumah duka begitu setibanya di Palembang. “Saya mendapat in formasi siang. Setelah mendapat informasi itu, saya langsung pulang dan kesini (rumah duka),” ucapnya.

Rektor Universitas PGRI Palembang Syarwani Ahmad mengatakan, sejak 1966 hingga akhir hayatnya, Aidil konsisten untuk memajukan Sumsel. Selain du nia pendidikan, almarhum juga sempat menjadi Ketua DPRD Sumsel selama dua periode sekitar tahun 70-an. Dia juga sempat menjadi pembantu gubernur (Tugub) wilayah Palembang pada masa pemerintahan Gubernur Sainan Sagiman. Sebelum menjadi anggota DPD RI, almarhum ju ga pernah menjadi anggota Komisi Pengawas Kekayaan Penyelenggara Negara (KPKPN).

“Dalam hidupnya, selalu diabdikan untuk kemajuan daerah. Bahkan, sebelum akhir hayatnya beliau sempat menjalankan tugas yang diembannya. Saya sendiri, sulit untuk bisa seperti beliau. Semoga perjuangan dan kerja kerasnya dapat diteruskan,” harapnya. Secara pribadi, ia menilai karakter almarhum orang yang tegas dan lugas. Kalau memang salah, pasti dikatakan salah. Begitu juga sebaliknya. Di samping itu, almarhum bukan orang pendendam.

“Almarhum bukan tipikal su ka basa-basi. Terus memberikan motivasi agar kita selalu berbuat untuk kemajuan pendidikan di daerah,” tandasnya. Aidil Fitri lahir di Muko-muko, Bengkulu, 7 Agustus 1939 itu meninggalkan enam orang anak dan 11 cucu. Informasi yang dihimpun KORAN SINDO PALEMBANG, sebelum meninggal, Aidil mengeluh sesak napas. Sekitar pukul 08.00 WIB keluarga kemudian membawanya ke RS Siloam Sriwijaya, untuk mendapat perawatan medis. Namun, 1,5 jam kemudian (09.35 WIB) menghembus kan napas terakhirnya.

Almarhum akan dimakamkan di TPU Kebun Bunga, Kecamatan Sukarami. Jenazah diberangkatkan dari rumah duka sekitar pukul 07.00 WIB hari ini. Sebelum dimakamkan, sekitar pukul 08.00 WIB jenazah disalatkan di Masjid An-Nuur Nia, masjid yang didirikan almarhum di daerah Talang Buruk.

Pekerja Keras

Putri sulung almarhum, Mei lia Rosani menuturkan, sebelum meninggal, ayahnya masih aktif menjalankan tugas. Sabtu (8/11) lalu, almarhum masih menyempatkan diri untuk hadir dalam acara Dies Natalis Fakultas Per ikanan Universitas PGRI Palem bang. Hari itu, sang bapak tampak sehat dan tidak menunjukkan sakit.

“Semalam, Sabtu(8/11ma lam) kami masih ngobrol-ngobrol dengan ayah kami. Tidak ada tanda-tanda beliau itu sakit. Tapi, pagi tadi (kemarin) pukul 07.00 WIB lebih, beliau mengeluh sesak dan kami langsung membawa ke RS Siloam sekitar pukul 08.00 WIB. Memang ayah kami sejak lama sakit jantung,” tutur Meilia. Meilia lalu terisak dan mengusap air mata. Meilia menyebut, almarhum bukan hanya orang tua, tetapi guru dan sahabat bagi mereka. Selama hidup, ayahnya itu tidak pernah mengeluh.

“Beliau sosok pekerja keras, tidak pernah mengeluh. Selagi bisa dikerjakan sendiri, tidak akan meminta bantuan kepada orang lain,” kenangnya. Lanjut dia, sebagai seorang anak sering mengingatkan orang tuanya yang sudah sepuh untuk beristirahat, menikmati hari tua-nya bersama keluarga. Namun, kegigihan dan tekad untuk berkon tribusi khususnya di dunia pen didikan, membuat almarhum te tap kukuh berjuang tanpa pamrih.

“Sebagai orang muslim, tentunya kita harus mengikhlaskan. Tuhan telah menepati janjinya, termasuk terhadap orang tua kami. Jelas kami sangat kehilangan, tetapi tidak seorangpun yang dapat terhindar dari takdir-Nya,” ujarnya. Budiman, staf ahli Aidil di DPD RI juga menyebut almarhum sebagai sosok pekerja keras yang bertanggung jawab.

Sebelum mening gal dunia, peraih 306.632 suara saat pemilu lalu itu masih melaksanakan tugas dan kewa jibannya selaku anggota Komite III DPD menghimpun usulan Pem prov Sum sel untuk penyusunan program legislasi nasional (prolegnas). Aalmarhum masih sempat menggelar pertemuan pada hari Jumat (7/11) pukul 09.00-11.00 WIB bersama Sekretaris Daerah Sumsel dan jajarannya.

“Jumat, Pak Aidil bertemu jajaran Pemprov Sumsel. Hari itu beliau sangat segar. Tidak ada tanda apaapa,” ujar Budiman.

Ibrahim arsyad
(ars)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.5081 seconds (0.1#10.140)