Jalan Pahlawan Jadi Medan Pertempuran

Senin, 10 November 2014 - 00:01 WIB
Jalan Pahlawan Jadi Medan Pertempuran
Jalan Pahlawan Jadi Medan Pertempuran
A A A
SURABAYA - Suasana di Jalan Pahlawan yang biasanya padat oleh lalu lalang kendaraan, Minggu (9/11/2014) siang berubah 'mencekam'. Ruas jalan di samping monumen Tugu Pahlawan ini mendadak jadi 'arena perang'.

Suara ledakan bom, bunyi desingan peluru dan 'raungan' senapan laras panjang, bersahut-sahutan. Puluhan arek-arek Surabaya dengan memanggul senapan laras panjang dan bambu runcing, tengah bertempur melawan tentara sekutu.

Sebelumnya, 'Bung Tomo' dengan suara menggelegar, berpidato membakar semangat arek-arek Surabaya diikuti suara 'Ketut Tantri', sahabat Bung Tomo, yang menerjemahkan pidato itu ke dalam bahasa Inggris.

Nuansa heroik perjuangan arek-arek Surabaya pada 10 November 1945 silam, seakan hadir kembali melalui suguhan teatrikal yang diperankan dengan apik oleh anak-anak muda Surabaya. Teatrikal bertema 'Radio Pemberontak' itu menjadi awal dimulainya Parade Surabaya Juang 2014 yang merupakan rangkaian Peringatan Hari Pahlawan.

Agenda yang menjadi puncak Peringatan Hari Pahlawan ini disaksikan ratusan warga yang membleudak di sepanjang Jalan Pahlawan. Anak-anak, remaja, hingga ibu-ibu, ikut larut dalam semangat heroik teatrikal tersebut. Mereka seolah tak memedulikan terik matahari yang menyengat kulit.

"Merinding saya. Saya seperti berada di peperangan tahun 45 dan ikut merasakan bagaimana semangat arek-arek Surabaya kala itu," ujar Ramadan, salah seorang pelajar yang menyaksikan Parade Surabaya Juang.

Setelah aksi teatrikal, pemeran Bung Tomo dan Ketut Tantri kemudian menyerahkan bendera Merah Putih pada Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini. Selanjutnya mereka secara bersama-sama menyanyikan lagu Indonesia Raya.

Tak lama kemudian, Risma, panggilan Tri Rismaharini, bersama jajaran Forum Pimpinan Daerah (Forpimda) Kota Surabaya, menaiki kendaraan panser dari titik start menuju Hotel Majapahit. Di sini, kembali ditampilkan teatrikal untuk mengenang aksi penyobekan bendera Belanda di atas gedung hotel yang dulunya bernama Hotel Yamato ini.

Selanjutnya, Risma bersama Forpimda berjalan kaki dan mendorong para veteran di atas kursi roda menuju Balai Kota Surabaya.

Risma, di sela-sela parade ini mengatakan, kegiatan Parade Surabaya Juang ini digelar untuk menggugah warga Surabaya, utamanya anak-anak muda agar menapaktilasi semangat perjuangan para pejuang di tahun 1945 dalam mempertahankan kemerdekaan dari sekutu.

Melalui Parade Surabaya Juang ini, anak-anak Surabaya bisa mengetahui sejarah Surabaya sehingga mendapat sebutan Kota Pahlawan.

"Surabaya ini beda dengan kota-kota lainnya. Kami adakan acara ini supaya anak-anak mengerti momen perjuangan arek-arek Suroboyo. Melalui acara ini, anak-anak bisa tahu bahwa kemerdekaan tidak diraih dengan cara mudah, tetapi dengan mengorbankan jiwa dan raga," tegas Risma.
(zik)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.6859 seconds (0.1#10.140)