Asap Hilang, Banjir Mengintai

Minggu, 09 November 2014 - 13:08 WIB
Asap Hilang, Banjir...
Asap Hilang, Banjir Mengintai
A A A
PALEMBANG - Selimut kabut asap berangsur meng hilang dan udara mulai bersih dan segar. Namun warga terutama pemerintah tetap harus was pada. Memasuki musim penghujan, masalah klasik me ngin tai Kota Palembang, yakni banjir atau genangan.

Kekhawatiran dengan harapan kewaspadaan tersebut sangat beralasan. Hujan di akhir musim kemarau atau di awal musim hujan dalam beberapa hari ini saja, genangan sudah terjadi di sejumlah titik. “Mak mano ka lu la musim hujan nian kagek,” ungkap Heri Sumarlin, warga Ma yor Ruslan Palembang, kemarin. Apalagi program pengendalian banjir di Palembang terlihat melambat.

Seperti perbaikan drainase yang masih berlangsung, normalisasi Sungai Bendung yang lamban, pe nimbunan rawa atau daerah resapan dan sebagainya. Padahal, ber da sarkan data dari Pemerintah Kota Palembang, terdapat puluhan titik rawan banjir. Kepala Bidang (Kabid) Pengendalian Banjir dan Drainase Dinas PU BM dan PSDA Kota Pa lembang, A Bastari Yusak mengakui terdapat lebih dari 40 titik banjir ada di Kota Palembang.

Bahkan ada potensi banjir di wilayah pemukiman dan perkantoran seiring pesatnya pembangunan. Untuk itu pihaknya terus melakukan evaluasi dan pe ngawasan agar tidak bertambah titik banjir. “Cukup banyak titik banjir, misalkan saja di Jalan Veteran, Jalan Sudirman sepanjang JM-Masjid Agung, Jalan Angkatan 45 mulai dari Palembang Icon-PS, Jalan R Sukamto dekat SPBU. Jalan Residen Abdul Rozak, Simpang Celentang, Jalan H Kasim, Jalan Urip Sumiharjo, Jalan M Isa, Jalan Mayor Ruslan dan lain nya,” ujar Bastari.

Ada juga di wilayah pe mu kiman seperti di Komplek Perumahan Poligon, Kedamaian 2, Citra Damai, Tanjung Rawo, Bukti Baru, Bambang Utoyo dan lainya. Sedangkan wilayah yang cukup pa rah seperti di Jalan Sapta Marga dan Citra Damai. Titik banjir yang juga disebabkan p a sang air Sungai Musi kerap ter jadi di wilayah Seberang Ulu se perti di Jalan Mataram, Ker tapati, Plaju dan di pinggiran Sungai Musi. Pasang Sungai Musi juga berdampak ke Gandus, 35 Ilir dan lainnya.

Namun Bastari menilai, umum nya rumah warga di kawasan banjir pasang berbentuk rumah pang gung yang ting gi. Namun jika kon disi hujan ekstrem keting gian air akibat banjir bisa meninggi dan masuk ke dalam rumah. Mengatasi hal ini, Pemerintah Kota (Pemkot) Palembang melalui Dinas Pekerjaan Umum (PU) Bina Marga (BM) dan Pengelolaan Sumber Daya Air (PSDA) telah menganggarkan dana Rp20 miliar pada tahun 2014 untuk mengatasi banjir yang kerap menggenangi Kota Palembang di saat musim penghujan.

“Di lihat dari titik ban jir yang terjadi di Kota Palembang dana tersebut termasuk kecil,” sebut Bastari. Dengan kondisi ini dan keterbatasan anggaran, Bastari m enyatakan, untuk me niadakan banjir di Kota Palembang rasanya sulit. Pihaknya hanya berupaya mengantisipasi dengan mengurangi luasan dan ke tinggian banjir. Termasuk memperkecil frekuensi dan wak tu air tergenang sehingga tidak menimbulkan dampak yang meluas. “Yah, paling dengan dana APBD cuma pembenahan drainase dan mem bangun dua kolam retensi yakni ko lam retensi Polygon dan Kemang Manis. Selebihnya kita berharap dari dana provinsi atau pusat. Seperti normalisasi Sungai Bendung di Sekip itu menggunakan dana pusat,” ungkapnya.

Menurut pandangannya, per soalan banjir di Palembang cu kup kompleks. Hal ini disebabkan oleh faktor alam dan manusia. Dengan kondisi geografis Kota Palembang yang datar, banyak terdapat rawa dan terpengaruh pasang surut air Sungai Musi, rawan terjadi banjir. Belum lagi bila terjadi hujan ekstrem dengan intensitas ting gi bisa menyebabkan banjir cukup tinggi. Bahkan di beberapa tempat diakuinya, hujan sebentar saja air sudah meng - genang.

Hal itulah menjadi prioritas un tuk pembenahan drainase yang diakui masih bermasalah. Perbaikan drainase yang tengah dilakukan sepanjang 1.700 meter yakni di Jalan Veteran sekitar Hotel Royal Asia sepanjang 800 meter. Juga ada di Jalan Kolonel Atmo se panjang 400 meter dan di Lapangan Hatta sepanjang 500 meter. Pengerjaan dilakukan pada malam hari agar tidak mengganggu arus lalulintas.

“Perbaikan drai nase itu kita lakukan dengan pendalaman 1 meter dari kedalaman sebelumnya se panjang 1.500 meter,” bebernya. Kepada masyarakat termasuk para pemilik toko dan bangunan juga sudah dilarang untuk menutup drainase secara permanen. Selama ini, drainase yang diperbaiki tersebut sudah terjadi pedangkalan akibat sam pah yang dibuang masyarakat.

”Memang sudah terjadi pedangkalan selama ini,” jelasnya. Upaya lain juga dilakukan Dinas PU dengan sosialisasi untuk mengajak partisipasi masyarakat yang peduli banjir di lingkungan masing-masing. Da lam hal ini, masyarakat diajak untuk peduli dan mem bersihkan saluran air di sekitar pemukiman tempat ting gal nya. “Kita sudah lakukan so si li sasi dibeberapa titik. Semoga war ga mengerti dan dapat mengantisi pasi musim penghu jan,” imbuhnya.

Sementara itu, Kepala Dinas PU BM dan PSDA Kota Palembang, Darma Budhy mengatakan, pihaknya terus melakukan pemantauan untuk mengantisi pasi banjir. Kegiatan dilakukan di saat musim kemarau saat ini. “Sudah kita lakukan perbaikan drainase tahun ini dan tahun 2015 terus dilakukan di setiap jalan protokol dan jalan alternatif yang berpotensi tergenang,” ucapnya singkat.

Sebelumnya, Camat Ilir Barat I, A Rizal mengatakan, kecamatan yang dipimpinnya be rada di tengah kota. Menurutnya, kondisi itu cukup rentan bahaya kebanjiran. Penyebab banjir juga beragam, diantaranya drainase sungai tersumbat seperti di kawasan Kelurahan Barat Baru, sepanjang Sungai Lambidaro. Kemudian ruko yang tumbuh subur di Kecamatan Ilir Barat I, banyak tidak mengindahkan fungsi drainase di lokasi ruko. Penggiat dan alhi irigasi ilmu lingkungan dari Universitas Sriwijaya, Robyanto Hendro Susanto mengungkapkan potensi ban jir di Palembang cukup tinggi.

Palembang memiliki 21 anak sungai yang berasal dari aliran Sungai Musi yang berpotensi pa sang. Pada kondisi pasang, atau musim hujan, anak sungai akan mengalir ke dalam areal kota sehingga dengan berbagai penyebab penyerta, potensi banjir bisa terjadi. “Jika potensi banjir di Palembang ini merata, hampir seluruh wilayah atau kecamatan memiliki titik banjir,” katanya.

Menurutnya potensi banjir di sebabkan banyak hal dian taranya pembangunan yang tidak memperhatikan aliran anak sungai (DAS) juga menjadi pendorong penyumbatan dan pendangkalan anak-anak sungai.

“Misalnya, pembangunan yang dilakukan masyarakat atau pe rusahaan yang cendrung tidak membuat saluran irigasi, atau mematikan saluran DAS. Selain itu, beberapa kondisi sungai membutuhkan pemeliharaan hing ga pengerukan. Potensi ban jir itu berbedabeda di se tiap lokasi. Karena itu penanganan banjir harus disesuaikan de ngan penyebabnya,” tandas dia.

Sierra syailendra/ Tasmalinda
(ars)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.1414 seconds (0.1#10.140)