Menikmati Minuman Sekaligus Edukasi Mengenali Kopi

Jum'at, 07 November 2014 - 17:59 WIB
Menikmati Minuman Sekaligus Edukasi Mengenali Kopi
Menikmati Minuman Sekaligus Edukasi Mengenali Kopi
A A A
Di dapur dengan desain yang terbuka, tangan terampil Agus Prasetyo cekatan menggiling biji kopi. Setelah kopi tergiling lembut, Agus memasukkannya ke dalam cangkir hingga kemudian tersaji minuman kopi yang nikmat.

Di meja dapur, tempat Agus meracik kopi pesanan pelanggan, toples berisi biji kopi dari berbagai daerah tergeletak rapi. Termasuk di antaranya botol aneka pemanis dengan cita rasa seperti hazelnut hingga karamel. Biji kopi dalam toples-toples itu berasal dari berbagai daerah. Sedikitnya 15 jenis kopi dengan dua di antaranya berasal dari Brasil dan Etiopia, siap untuk diolah menjadi minuman nikmat.

“Ada 15 macam kopi. Dari luar (negeri) ada dari Brasil dan Etiopia. Kalau dari lokal ada Aceh Gayo, Mandailing, Lintong, Padang Solok, Java Gambung Ciwidey, Bali Kintamani, Toraja Kalosi, Flores Bajawa, Papua Wamena, dan Menoreh,” tutur owner House of Coffee Timoho Agus Prasetyo. Agus adalah pemilik House of Coffe Timoho.

Di tempat ini, pengunjung tak hanya menikmati seduhan kopi Agus yang nikmat, tetapi juga bisa melihat bagaimana proses pembuatan kopi itu berlangsung. Karena memiliki tujuan edukasi, open kitchen sengaja dilakukan agar pengunjung bisa melihat secara langsung proses pembuatan minuman.

Salah satu yang menjadi andalan adalah upaya untuk memberikan minuman kopi yang fresh. Setiap pesanan dibuat langsung mulai dari proses penggilingan kopi di dapur yang dibiarkan terbuka sehingga pengunjung bisa melihat langsung tangan terampil Agus meracik minuman.

“Kami sajikan fresh. Ketika dipesan, kami langsung giling kopinya dan racik. Satu racikan kami buat dari 12 gram bubuk kopi yang kondisinya baru saja selesai digiling dengan harapan ada konsistensi sajian rasa,” ucapnya. Ide pembuatan House of Coffe Timoho diawali dari kecintaan Agus terhadap kopi.

Ketika melakukan perjalanan ke berbagai daerah, kopi menjadi sebuah minuman yang mudah didapatkan untuk dinikmati. Meski hanya sekadar minuman, namun cita rasa yang dimiliki dari setiap biji kopi berbeda-beda. Hasil dari perburuan di berbagai daerah selama beberapa waktu tersebutlah yang ingin dibagi dengan para pencinta kopi di Yogyakarta.

“Banyak yang mengatakan kopi itu rasanya semua sama meski jenisnya berbeda. Padahal kalau kita nikmati, ada sensasi yang berbeda,” ucapnya. Salah satu sajian yang direkomendasikan Agus bagi pemilik sakit lambung adalah V60. Sebelum dikonsumsi, kopi disaring dengan tisu khusus sehingga kadar asam menjadi jauh berkurang dan aman untuk lambung.

Sajian lain yang unik adalah coldbrew yang sesuai namanya adalah minuman yang disajikan dalam kondisi dingin. Coldbrew merupakan minuman yang dihasilkan dengan metode khusus dan membutuhkan waktu hingga sehari penuh untuk membuatnya. Dari biji robusta dan arabica yang mengalami proses mirip fermentasi tersebut, didapatkan kopi dengan cita rasa wine yang dingin menyegarkan tenggorokan.

“Coldbrew ini menjadi sajian yang paling saya suka. Meski tanpa pemanis, rasa yang disajikan adalah kopi yang dingin menyegarkan. Rasa pahit kopi menjadi tidak terasa karena cita rasa wine-nya cukup segar dirasakan meskipun ini kopi dan bukan anggur,” kata salah satu pelanggan House of Coffee Timoho Ardhi.

Meski memiliki jenis kopi yang cukup banyak dan metode penyajian yang cukup beragam. Persoalan harga bukan menjadi masalah untuk bisa menikmati kopi di House of Coffe Timoho. Meski menerapkan metode modern, harga minuman yang disajikan rata-rata masih di bawah Rp10.000 per cangkir.

Salah satu yang juga bisa dilakukan pelanggan adalah, mengajak ngobrol Agus sang pemilik mengenai kopi. Berbagai pengetahuan tentang kopi yang dimiliki dari mulai jenis hingga teknik pembuatan akan meluncur lancar untuk menambah wawasan.?

Maha Deva
Yogyakarta
(ars)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.5457 seconds (0.1#10.140)