Tingkatkan Skill, TRC BPBD Dilatih Water Rescue
A
A
A
GUNUNGKIDUL - Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Gunungkidul terus berusaha meningkatkan keahlian mengevakuasi korban bencana. Kemarin, sebanyak 30 anggota Tim Reaksi Cepat (TRC) BPBD Gu nungkidul mendapatkan pelatihan water rescue atau penyelamatan korban di air.
Kepala Seksi Kedaruratan dan Logistik BPBD Gunung kidul Sutaryono meng ung kapkan, selama ini penanganan kor ban masih pada korban bencana darat, sedangkan korban di air masih perlu pelatihan. "Ha ri ini semua anggota TRC kami latih untuk evakuasi korban di air atau water rescue," ucapnya di sela-sela pelatihan, kemarin.
Dijelaskannya, dalam pelatihan ini pihaknya sengaja meng gunakan Sungai Oya, tepatnya di bawah Jembatan Bunder Patuk. Perahu karet pun digu nakan untuk pelatihan ini. Pelatihan evakuasi, pihaknya se ngaja mendatangkan tim SAR Pantai Baron yang sudah memiliki pengalaman dalam eva kuasi korban laka laut. “Dua instruktur yang kami ambil semua dari SAR Baron,” katanya.
Sementara, Koordinator SAR Pantai Baron Marjono selaku instruktur menjelaskan, di pe rlukan keterampilan dan kete patan posisi dalam evakuasi korban di air. Kalau salah posisi, justru berakibat fatal karena bisa sama-sama tenggelam. "Ka lau teori memang sulit, maka kami lakukan sambil praktik," katanya.
Dalam latihan yang dipu satkan di Sungai Oya tersebut, tim di ajak memberikan per to longan pada korban tenggelam. Seorang warga berteriak minta tolong lantaran akan tenggelam. TRC kemudian melakukan evakuasi dengan menggunakan perahu karet. Korban berhasil dievakuasi dan diangkat dengan tek nik yang benar yang dipandu dua anggota SAR Baron, Marjono dan Surisdiyanto.
Dalam pelatihan, Marjono kem bali mengingatkan ketika menghadapi situasi korban panik, tim penyelamat diminta mengambil posisi di belakang korban. Jangan sampai korban di bi arkan merangkul karena regu penolong bisa ikut tenggelam. “Pegang tangan korban da ri arah belakang, lalu ambil po sisi terbaik, sehingga korban bisa mengapung. Kami harus tahu teknik penyelamatan korban,” tandasnya.
Suharjono
Kepala Seksi Kedaruratan dan Logistik BPBD Gunung kidul Sutaryono meng ung kapkan, selama ini penanganan kor ban masih pada korban bencana darat, sedangkan korban di air masih perlu pelatihan. "Ha ri ini semua anggota TRC kami latih untuk evakuasi korban di air atau water rescue," ucapnya di sela-sela pelatihan, kemarin.
Dijelaskannya, dalam pelatihan ini pihaknya sengaja meng gunakan Sungai Oya, tepatnya di bawah Jembatan Bunder Patuk. Perahu karet pun digu nakan untuk pelatihan ini. Pelatihan evakuasi, pihaknya se ngaja mendatangkan tim SAR Pantai Baron yang sudah memiliki pengalaman dalam eva kuasi korban laka laut. “Dua instruktur yang kami ambil semua dari SAR Baron,” katanya.
Sementara, Koordinator SAR Pantai Baron Marjono selaku instruktur menjelaskan, di pe rlukan keterampilan dan kete patan posisi dalam evakuasi korban di air. Kalau salah posisi, justru berakibat fatal karena bisa sama-sama tenggelam. "Ka lau teori memang sulit, maka kami lakukan sambil praktik," katanya.
Dalam latihan yang dipu satkan di Sungai Oya tersebut, tim di ajak memberikan per to longan pada korban tenggelam. Seorang warga berteriak minta tolong lantaran akan tenggelam. TRC kemudian melakukan evakuasi dengan menggunakan perahu karet. Korban berhasil dievakuasi dan diangkat dengan tek nik yang benar yang dipandu dua anggota SAR Baron, Marjono dan Surisdiyanto.
Dalam pelatihan, Marjono kem bali mengingatkan ketika menghadapi situasi korban panik, tim penyelamat diminta mengambil posisi di belakang korban. Jangan sampai korban di bi arkan merangkul karena regu penolong bisa ikut tenggelam. “Pegang tangan korban da ri arah belakang, lalu ambil po sisi terbaik, sehingga korban bisa mengapung. Kami harus tahu teknik penyelamatan korban,” tandasnya.
Suharjono
(ars)