Peluang Pemain Lokal
A
A
A
MEDAN - Keputusan PSSI meniadakan pemain asing di Kompetisi Indonesia Super League (ISL) dan Divisi Utama musim depan disambut positif PSMS Medan. Keputusan itu menjadi momentum kebangkitan pemain lokal.
Menurut Pelatih Kepala PSMS Medan Legirin, keputusan ini tentu memberikan peluang besar bagi pemain lokal untuk unjuk gigi. Dia pun menilai, keputusan itu bisa menjadi persaingan sehat antarpemain lokal.
”Keputusan PSSI sangat baik. Sebab, keputusan itu akan menjadikan persaingan pemain lokal masuk ke tim ISL atau Divisi Utama semakin ketat. Timtim tentu mencari pemain yang sangat layak memperkuat tim,” ungkap Legirin. Keputusan ini diambil PSSI dan PT Liga Indonesia (Liga) terkait kuota pemain asing di Indonesia. Mereka memutuskan menghapus pemain asing di Divisi Utama dan menyisakan tiga legiun impor di ISL musim mendatang.
PSSI berasumsi peniadaan dan pengurangan kuota asing tidak sekadar memberikan kesempatan lebih banyak kepada pemain lokal, tapi membantu klubklub, terutama peserta Divisi Utama lebih hemat dalam anggaran. Keputusan ini juga tak terlepas dari sejumlah kasus tunggakan gaji para pemain. Dengan pengurangan kuota pemain asing di ISL dan peniadaan bagi tim Divisi Utama musim depan, maka pengeluaran tim bisa ditekan.
Yang jelas, keputusan itu sangat menguntungkan tim berjuluk Ayam Kinantan tersebut. Bagaimana tidak, PSMS sempat terkena sanksi tidak diperbolehkan diperkuat pemain asing di Kompetisi Divisi Utama 2014. Itu buntut dari tunggakan gaji pemain pada kompetisi musim 2011/2012. Menurut Legirin, pelatih lisensi B AFC itu, peniadaan pemain asing ini jelas menjadi kesempatan besar bagi para pemain, terutama pemain yang posisinya kerap diisi pemain asing, seperti striker, gelandang, stoper.
”Keputusan ini jelas keuntungan bagi pemain lokal, juga untuk tim nasional. Sebab, saat berlaga di tingkat internasional, tiga posisi itulah yang kerap kosong. Itu akibat dari penggunaan pemain asing tadi. Jadi, saat timnas tanding, jadi kaku karena sulit mendapatkan pemain yang pas mengisi posisi itu,” ungkapnya.
Legirin optimistis keputusan ini akan membuat pemain lokal makin berkembang. Tidak hanya memberikan kesempatan lebih banyak kepada pemain lokal unjuk kebolehan, kebijakan itu juga bisa memangkas pengeluaran dana yang lebih besar dari setiap klub kontestan. Anggaran klub hanya terfokus pada pemain lokal yang pengeluarannya tidak sebesar legiun asing.
”Pemain kami pasti lebih berkembang lagi, juga segi dana klub lebih irit. Inilah babak baru sepak bola kita,” pungkasnya.
Haris dasril
Menurut Pelatih Kepala PSMS Medan Legirin, keputusan ini tentu memberikan peluang besar bagi pemain lokal untuk unjuk gigi. Dia pun menilai, keputusan itu bisa menjadi persaingan sehat antarpemain lokal.
”Keputusan PSSI sangat baik. Sebab, keputusan itu akan menjadikan persaingan pemain lokal masuk ke tim ISL atau Divisi Utama semakin ketat. Timtim tentu mencari pemain yang sangat layak memperkuat tim,” ungkap Legirin. Keputusan ini diambil PSSI dan PT Liga Indonesia (Liga) terkait kuota pemain asing di Indonesia. Mereka memutuskan menghapus pemain asing di Divisi Utama dan menyisakan tiga legiun impor di ISL musim mendatang.
PSSI berasumsi peniadaan dan pengurangan kuota asing tidak sekadar memberikan kesempatan lebih banyak kepada pemain lokal, tapi membantu klubklub, terutama peserta Divisi Utama lebih hemat dalam anggaran. Keputusan ini juga tak terlepas dari sejumlah kasus tunggakan gaji para pemain. Dengan pengurangan kuota pemain asing di ISL dan peniadaan bagi tim Divisi Utama musim depan, maka pengeluaran tim bisa ditekan.
Yang jelas, keputusan itu sangat menguntungkan tim berjuluk Ayam Kinantan tersebut. Bagaimana tidak, PSMS sempat terkena sanksi tidak diperbolehkan diperkuat pemain asing di Kompetisi Divisi Utama 2014. Itu buntut dari tunggakan gaji pemain pada kompetisi musim 2011/2012. Menurut Legirin, pelatih lisensi B AFC itu, peniadaan pemain asing ini jelas menjadi kesempatan besar bagi para pemain, terutama pemain yang posisinya kerap diisi pemain asing, seperti striker, gelandang, stoper.
”Keputusan ini jelas keuntungan bagi pemain lokal, juga untuk tim nasional. Sebab, saat berlaga di tingkat internasional, tiga posisi itulah yang kerap kosong. Itu akibat dari penggunaan pemain asing tadi. Jadi, saat timnas tanding, jadi kaku karena sulit mendapatkan pemain yang pas mengisi posisi itu,” ungkapnya.
Legirin optimistis keputusan ini akan membuat pemain lokal makin berkembang. Tidak hanya memberikan kesempatan lebih banyak kepada pemain lokal unjuk kebolehan, kebijakan itu juga bisa memangkas pengeluaran dana yang lebih besar dari setiap klub kontestan. Anggaran klub hanya terfokus pada pemain lokal yang pengeluarannya tidak sebesar legiun asing.
”Pemain kami pasti lebih berkembang lagi, juga segi dana klub lebih irit. Inilah babak baru sepak bola kita,” pungkasnya.
Haris dasril
(ars)