Posisi Suharno Terancam
A
A
A
PALEMBANG - Arema Cronus tidak mampu menuntaskan dua dari tiga target musim ini. Impian tim kesayangan Aremania untuk menjadi kampiun Indonesia Super League (ISL) akhirnya pupus di tangan Persib Bandung pada semifinal.
Dengan demikian, dua target Singo Edan dipastikan melayang karena sebelumnya juga gagal memenuhi ambisi di AFC Cup. Arema sangat ngebet ingin menembus partai semifinal di level Asia, tapi kenyataannya juga terjerembab pada fase knock-out.
Satu-satunya target yang tersisa adalah Inter Island Cup (IIC) 2014. Arema masih menyisakan partai final dan lagi-lagi harus bertemu Persib Bandung yang selalu menjadi momok musim ini. Bagi tim selevel Arema, sebenarnya target terakhir ini tak begitu menarik. IIC 2014 hanyalah turnamen pramusim yang gengsinya tidak begitu fenomenal. Jadi, walau masih ada satu trofi yang bisa diincar, bisa dibilang Arema sudah gagal total.
Sosok yang menjadi sorotan adalah Pelatih Arema Cronus Suharno. Hampir bisa dipastikan manajemen akan berhitung berkali-kali jika ingin memakai Suharno lagi musim depan. Tim yang berdiri pada 1987 ini menjadi tim sarat ambisi dalam dua musim terakhir dan terlihat tidak menolerir sebuah kegagalan. Belum ada sikap dari manajemen tentang masa depan Suharno. Namun, mantan pelatih Persegres Gresik United ini menyadari posisinya tak lagi aman dan siap dengan segala vonis yang bakal diterimanya.
Dia mengakui kesalahan layak ditimpakan pada dirinya sebagai pengendali tim. “Jangan menyalahkan pemain karena saya yang bertanggung jawab terhadap kegagalan Arema musim ini. Saya siap dengan segala keputusan manajemen dan memang harus menghadapi segala konsekuensi dengan hasil yang dicapai Arema selama ini,” kata Suharno. Suharno menyatakan bahwa sebagai sebuah tim, pemain telah melakukan yang terbaik di ISL 2014.
“Kami telah mengarungi musim yang bagus, walau pada akhirnya menyakitkan karena sebenarnya kami ingin lebih dari sekadar semifinalis,” ujarnya. Suharno pernah mencatat rekor fantastis selama di Stadion Kanjuruhan dan sempat membawa Singo Edan tak terkalahkan dalam 29 laga, termasuk pramusim.
Namun, itu terjadi pada awal 2014, ketika tim biru masih segar bugar. Arema mulai merosot pada putaran kedua dan sempat kesulitan memenangkan laga di kandang sendiri. Suharno kemudian mulai mencari solusi dengan mencoba berbagai formasi untuk mengembalikan permainan puncak timnya. Namun, upaya tersebut tak sepenuhnya berhasil.
Ahmad Bustomi dkk semakin kehilangan mental pemenang pada babak 8 besar karena tak pernah menang di luar kandang. Mereka semakin antiklimaks saat bermain di luar Malang dengan lawan sekelas Persib Bandung.
Kukuh setyawan
Dengan demikian, dua target Singo Edan dipastikan melayang karena sebelumnya juga gagal memenuhi ambisi di AFC Cup. Arema sangat ngebet ingin menembus partai semifinal di level Asia, tapi kenyataannya juga terjerembab pada fase knock-out.
Satu-satunya target yang tersisa adalah Inter Island Cup (IIC) 2014. Arema masih menyisakan partai final dan lagi-lagi harus bertemu Persib Bandung yang selalu menjadi momok musim ini. Bagi tim selevel Arema, sebenarnya target terakhir ini tak begitu menarik. IIC 2014 hanyalah turnamen pramusim yang gengsinya tidak begitu fenomenal. Jadi, walau masih ada satu trofi yang bisa diincar, bisa dibilang Arema sudah gagal total.
Sosok yang menjadi sorotan adalah Pelatih Arema Cronus Suharno. Hampir bisa dipastikan manajemen akan berhitung berkali-kali jika ingin memakai Suharno lagi musim depan. Tim yang berdiri pada 1987 ini menjadi tim sarat ambisi dalam dua musim terakhir dan terlihat tidak menolerir sebuah kegagalan. Belum ada sikap dari manajemen tentang masa depan Suharno. Namun, mantan pelatih Persegres Gresik United ini menyadari posisinya tak lagi aman dan siap dengan segala vonis yang bakal diterimanya.
Dia mengakui kesalahan layak ditimpakan pada dirinya sebagai pengendali tim. “Jangan menyalahkan pemain karena saya yang bertanggung jawab terhadap kegagalan Arema musim ini. Saya siap dengan segala keputusan manajemen dan memang harus menghadapi segala konsekuensi dengan hasil yang dicapai Arema selama ini,” kata Suharno. Suharno menyatakan bahwa sebagai sebuah tim, pemain telah melakukan yang terbaik di ISL 2014.
“Kami telah mengarungi musim yang bagus, walau pada akhirnya menyakitkan karena sebenarnya kami ingin lebih dari sekadar semifinalis,” ujarnya. Suharno pernah mencatat rekor fantastis selama di Stadion Kanjuruhan dan sempat membawa Singo Edan tak terkalahkan dalam 29 laga, termasuk pramusim.
Namun, itu terjadi pada awal 2014, ketika tim biru masih segar bugar. Arema mulai merosot pada putaran kedua dan sempat kesulitan memenangkan laga di kandang sendiri. Suharno kemudian mulai mencari solusi dengan mencoba berbagai formasi untuk mengembalikan permainan puncak timnya. Namun, upaya tersebut tak sepenuhnya berhasil.
Ahmad Bustomi dkk semakin kehilangan mental pemenang pada babak 8 besar karena tak pernah menang di luar kandang. Mereka semakin antiklimaks saat bermain di luar Malang dengan lawan sekelas Persib Bandung.
Kukuh setyawan
(ars)