Azzahra Nurul Aeni Ternyata Laki-Laki

Rabu, 05 November 2014 - 13:41 WIB
Azzahra Nurul Aeni Ternyata Laki-Laki
Azzahra Nurul Aeni Ternyata Laki-Laki
A A A
Pasangan suami istri Tarsian, 35; dan Leni, 29, warga Kampung Lembak Sari RT 07/12, Desa Sirnajaya, Kecamatan Pasirwangi, Kabupaten Garut, bisa bernafas lega begitu ada kepastian anak balitanya yang berusia 19 bulan, Azzahra Nurul Aeni, dipastikan ber kelamin laki-laki, setelah sebelumnya dinyatakan memiliki kelamin ganda.

Petugas Medis Puskesmas Gadog, Kecamatan Pasirwangi, Yudi Permana mengatakan, kepastian mengenai kelamin Azzah ra didasarkan hasil pemerik saan yang dilakukan terhadapnya. Menurut Yudi, Azz ahra memang sempat menjalani berkali-kali pemeriksaan sejak di bawah usia 10 bulan.

“Namun saat itu, meski sudah berkali-kali diperiksa, kepastian kelamin Azzahra belum bisa ditentukan oleh sebab usianya masih di bawah satu tahun. Karena sudah lebih dari satu tahun, hormonnya dapat terlihat jelas dan dinyatakan lebih ke arah kelamin laki-laki,” kata Yudi kemarin. Menurut Yudi, pemeriksaan lanj utan terhadap Azzahra mes ti dilakukan kembali. Persoalan penentuan jenis kelamin merupakan satu hal yang sangat penting karena me nyang kut masa depan seseorang.

“Kami dari puskesmas dan aparat pemerintahan dari tingkat RT, RW, hingga kecamatan akan membantu segala proses yang diperlukan. Misalnya membantu proses jamkesmas, karena memang Azzahra berasal dari kalangan ekonomi kecil,” ujarnya. Seperti balita lain pada umumnya, Azzahra tumbuh sehat di lingkungan keluarganya. Sewaktu dilahirkan, dia berkelamin perempuan dengan kondisi kesehatan normal dan berat badan 3 kg.

Beberapa waktu lalu, ayah Azzahra, Tarsian mengaku, tidak menyangka bila anaknya memiliki kelamin ganda. Buruh cangkul ini baru mengetahui adanya kelainan pada kelamin Azzahra setelah anaknya ini berusia tiga bulan lebih. “Sebab tidak ada tandatanda apapun. Apakah mimpi atau apa, itu sama sekali tidak ada. Saat di usia 3 bulan itu, saya ka get ketika istri mengatakan ada kelainan di kelamin anak kami. Ada semacam benjolan tum - buh di atas alat kelamin wanitanya. Bentuknya seperti alat kelamin anak laki-laki,” ujarnya.

Tarsian sendiri awalnya tidak berani untuk memeriksakan keanehan pada kelamin putrinya tersebut. Alasannya, dia tidak memiliki cukup uang. “Penghasilan saya sebagai buruh cangkul dalam sehari hanya Rp20.000. Saya khawatir uangnya tidak cukup kalau dibawa ke rumah sakit,” ungkapnya.

Fani Ferdiansyah
Kabupaten Garut
(ars)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.6355 seconds (0.1#10.140)