Harga Daun Teh Murah, Petani Produksi Teh Suroloyo

Selasa, 04 November 2014 - 12:33 WIB
Harga Daun Teh Murah, Petani Produksi Teh Suroloyo
Harga Daun Teh Murah, Petani Produksi Teh Suroloyo
A A A
KULONPROGO - Produksi daun teh yang dikembangkan oleh petani di Samigaluh, Kulonprogo, mengalami penurunan yang cukup drastis. Menyusul menyusutnya lahan tanaman teh yang dibudidayakan petani. Harga teh yang murah, menjadikan petani enggan mengembangkan tanaman ini dan mengganti dengan tanaman lain.

Ketua Kelompok Usaha Bersama (Kube) Menoreh Jaya, Murtiyono mengatakan, kawasan Girimulyo dan Samigaluh merupakan daerah yang menjadi sentra tanaman teh. Pada 1998 silam, luas lahan mencapai 746 hektare. Namun saat ini tinggal tersisa 58 hektare saja. Banyak petani yang menggantikan dengan tanaman cengkeh yang harganya lebih stabil. “Harga jual teh sangat murah, karena itu banyak petani mengganti dengan tanaman lain,” ucap Murtiyono.

Pucuk daun teh basah ini hanya laku Rp1.000 per kilogram-nya. Para petani menjual kepada PT Pagilaran yang menjadi mitra bisnis petani sejak puluhan tahun. Namun saat ini pemerintah memberikan subsidi kepada petani Rp250 per kilogram.

Petani teh yang lain, Sukohadi mengatakan, untuk mendongkrak produksi daun teh, petani kini mengembangkan teknik baru dengan model pemerataan bidang petik. Pemetikan dilakukan menggunakan gunting yang didesain khusus. Dengan cara ini, petikan daun teh menjadi lebih merata dan hasil lebih cepat. Tanaman dan daun teh yang ada juga terjaga dari kerusakan. “Teknik ini mampu memperbanyak pertumbuhan vegetatif dan mengubah batang tunggal menjadi bercabang banyak serta rendah,” ujarnya.

Saat ini, KUB Menoreh Jaya memiliki lahan seluas 2.000 meter persegi. Lahan ini mampu menghasilkan produksi hingga satu ton setiap 35 hari sekali.

Produksi Teh Suroloyo

Mulai 2014 ini, para petani teh yang tergabung dalam KUBE Menoreh Jaya mencoba mengembangkan Teh Suroloyo. Yakni teh yang dikemas sendiri oleh petani yang terga bung dalam kelompok. Ada dua jenis teh yang dipasarkan, teh kemasan dan teh celup. “Teh basah kami jual ke Pagilaran, sebagian kami produksi dan edarkan sendiri,” kata Ketua KUBE Menoreh Jaya Murtiyono.

Teh ini memiliki cita rasa yang khas sebagai teh Kulonprogo. Akan lebih mantap jika dinikmati secara alami tanpa pemanis. Teh ini hanya dicampur dengan bunga melati untuk menghasilkan aroma yang lebih wangi. Salah seorang konsumen, Suryono mengaku, ada yang beda teh Suroloyo dengan teh yang dia konsumsi. Teh ini rasanya lebih lembut dengan sedikit pahit. Cita rasa seperti ini cocok dengan lidah orang Indonesia yang menjadikan minum teh menjadi sebuah tradisi. “Rasanya lebih khas dan ini organik. Karena itu saya tertarik,” tandas Suryono.

Kuntadi
(ftr)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.3201 seconds (0.1#10.140)