Terancam Ombak, Nelayan Kendal Tak Melaut

Rabu, 29 Oktober 2014 - 13:41 WIB
Terancam Ombak, Nelayan Kendal Tak Melaut
Terancam Ombak, Nelayan Kendal Tak Melaut
A A A
KENDAL - Nelayan di wilayah Kabupaten Kendal sudah dua pekan tidak melaut. Hal tersebut lantaran gelombang di tengah laut sangat tinggi dan mengancam keselamatan nelayan. Akibatnya, para nelayan tidak mendapat pemasukan untuk memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari.

Dari pantauan KORAN SINDO di Bandengan dan Karangsari Kecamatan Kendal, Kartikajaya, Kecamatan Patebon, dan Korowelang, Kecamatan Cepiring, sepi aktivitas nelayan. Ratusan perahu hanya bersandar di dermaga. Bahkan, tempat pelelangan ikan (TPI) setempat juga sepi aktivitas jual beli ikan.

Sopian (45), seorang nelayan asal Desa Bandengan mengatakan, banyak nelayan di wilayahnya yang memilih untuk berada di rumah ketimbang harus melaut mencari ikan. Hal itu lantaran cuaca di tengah laut yang tidak menentu.

"Angin terlalu kencang dan ombak tinggi, jadi para nelayan tidak melaut," katanya, Rabu (29/10/2014).

Menurutnya, gelombang tinggi sudah biasa terjadi di waktu perubahan musim. Sehingga, nelayan tidak mau ambil risiko. "Risikonya terlalu tinggi, jadi tidak melaut dulu," lanjutnya.

Sementara, untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari, lanjutnya, para nelayan beralih pekerjaan menjadi buruh serabutan.

"Ya seadanya pekerjaan yang ada. Tapi ada juga yang hanya menganggur dengan hanya memperbaiki perahu atau kapalnya."

Maskono, nelayan di Korowelang menambahkan, cuaca tak menentu selain membuat nelayan tak berani melaut juga membuat hasil tangkapan sedikit.

"Jadi kapal-kapal besar meskipun melaut hasilnya juga tidak sedikit. Kalau dihitung antara biaya dan tenaga yang dikeluarkan untuk melaut tidak mencukupi hasilnya," katanya

Dia menambahkan, untuk sekali melaut sedikitnya dibutuhkan biaya Rp250 ribu untuk pembelian bahan bakar solar sekali. Sebab, solar yang dibutuhkan sekali melaut berkisar antara 40-60 liter.

"Sementara cuaca tak menentu, membuat nelayan tak berani ke tengah lautan. Jika biasanya sekali melaut memperoleh kisaran 2-3 kuintal, selama tiga pekan terakhir nelayan hanya mendapatkan kurang dari satu kuintal. Sehingga hasil tangkapannya sedikit, tidak sebanding dengan modal yang dikeluarkan," tandasnya.
(zik)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 1.1053 seconds (0.1#10.140)