Atlet Tewas di Bukit Sulap

Senin, 27 Oktober 2014 - 18:24 WIB
Atlet Tewas di Bukit Sulap
Atlet Tewas di Bukit Sulap
A A A
LUBUKLINGGAU - Sejumlah atlet downhill dan Pengurus Besar Ikatan Sepeda Sport Indonesia (ISSI) kemarin melakukan tabur bunga di Bukit Sulap.

Tabur bunga itu dilakukan sehari setelah peristiwa tewasnya Nifera Ufrotun Saidatun Nila alias Fera,22. Atlet nasional itu tewas saat menjajal trek untuk Asian Mountain Bike Championship (AMBC) yang dijadwalkan berlangsung pada 30 Oktober-3 November mendatang.

Fera yang tercatat sebagai warga Jogokariyan MJ 3/644 RT 36/10 Kelurahan Mantrijeron, Yogyakarta itu terjatuh saat melintasi trek Bukit Sulap yang licin Sabtu (25/10) sekitar pukul 15.00 WIB. Saat terjatuh, dada korban mengenai setang sepeda yang dikendarainya.

"Posisi jatuh korban tidak langsung ke tanah. Tetapi membentur setang sepeda (terlebih dahulu)," ujar Kepala Bidang Pembinaan Prestasi (Kabid Binpres)PB ISSI Candra Ariavijaya saat menyampaikan keterangan resmi di trek AMBC Bukit Sulap, kemarin.

Saat mengetahui ada atlet yang jatuh, panitia memberikan pertolongan pertama, kemudian memanggil ambulans untuk membawa korban ke Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) dr Sobirin. Tim dokter RSUD lalu mengarahkan agar Fera dirujuk ke RS di Palembang. Namun sebelum sampai ke Palembang, juara kejuaraan nasional (kejurnas) downhill 2012 dan 2013 sudah mengembuskan napas terakhirnya.

"Sebenarnya kejadian tersebut belum masuk dalam rangkaian kegiatan, masih kategori latihan dan jadi tanggung jawab tim masing-masing. Tetapi panitia langsung memberikan pertolongan dengan sigap dan cepat," jelas Candra.

Candra membantah peristiwa ini terjadi karena adanya kesalahan prosedur. Sebab, sebelum latihan berlangsung, PB ISSI dan panitia sudah memeriksa peralatan kese lamatan, sepeda seluruh atlet dan trek yang dilalui. "Saat latihan korban meng gunakan peralatan keselamatan berupa body impact sesuai aturan dan mengikuti berbagai prosedur pemeriksaan," ungkap Candra.

Tim pelatih juga mengecek kondisi kesehatan para atlet. Tim pelatih memastikan seluruh atlet dalam kondisi sehat dan mengikuti pemanasan dan sesuai aturan. "Setelah itu pelatih melakukan proses cek trek berjalan kaki sebelum bersepeda. Itu sudah dilakukan. Selanjutnya atlet dan pelatih melakukan sesi latihan," jelas Candra.

Setelah kejadian PB ISSI melakukan penanganan sesuai ketentuan. Panitia tidak langsung mengangkat tubuh korban, sebab tidak mengetahui bagian tubuh mana yang patah atau terluka. Candra juga mengklaim waktu evakuasi korban tergolong cepat jika ditinjau dari kondisi lokasi.

"Karena berada di bukit, tentunya lokasi yang sulit dijangkau. Intinya, kami sudah memberikan pertolongan secara dasar kepada atlet yang mendapatkan musibah kecelakaan," tukasnya.

Wakil Sekjen PB ISSI, Tino Latuheru mengatakan sebelum sesi latihan digelar PB ISSI dan panitia penyelenggara telah memperingatkan para atlet mengenai kondisi trek yang sangat ekstrem. Panitia juga telah melakukan langkah antisipasi dengan menempatkan petugas medis di titik ekstrem.

"Titik ekstrem itu yakni untuk Downhill sebanyak 8 titik, Massal 64 titik, dan Cross Coun try ada 44 titik. Semua ada petugas medis dan mobil kesehatan untuk memberikan pelayanan cepat terhadap para atlet,"sebut Tino.

Ketua Panitia Pelaksana sekaligus Ketua Pengurus Cabang ISSI Kota Lubuklinggau, Leonardi Sohe alias Dodi mengatakan, pihaknya turut berduka cita atas kematian atlet nasional tersebut."Pemkot Lubuk linggau juga memberikan santunan kepada almarhumah sebesar Rp25 juta,"kata Dodi.

Hengky chandra agoes
(bbg)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.6425 seconds (0.1#10.140)