Meriah, Seniman Ramaikan Pentas Akbar Musik Sunda
A
A
A
BANDUNG - Sejumlah seniman dan pertunjukan seni Sunda memeriahkan "Pentas Akbar Musik Sunda" di Lapangan Mapolda Jawa Barat, Jalan Soekarno Hatta, Kota Bandung, kemarin.
Acara yang digelar Polda Jabar bersama Paguyuban Seniman Rekaman Tatar Sunda (Panaratas) itu, menghadirkan sejumlah pertunjukan seperti Singa Depok, Benjang, silat kolaborasi, kendang pencak, Bimbo, angklung Polda Jabar, calung, Bah Dadeng, dan lainnya.
Beberapa kesenian Sunda tersebut tampil pada sesi pertama yang digelar mulai pukul 08.30 WIB. Selain itu, acara juga menghadirkan penampilan Kun Kun, Nining Meida serta performance Kapolda Jabar Irjen Pol Dr Mochamad Iriawan, dengan pembawa acara Encep S dan Achie Padmo.
Sementara para sesi kedua yang ber langsung mulai pukul 12.40 hingga 17.00 diisi dengan penampilan dari Grup Bobodoran, Reog Golektrak, Ebith Beat A, Rumingkang, Tari Merak, Jaipongan, Wayang Bodor, Beluk, Kecapi Humor, angklung kontemporer, dan lainnya.
Halaran acara Polda Jabar pun terus berlanjut hingga malam, di mana tampil tembang Cianjuran, Samba Sunda, Debu, H. Dose Hudaya, Wina DH, Ayank Andriani, Wina Juliana, Salma Kurnia, Florina, Geby GE, dan Bukan Barakatak. Nama musisi Sunda legendaries Darso pun ikut diramaikan oleh penampilan Dynasti Darso, Asep Darso, dan Ujang Darso. Serta penampilan Rika Tila, Santania, Rika Rafika, Idea Percussion, dan Doel Sumbang dengan pembawa acara Neo D’Bodor.
Pada kesempatan tersebut, juga hadir H Dose Hudaya, Dewan Pembina Mayjen TNI (Purn) Iwan Sulanjana dan Sam Bimbo, Dewan Penasehat Acil Bimbo dan Fery Ferdian Hudaya, serta pelindung Kapolda Jabar Irjen Pol Mochamad Iriawan.
"Saya melihat, kebudayaan sunda sudah mulai luntur. Maka dari itu perlu digali lagi. Seperti tadi pagi (kemarin) ada seni Sisingaan, itu kan sudah mulai jarang, sehingga para senimannya pun harus kita gali kembali," kata Kapolda Irjen Pol Mochamad Iriawan disela-sela acara.
Menurut dia, Panaratas 2014 ini bertujuan untuk mengumpulkan semua elemen masyarakat, melalui wadah kesenian ini, diharapkan dapat juga menjaga situasi kamtibmas di wilayah hukum Polda Jabar.
Ke depan, lanjutnya, Panaratas ini juga akan menjadi ajang untuk memajukan pariwisata di Jabar. "Banyak budaya Sunda yang harus dijaga. Salah satunya dengan berkomitmen, stop pembajakan," tegasnya.
Disinggung upaya Polda Jabar sendiri untuk memberangus pembajakan kesenian Sunda, menurut Iriawan sudah ada tim yang menanganinya."Saya sudah sampaikan pada Pak Dose, karena pembajakan di wilayah ini sudah sangat merugikan. Ya, sudah ada tim untuk menaganinya (pembajakan)," terangnya.
Di tempat yang sama, Wakil Gubernur Jabar Deddy Mizwar menuturkan, potensi Jabar dalam bidang kesenian amat banyak. Namun begitu menurutnya, perlu ada fokus mau dibawa kemana ciri khas kesenian di tatar Parahyangan.
"Prakarasa musik sunda ini bagus. Tapi kita tahu banyak sekali jenis kesenian di Jabar. Nah kami di tatar Parahyangan mau apa yang ditonjolkan, harus ada formatnya. Karena bukan hanya Sunda, tapi misalnya di Jabar juga ada Kacirebonan," paparnya.
Sementara itu, disinggung soal pembajakan, Deddy pun setuju dengan pendapat Iriawan. Oleh sebab itu, ucap Deddy, saat ini pihaknya tengah menggodok suatu acara yang diharapkan bisa memperkenalkan dan melestarikan kesenian di Jabar, bukan hanya di Indonesia, melainkan hingga kancah internasional.
"Kami akan buat pertunjukan seni musik, teater, atau film pendek, tapi bagaimana caranya kalangan remaja harus muncul. Karena seperti angklung, angklung itu harus hidup di masyarakat, apalagi sudah diakui dunia. Kegiatan ini pun harus rutin," jelasnya.
CR-5/agie permadi
Acara yang digelar Polda Jabar bersama Paguyuban Seniman Rekaman Tatar Sunda (Panaratas) itu, menghadirkan sejumlah pertunjukan seperti Singa Depok, Benjang, silat kolaborasi, kendang pencak, Bimbo, angklung Polda Jabar, calung, Bah Dadeng, dan lainnya.
Beberapa kesenian Sunda tersebut tampil pada sesi pertama yang digelar mulai pukul 08.30 WIB. Selain itu, acara juga menghadirkan penampilan Kun Kun, Nining Meida serta performance Kapolda Jabar Irjen Pol Dr Mochamad Iriawan, dengan pembawa acara Encep S dan Achie Padmo.
Sementara para sesi kedua yang ber langsung mulai pukul 12.40 hingga 17.00 diisi dengan penampilan dari Grup Bobodoran, Reog Golektrak, Ebith Beat A, Rumingkang, Tari Merak, Jaipongan, Wayang Bodor, Beluk, Kecapi Humor, angklung kontemporer, dan lainnya.
Halaran acara Polda Jabar pun terus berlanjut hingga malam, di mana tampil tembang Cianjuran, Samba Sunda, Debu, H. Dose Hudaya, Wina DH, Ayank Andriani, Wina Juliana, Salma Kurnia, Florina, Geby GE, dan Bukan Barakatak. Nama musisi Sunda legendaries Darso pun ikut diramaikan oleh penampilan Dynasti Darso, Asep Darso, dan Ujang Darso. Serta penampilan Rika Tila, Santania, Rika Rafika, Idea Percussion, dan Doel Sumbang dengan pembawa acara Neo D’Bodor.
Pada kesempatan tersebut, juga hadir H Dose Hudaya, Dewan Pembina Mayjen TNI (Purn) Iwan Sulanjana dan Sam Bimbo, Dewan Penasehat Acil Bimbo dan Fery Ferdian Hudaya, serta pelindung Kapolda Jabar Irjen Pol Mochamad Iriawan.
"Saya melihat, kebudayaan sunda sudah mulai luntur. Maka dari itu perlu digali lagi. Seperti tadi pagi (kemarin) ada seni Sisingaan, itu kan sudah mulai jarang, sehingga para senimannya pun harus kita gali kembali," kata Kapolda Irjen Pol Mochamad Iriawan disela-sela acara.
Menurut dia, Panaratas 2014 ini bertujuan untuk mengumpulkan semua elemen masyarakat, melalui wadah kesenian ini, diharapkan dapat juga menjaga situasi kamtibmas di wilayah hukum Polda Jabar.
Ke depan, lanjutnya, Panaratas ini juga akan menjadi ajang untuk memajukan pariwisata di Jabar. "Banyak budaya Sunda yang harus dijaga. Salah satunya dengan berkomitmen, stop pembajakan," tegasnya.
Disinggung upaya Polda Jabar sendiri untuk memberangus pembajakan kesenian Sunda, menurut Iriawan sudah ada tim yang menanganinya."Saya sudah sampaikan pada Pak Dose, karena pembajakan di wilayah ini sudah sangat merugikan. Ya, sudah ada tim untuk menaganinya (pembajakan)," terangnya.
Di tempat yang sama, Wakil Gubernur Jabar Deddy Mizwar menuturkan, potensi Jabar dalam bidang kesenian amat banyak. Namun begitu menurutnya, perlu ada fokus mau dibawa kemana ciri khas kesenian di tatar Parahyangan.
"Prakarasa musik sunda ini bagus. Tapi kita tahu banyak sekali jenis kesenian di Jabar. Nah kami di tatar Parahyangan mau apa yang ditonjolkan, harus ada formatnya. Karena bukan hanya Sunda, tapi misalnya di Jabar juga ada Kacirebonan," paparnya.
Sementara itu, disinggung soal pembajakan, Deddy pun setuju dengan pendapat Iriawan. Oleh sebab itu, ucap Deddy, saat ini pihaknya tengah menggodok suatu acara yang diharapkan bisa memperkenalkan dan melestarikan kesenian di Jabar, bukan hanya di Indonesia, melainkan hingga kancah internasional.
"Kami akan buat pertunjukan seni musik, teater, atau film pendek, tapi bagaimana caranya kalangan remaja harus muncul. Karena seperti angklung, angklung itu harus hidup di masyarakat, apalagi sudah diakui dunia. Kegiatan ini pun harus rutin," jelasnya.
CR-5/agie permadi
(bbg)