Molor, Pembongkaran Replika Kapal Cheng Ho
A
A
A
SEMARANG - Proses pembongkaran replika Kapal Laksamana Cheng Ho di penampang basah Kali Semarang dipastikan molor. Sempitnya akses serta kualitas bangunan yang super menjadi penyebabnya.
Pantauan KORAN SINDO di lapangan, proses pembongkaran replika Kapal Cheng Ho masih terus dilakukan hingga kemarin. Belasan petugas melakukan pembongkaran secara manual, yakni menghancurkan dek kapal menggunakan palu dan memotong besi menggunakan alat las.
Meski pembongkaran telah dilakukan selama 10 hari terakhir, belum ada tanda-tanda pembongkaran akan selesai. Bahkan, dek kapal yang terbuat dari beton serta besi masih terlihat utuh.
"Secara keseluruhan pembongkaran baru berjalan 30 persen. Waktu yang telah ditentukan untuk pembongkaran selama 10 hari terhitung sejak 16 Oktober dipastikan tidak mencukupi," kata pengawas pembongkaran replika Kapal Cheng Ho dari Dinas PSDA ESDM Kota Semarang, Sugi, saat ditemui ditemui di lokasi pembongkaran, kemarin.
Sugi mengatakan, kesulitan terletak dari sempitnya akses untuk masuk alat berat di lokasi itu. Selain itu, bangunan dibangun dengan kualitas super sehingga untuk membongkarnya mengalami kesulitan.
"Ini bukan seperti bangunan lainnya, kualitasnya super karena dulu saat membangun didesain dengan jangka waktu lama dan tidak akan dibongkar. Setidaknya kami membutuhkan waktu 10 hari lagi untuk menyelesaikan proses pembongkaran ini," imbuhnya.
Selain kualitas coran yang super, replika Kapal Cheng Ho tersebut, lanjut Sugi, dibangun menggunakan besi sebagai penyangganya. Untuk membongkarnya, pihaknya terpaksa melakukan pemotongan terlebih dahulu secara manual menggunakan alat las.
"Memotongnya harus manual menggunakan mesin las. Setelah dipotong, baru bisa diangkat menggunakan crane untuk dipindahkan. Proses pemotongan yang dilakukan manual itu juga yang membuat pembongkaran memakan waktu lama," pungkasnya.
Pantauan KORAN SINDO di lapangan, proses pembongkaran replika Kapal Cheng Ho masih terus dilakukan hingga kemarin. Belasan petugas melakukan pembongkaran secara manual, yakni menghancurkan dek kapal menggunakan palu dan memotong besi menggunakan alat las.
Meski pembongkaran telah dilakukan selama 10 hari terakhir, belum ada tanda-tanda pembongkaran akan selesai. Bahkan, dek kapal yang terbuat dari beton serta besi masih terlihat utuh.
"Secara keseluruhan pembongkaran baru berjalan 30 persen. Waktu yang telah ditentukan untuk pembongkaran selama 10 hari terhitung sejak 16 Oktober dipastikan tidak mencukupi," kata pengawas pembongkaran replika Kapal Cheng Ho dari Dinas PSDA ESDM Kota Semarang, Sugi, saat ditemui ditemui di lokasi pembongkaran, kemarin.
Sugi mengatakan, kesulitan terletak dari sempitnya akses untuk masuk alat berat di lokasi itu. Selain itu, bangunan dibangun dengan kualitas super sehingga untuk membongkarnya mengalami kesulitan.
"Ini bukan seperti bangunan lainnya, kualitasnya super karena dulu saat membangun didesain dengan jangka waktu lama dan tidak akan dibongkar. Setidaknya kami membutuhkan waktu 10 hari lagi untuk menyelesaikan proses pembongkaran ini," imbuhnya.
Selain kualitas coran yang super, replika Kapal Cheng Ho tersebut, lanjut Sugi, dibangun menggunakan besi sebagai penyangganya. Untuk membongkarnya, pihaknya terpaksa melakukan pemotongan terlebih dahulu secara manual menggunakan alat las.
"Memotongnya harus manual menggunakan mesin las. Setelah dipotong, baru bisa diangkat menggunakan crane untuk dipindahkan. Proses pemotongan yang dilakukan manual itu juga yang membuat pembongkaran memakan waktu lama," pungkasnya.
(zik)