Semarak Muharam di Surabaya Libatkan 6.000 Siswa
A
A
A
SURABAYA - Tahun baru Islam 1436 Hijriah disambut suka-cita umat Islam di dunia. Tidak terkecuali di Surabaya. Lewat gelaran Semarak Muharam 1436, sedikitnya 6.000 pelajar tingkat SD, SMP, dan SMA sederajat, memadati Taman Surya.
Sebelumnya, mereka sempat pawai menyusuri jalanan kota. Pakaian yang mereka kenakan cukup menyita perhatian pengguna jalan. Bukan saja pakaian gamis, namun juga baju lurik, pakaian khas Jawa Tengah.
Nuansa Jawa cukup kental ditampilkan, lantaran 1 Muharam oleh orang Jawa disebut pula 1 Suro yang kendal dengan budaya Jawa. Sampai digaris akhir pawai, yakni di Taman Surya, para pelajar istirahat.
Saat tengah beristirahat inilah, dari mereka ada yang menampilkan prestasi di bidang seni dan lainnya. Seperti ditunjukan oleh Luthfiyah Nur, siswi SMP Al Khoiriyah ini misalnya.
Juara lomba baca Alquran tingkat nasional kategori siswa SMP ini membacakan ayat suci Alquran. Tidak hanya itu, para siswa lainnya juga tampak memperagakan busana Muslim.
Semarak Muharam yang melibatkan ribuan pelajar ini adalah yang pertama digelar oleh Dinas Pendidikan (Dindik) Surabaya. Tiap perwakilan sekolah membentuk kafilah-kafilah, lengkap dengan spanduk bertuliskan pesan yang diusung.
Musik patrol hasil paduan pukulan kentongan bambu, galon air mineral, dan alat sederhana lain cukup rancak terdengar.
“Ini tahun pertama digelarnya Semarak Muharam. Antusias guru dan pelajar Insya Allah besar. Ini akan menjadi agenda kita untuk tahun berikutnya,” kata Kepala Dindik Surabaya Iksan, kepada wartawan, Sabtu (25/10/2014).
Mantan kepala Bapemas dan KB ini berharap, kedepan Semarak Muharam bisa menjadi bagian syiar dan suri tauladan ke depan.
Sementara itu, Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini sangat mengapresiasi kegiatan ini. Menurutnya, peringatan pergantian tahun baru Islam dengan cara lain seperti ini akan menimbulkan dampak positif kepada siswa.
Mantan Kepala Badan Perencanaan dan Pembangunan Kota (Bappeko) ini menjadikan Semarak Muharam untuk mewanti-wanti pelajar.
“Arti modern itu tidak memakai baju bagus, meminum minuman keras, konsumsi narkoba, gadget bagus, pergaulan bebas. Itu semua salah. Modern bukan berarti seperti itu,” pesannya.
Risma menegaskan, arti modern adalah berpikiran maju dan mencapai kesuksesan. “Kalau ada yang bilang modern itu pergaulan bebas, narkoba, itu konyol. Negara dan bangsa tunggu prestasi kalian. Modern bukan pergaulan bebas," tegasnya.
Sebelumnya, mereka sempat pawai menyusuri jalanan kota. Pakaian yang mereka kenakan cukup menyita perhatian pengguna jalan. Bukan saja pakaian gamis, namun juga baju lurik, pakaian khas Jawa Tengah.
Nuansa Jawa cukup kental ditampilkan, lantaran 1 Muharam oleh orang Jawa disebut pula 1 Suro yang kendal dengan budaya Jawa. Sampai digaris akhir pawai, yakni di Taman Surya, para pelajar istirahat.
Saat tengah beristirahat inilah, dari mereka ada yang menampilkan prestasi di bidang seni dan lainnya. Seperti ditunjukan oleh Luthfiyah Nur, siswi SMP Al Khoiriyah ini misalnya.
Juara lomba baca Alquran tingkat nasional kategori siswa SMP ini membacakan ayat suci Alquran. Tidak hanya itu, para siswa lainnya juga tampak memperagakan busana Muslim.
Semarak Muharam yang melibatkan ribuan pelajar ini adalah yang pertama digelar oleh Dinas Pendidikan (Dindik) Surabaya. Tiap perwakilan sekolah membentuk kafilah-kafilah, lengkap dengan spanduk bertuliskan pesan yang diusung.
Musik patrol hasil paduan pukulan kentongan bambu, galon air mineral, dan alat sederhana lain cukup rancak terdengar.
“Ini tahun pertama digelarnya Semarak Muharam. Antusias guru dan pelajar Insya Allah besar. Ini akan menjadi agenda kita untuk tahun berikutnya,” kata Kepala Dindik Surabaya Iksan, kepada wartawan, Sabtu (25/10/2014).
Mantan kepala Bapemas dan KB ini berharap, kedepan Semarak Muharam bisa menjadi bagian syiar dan suri tauladan ke depan.
Sementara itu, Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini sangat mengapresiasi kegiatan ini. Menurutnya, peringatan pergantian tahun baru Islam dengan cara lain seperti ini akan menimbulkan dampak positif kepada siswa.
Mantan Kepala Badan Perencanaan dan Pembangunan Kota (Bappeko) ini menjadikan Semarak Muharam untuk mewanti-wanti pelajar.
“Arti modern itu tidak memakai baju bagus, meminum minuman keras, konsumsi narkoba, gadget bagus, pergaulan bebas. Itu semua salah. Modern bukan berarti seperti itu,” pesannya.
Risma menegaskan, arti modern adalah berpikiran maju dan mencapai kesuksesan. “Kalau ada yang bilang modern itu pergaulan bebas, narkoba, itu konyol. Negara dan bangsa tunggu prestasi kalian. Modern bukan pergaulan bebas," tegasnya.
(san)