Kades Bunuh Anak-Istri Lalu Gantung Diri
A
A
A
SUKOHARJO - Kepala Desa (Kades) Puhgogor Sapta Dandaka (49) diduga membunuh istrinya Titik Suryani, (40) dan anaknya Putra Dwi Pangestu (11) lalu gantung diri.
Hal ini diketahui setelah mayat ketiganya ditemukan dalam rumahnya di Dukuh Ngesong RT 02/02, Puhgogor, Bendosari, Selasa pagi (21/10/2014).
Titik dan Putra ditemukan tewas dengan sejumlah luka di bagian kepala, sedangkan Sapta ditemukan tewas tergantung di pintu penghubung antara rumah dan garasi.
Ketiga korban kali pertama ditemukan oleh kakak kandung korban Titik, Bambang Suramto, (45) dan ibu kandung Sukarmi (67), sekitar pukul 06.30 WIB.
Saat itu, Bambang merasa curiga karena rumah adiknya Sapta Dandaka masih tertutup rapat. Padahal, biasanya pada jam tersebut rumah tersebut sudah terbuka. Terlebih lagi, Titik selama ini berprofesi sebagai guru.
Karena curiga, Bambang kemudian berusaha mengetuk pintu rumah namun tidak ada jawaban.
Selanjutnya Bambang meminta pertolongan kepada warga sekitar untuk memanggilkan Sapta Dandaka. Karena tidak segera ada jawaban, Bambang bersama warga kemudian mendobrak pintu.
Saat itulah Bambang dan warga kaget setelah melihat Titik dan Putra tergeletak di ruang tengah dalam keadaan tewas penuh luka di bagian kepala.
Bambang bersama warga lantas mencari Sapta yang tidak terlihat di ruang tersebut. Akhirnya, Bambang dan warga kembali mendobrak pintu penghubung ruangan dengan garasi.
Ternyata, begitu pintu terbuka, Bambang dan warga kembali dibuat kaget karena mendapati Sapta telah tewas dalam posisi tergantung. Sapta gantung diri dengan tali "dadung" yang diikat pada lubang angin diatas pintu.
"Istri dan anak Pak Lurah (Kades) ditemukan di ruang tengah. Keduanya sudah terbaring berdampingan dengan kedua tangan bersidekap," ujar Citro Wiyono (70) yang mengaku ikut masuk ke dalam rumah korban.
Citro mengaku, kedua korban sudah tewas ketika ditemukan. Untuk Titik, terlihat luka di bagian wajah dan kepala bagian belakang.
Sedangkan untuk Putra terlihat luka di leher dan juga kepala bagian belakang. Hanya saja, Citro mengaku tidak tega untuk melihat ketika korban tersebut lebih dekat.
Dia juga mengatakan, anak korban Putra yang tewas merupakan anak kedua Kades. Sedangkan anak pertama yang bernama Danie Sulistyaningrum saat kejadian tidak ada di rumah karena tinggal di rumah kos Pabelan, Kartasura.
Pasalnya, Danie diketahui tengah kuliah di Universitas Muhammadiyah Surakarta (UMS).
Dia juga mengatakan, Danie baru mengetahui keluarganya sudah tewas setelah dijemput tetangga dan anggota keluarganya yang lain. “Tadi anak perempuan korban dijemput di tempat kosnya," ujarnya.
Sedangkan Camat Bendosari Sumarno ketika berada di lokasi kejadian mengatakan, dirinya begitu mendengar kabar tersebut langsung mendatangi rumah korban.
Bahkan, Sumarno juga mengaku melihat dari dekat kondisi ketiga orang korban tersebut. Ketiga korban masing-masing Kades Puhgogor Sapta Dandaka, istrinya Titik Suryani dan anaknya Putra.
“Iya tewas, dan sekarang sudah ditangani pihak kepolisian. Sedangkan dari kecamatan dan desa hanya membantu dalam proses evakuasi dan pemakaman saja,” ujarnya.
Kapolres Sukoharjo AKBP Andy Rifai yang memimpin olah tempat kejadian perkara mengatakan, rumah korban langsung diberi "police line" untuk kepentingan penyelidikan.
Menurut Kapolres, Sapta Dandaka tewas dalam posisi gantung diri diatas pintu penghubung ruang tengah dan garasi.
Sedangkan isteri dan anaknya ditemukan tewas tergeletak di lantai di ruang tengah sudah dalam posisi tertata. Untuk korban Sapta, ujar Kapolres, mengalami luka pada bagian leher setelah terjerat seutas tali.
Sedangkan isteri dan anaknya luka lebam pada bagian kepala setelah terkena pukulan menggunakan balok kayu yang ditemukan di ruangan tengah.
“Dugaan sementara dari penyelidikan Sapta Dandaka membunuh isteri dan anaknya sekitar pukul 04.00 WIB terlebih dahulu menggunakan balok kayu baru kemudian gantung diri sekitar pukul 06.00 WIB,” ujar Andy.
Disinggung penyebab tewasnya ketiga korban, Kapolres mengaku masih menunggu hasil auotopsi terlebih dahulu.
“Untuk motif kejadian ini masih kita dalami. Namun, ada dugaan penyebab kejadian ini karena Sapta merasa frustasi karena masalah utang piutang," ujarnya.
Saat oleh TKP tersebut, petugas mengamankan sejumlah barang bukti seperti balok kayu, tali, dan bantal.
Selain itu, turun diamankan dua lembar kertas yang merupakan surat wasiat korban. “Untuk sementara belum ada tersangka tapi masih kita selidiki lebih lanjut,” ujar Kapolres.
Hal ini diketahui setelah mayat ketiganya ditemukan dalam rumahnya di Dukuh Ngesong RT 02/02, Puhgogor, Bendosari, Selasa pagi (21/10/2014).
Titik dan Putra ditemukan tewas dengan sejumlah luka di bagian kepala, sedangkan Sapta ditemukan tewas tergantung di pintu penghubung antara rumah dan garasi.
Ketiga korban kali pertama ditemukan oleh kakak kandung korban Titik, Bambang Suramto, (45) dan ibu kandung Sukarmi (67), sekitar pukul 06.30 WIB.
Saat itu, Bambang merasa curiga karena rumah adiknya Sapta Dandaka masih tertutup rapat. Padahal, biasanya pada jam tersebut rumah tersebut sudah terbuka. Terlebih lagi, Titik selama ini berprofesi sebagai guru.
Karena curiga, Bambang kemudian berusaha mengetuk pintu rumah namun tidak ada jawaban.
Selanjutnya Bambang meminta pertolongan kepada warga sekitar untuk memanggilkan Sapta Dandaka. Karena tidak segera ada jawaban, Bambang bersama warga kemudian mendobrak pintu.
Saat itulah Bambang dan warga kaget setelah melihat Titik dan Putra tergeletak di ruang tengah dalam keadaan tewas penuh luka di bagian kepala.
Bambang bersama warga lantas mencari Sapta yang tidak terlihat di ruang tersebut. Akhirnya, Bambang dan warga kembali mendobrak pintu penghubung ruangan dengan garasi.
Ternyata, begitu pintu terbuka, Bambang dan warga kembali dibuat kaget karena mendapati Sapta telah tewas dalam posisi tergantung. Sapta gantung diri dengan tali "dadung" yang diikat pada lubang angin diatas pintu.
"Istri dan anak Pak Lurah (Kades) ditemukan di ruang tengah. Keduanya sudah terbaring berdampingan dengan kedua tangan bersidekap," ujar Citro Wiyono (70) yang mengaku ikut masuk ke dalam rumah korban.
Citro mengaku, kedua korban sudah tewas ketika ditemukan. Untuk Titik, terlihat luka di bagian wajah dan kepala bagian belakang.
Sedangkan untuk Putra terlihat luka di leher dan juga kepala bagian belakang. Hanya saja, Citro mengaku tidak tega untuk melihat ketika korban tersebut lebih dekat.
Dia juga mengatakan, anak korban Putra yang tewas merupakan anak kedua Kades. Sedangkan anak pertama yang bernama Danie Sulistyaningrum saat kejadian tidak ada di rumah karena tinggal di rumah kos Pabelan, Kartasura.
Pasalnya, Danie diketahui tengah kuliah di Universitas Muhammadiyah Surakarta (UMS).
Dia juga mengatakan, Danie baru mengetahui keluarganya sudah tewas setelah dijemput tetangga dan anggota keluarganya yang lain. “Tadi anak perempuan korban dijemput di tempat kosnya," ujarnya.
Sedangkan Camat Bendosari Sumarno ketika berada di lokasi kejadian mengatakan, dirinya begitu mendengar kabar tersebut langsung mendatangi rumah korban.
Bahkan, Sumarno juga mengaku melihat dari dekat kondisi ketiga orang korban tersebut. Ketiga korban masing-masing Kades Puhgogor Sapta Dandaka, istrinya Titik Suryani dan anaknya Putra.
“Iya tewas, dan sekarang sudah ditangani pihak kepolisian. Sedangkan dari kecamatan dan desa hanya membantu dalam proses evakuasi dan pemakaman saja,” ujarnya.
Kapolres Sukoharjo AKBP Andy Rifai yang memimpin olah tempat kejadian perkara mengatakan, rumah korban langsung diberi "police line" untuk kepentingan penyelidikan.
Menurut Kapolres, Sapta Dandaka tewas dalam posisi gantung diri diatas pintu penghubung ruang tengah dan garasi.
Sedangkan isteri dan anaknya ditemukan tewas tergeletak di lantai di ruang tengah sudah dalam posisi tertata. Untuk korban Sapta, ujar Kapolres, mengalami luka pada bagian leher setelah terjerat seutas tali.
Sedangkan isteri dan anaknya luka lebam pada bagian kepala setelah terkena pukulan menggunakan balok kayu yang ditemukan di ruangan tengah.
“Dugaan sementara dari penyelidikan Sapta Dandaka membunuh isteri dan anaknya sekitar pukul 04.00 WIB terlebih dahulu menggunakan balok kayu baru kemudian gantung diri sekitar pukul 06.00 WIB,” ujar Andy.
Disinggung penyebab tewasnya ketiga korban, Kapolres mengaku masih menunggu hasil auotopsi terlebih dahulu.
“Untuk motif kejadian ini masih kita dalami. Namun, ada dugaan penyebab kejadian ini karena Sapta merasa frustasi karena masalah utang piutang," ujarnya.
Saat oleh TKP tersebut, petugas mengamankan sejumlah barang bukti seperti balok kayu, tali, dan bantal.
Selain itu, turun diamankan dua lembar kertas yang merupakan surat wasiat korban. “Untuk sementara belum ada tersangka tapi masih kita selidiki lebih lanjut,” ujar Kapolres.
(sms)