Bulan Depan, PDIP Jaring Balon Wali Kota Surabaya
A
A
A
SURABAYA - Bulan depan, DPC PDIP Kota Surabaya menggelar penjaringan bakal calon (balon) wali kota Surabaya. Langkah itu diambil menyusul turunnya petunjuk teknis (juknis) terkait penjaringan balon wali kota dari DPP PDIP.
Menurut Ketua DPC PDIP Kota Surabaya Wisnu Sakti Buana, tidak ada yang baru dalam juknis penjaringan balon wali kota ini. Semua poin yang ada masih sama seperti penjaringan-penjaringan sebelumnya. Salah satunya, delapan bulan sebelum pelaksanaan pemilihan kepala daerah (pilkada), DPC diminta untuk melakukan penjaringan. Surabaya akan menggelar pilkada sekitar bulan Juni 2015.
"Kami akan start penjaringan mulai November. Untuk menjaring bakal calon, kami akan bentuk tim yang khusus untuk menyeleksi siapa saja yang mendaftar. Siapa saja bisa mendaftar. Entah itu kader PDIP maupun masyarakat umum," katanya, Senin (20/10/2014).
Wakil wali kota Surabaya ini menambahkan, jika nantinya pilkada digelar langsung, salah satu syarat untuk dapat dicalonkan PDIP adalah yang bersangkutan harus memiliki elektabilitas yang tinggi. Kemudian, dia juga memang dikehendaki oleh partai.
Di mata masyarakat, sosok tersebut juga diterima. Internal PDIP juga akan melakukan survei untuk mengukur tingkat popularitas dan elektabilitas calon. Hasil dari survei ini juga akan menentukan yang bersangkutan layak untuk dicalonkan sebagai wali kota.
"Nama-nama yang masuk dan sudah kami seleksi, nantinya akan kami kirim ke DPP. Nantinya DPP yang akan menentukan siapa yang layak untuk maju. Untuk calon, semua ditentukan oleh DPP, itu sudah ketentuan di partai kami," tandasnya.
Mantan wakil ketua DPRD Kota Surabaya ini menandaskan, terkait dengan rencana pilkada oleh anggota DPRD, pihaknya mengaku tidak risau dengan hal itu. Pasalnya, dalam juknis juga sudah ditentukan, langkah apa saja yang akan diambil ketika pilkada dipilih wakil rakyat. Ketika dipilih oleh DPRD, PDIP tetap akan mengusung calon yang bisa diterima oleh masyarakat luas.
Dia menegaskan, calon yang maju tidak harus kader. Pasalnya, ketika sudah diusung oleh partai, yang bersangkutan sudah merupakan kader partai dan akan dididik sesuai garis partai.
"Saya sebagai kader partai tulen, akan manut apa pun perintah DPP. Kalau diminta maju di pilwali ya saya akan maju. Kalau diminta mendampingi Bu Risma (wali kota Surabaya saat ini, Tri Rismaharini) saya juga siap," tandasnya.
Sementara itu, seperti diketahui sebelumnya, Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini mulai berancang-ancang kembali ke almamaternya, yakni ke Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) Surabaya ketika nanti tidak lagi terpilih menjadi wali kota. Di kampus yang berada di Surabaya timur itu, Risma sudah mengajukan diri sebagai tenaga pengajar atau dosen.
Menurut Ketua DPC PDIP Kota Surabaya Wisnu Sakti Buana, tidak ada yang baru dalam juknis penjaringan balon wali kota ini. Semua poin yang ada masih sama seperti penjaringan-penjaringan sebelumnya. Salah satunya, delapan bulan sebelum pelaksanaan pemilihan kepala daerah (pilkada), DPC diminta untuk melakukan penjaringan. Surabaya akan menggelar pilkada sekitar bulan Juni 2015.
"Kami akan start penjaringan mulai November. Untuk menjaring bakal calon, kami akan bentuk tim yang khusus untuk menyeleksi siapa saja yang mendaftar. Siapa saja bisa mendaftar. Entah itu kader PDIP maupun masyarakat umum," katanya, Senin (20/10/2014).
Wakil wali kota Surabaya ini menambahkan, jika nantinya pilkada digelar langsung, salah satu syarat untuk dapat dicalonkan PDIP adalah yang bersangkutan harus memiliki elektabilitas yang tinggi. Kemudian, dia juga memang dikehendaki oleh partai.
Di mata masyarakat, sosok tersebut juga diterima. Internal PDIP juga akan melakukan survei untuk mengukur tingkat popularitas dan elektabilitas calon. Hasil dari survei ini juga akan menentukan yang bersangkutan layak untuk dicalonkan sebagai wali kota.
"Nama-nama yang masuk dan sudah kami seleksi, nantinya akan kami kirim ke DPP. Nantinya DPP yang akan menentukan siapa yang layak untuk maju. Untuk calon, semua ditentukan oleh DPP, itu sudah ketentuan di partai kami," tandasnya.
Mantan wakil ketua DPRD Kota Surabaya ini menandaskan, terkait dengan rencana pilkada oleh anggota DPRD, pihaknya mengaku tidak risau dengan hal itu. Pasalnya, dalam juknis juga sudah ditentukan, langkah apa saja yang akan diambil ketika pilkada dipilih wakil rakyat. Ketika dipilih oleh DPRD, PDIP tetap akan mengusung calon yang bisa diterima oleh masyarakat luas.
Dia menegaskan, calon yang maju tidak harus kader. Pasalnya, ketika sudah diusung oleh partai, yang bersangkutan sudah merupakan kader partai dan akan dididik sesuai garis partai.
"Saya sebagai kader partai tulen, akan manut apa pun perintah DPP. Kalau diminta maju di pilwali ya saya akan maju. Kalau diminta mendampingi Bu Risma (wali kota Surabaya saat ini, Tri Rismaharini) saya juga siap," tandasnya.
Sementara itu, seperti diketahui sebelumnya, Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini mulai berancang-ancang kembali ke almamaternya, yakni ke Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) Surabaya ketika nanti tidak lagi terpilih menjadi wali kota. Di kampus yang berada di Surabaya timur itu, Risma sudah mengajukan diri sebagai tenaga pengajar atau dosen.
(zik)