Kaji Ulang Buku Penjaskes Berisi Tips Pacaran
A
A
A
BANDUNG - Wali Kota Bandung Ridwan Kamil angkat suara soal kontroversi buku Pendidikan Jasmani Olahraga dan Kesehatan (Penjaskes) untuk siswa SMA kelas XI. Seperti diketahui, buku tersebut berisi tips pacaran dan membahas seks bebas.
"Kalau saya pada dasarnya masalah pendidikan harus hati-hati karena apa yang ditulis dan disampaikan kalau tidak diterima bahaya," kata RK, sapaan akrabnya, di Balai Kota Bandung, Kamis (16/10/2014).
Ia pun berharap buku Penjaskes itu dikaji ulang pihak terkait, dalam hal ini Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud). Sehingga ke depan tidak ada lagi hal yang dipersoalkan.
"Prasarana seperti itu seolah-olah memberikan pembenaran. Jadi saya titip supaya dikaji ulang dan diberikan cara penyampaian yang lebih tidak kontroversi," jelasnya.
Disinggung soal sikap Pemkot Bandung terkait buku tersebut, RK menjawab diplomatis. "Saya titip ke Dinas Pendidikan supaya berhati-hati," tandasnya.
Diberitakan sebelumnya, Federasi Guru Independen Indonesia (FGII) mempersoalkan buku Pendidikan Jasmani Olahraga dan Kesehatan yang diberikan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) ke setiap sekolah tingkat SMA.
Yang dipersoalkan adalah halaman 128 dan 129. Pada halaman 128, disebutkan soal bahaya melakukan seks bebas bagi wanita. Disebutkan bahwa saat wanita kehilangan kegadisannya, seumur hidup akan menderita.
Dituliskan juga, berbeda dengan wanita, keperjakaan pria tidak pernah bisa dibuktikan. Sementara dengan pemeriksaan dokter kandungan dapat ditentukan apakah seorang gadis masih utuh selaput daranya atau tidak.
"Kalau saya pada dasarnya masalah pendidikan harus hati-hati karena apa yang ditulis dan disampaikan kalau tidak diterima bahaya," kata RK, sapaan akrabnya, di Balai Kota Bandung, Kamis (16/10/2014).
Ia pun berharap buku Penjaskes itu dikaji ulang pihak terkait, dalam hal ini Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud). Sehingga ke depan tidak ada lagi hal yang dipersoalkan.
"Prasarana seperti itu seolah-olah memberikan pembenaran. Jadi saya titip supaya dikaji ulang dan diberikan cara penyampaian yang lebih tidak kontroversi," jelasnya.
Disinggung soal sikap Pemkot Bandung terkait buku tersebut, RK menjawab diplomatis. "Saya titip ke Dinas Pendidikan supaya berhati-hati," tandasnya.
Diberitakan sebelumnya, Federasi Guru Independen Indonesia (FGII) mempersoalkan buku Pendidikan Jasmani Olahraga dan Kesehatan yang diberikan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) ke setiap sekolah tingkat SMA.
Yang dipersoalkan adalah halaman 128 dan 129. Pada halaman 128, disebutkan soal bahaya melakukan seks bebas bagi wanita. Disebutkan bahwa saat wanita kehilangan kegadisannya, seumur hidup akan menderita.
Dituliskan juga, berbeda dengan wanita, keperjakaan pria tidak pernah bisa dibuktikan. Sementara dengan pemeriksaan dokter kandungan dapat ditentukan apakah seorang gadis masih utuh selaput daranya atau tidak.
(zik)