Apel Malam, Taruna Pelayaran di Semarang Tewas
A
A
A
SEMARANG - Seorang taruna tingkat II Politeknik Ilmu Pelayaran (PIP) Semarang tewas saat hendak apel malam.
Taruna pelayaran Semarang yang tewas saat hendak apel malam ini bernama Rio Arsa Kusumabahari (20) warga Kupang Dukuh RT07/RW02, Kecamatan Ambarawa, Kabupaten Semarang.
Informasi yang dihimpun, insiden bermula pada Rabu 15 Oktober 2014 sekira pukul 22.00. Di PIP Semarang, Jalan Singosari Raya Semarang, sedang dilakukan pengecekan kamar.
Korban berbaris bersama teman-temannya, posisinya paling kiri. Belum diketahui penyebab pastinya, korban tiba-tiba jatuh telentang dan pingsan di tempat tidur.
Oleh teman-temannya; yakni Adit Mahendra Kurniawan (Taruna Tingkat II), Yannis Dwi Poerdianto (Taruna Tingkat II), Muhammad Rizky Satiyo Hutomo (Taruna Tingkat II) dan Viyan Ardiyanto (Taruna Tingkat IV), korban dibawa ke poliklinik setempat.
Karena belum juga sadar, korban dirujuk ke RS Roemani. Namun belum sampai RS yang jaraknya sekitar 200 meter dari PIP, korban ternyata sudah tewas.
Kapolsek Semarang Selatan, Kompol Yuni, membenarkan insiden itu. Namun, dari penyelidikan sementara korban tewas diduga karena sakit.
"Pihak keluarganya sudah legowo, tidak mengizinkan autopsi. Pihak keluarga juga sudah melihat langsung kondisi jenazah, tidak ada kekerasan," katanya saat dihubungi via telepon seluler, Kamis (16/10/2014).
Yuni mengatakan, sejauh ini belum ditemukan indikasi pidana atas insiden itu. Pihaknya sudah cek TKP di PIP mengumpulkan dan meminta keterangan saksi-saksi termasuk meminta visum et repertum korban.
"Penyelidikan masih berlangsung. Pemeriksaan saksi-saksi," lanjutnya.
Terpisah, Humas PIP Semarang Hartanto, mengatakan insiden itu karena korban menderita sakit.
Dia sendiri menjelaskan, sebenarnya taruna wajib fit selama menjalani pendidikan. Misalnya, jika ada taruna sakit, maka dibawa ke poliklinik atau rumah sakit.
"Setelah sembuh, baru boleh ikut pendidikan lagi. Kejadian semalam itu, taruna kami (Rio, korban) tiba-tiba jatuh, saat itu sedang apel malam. Cek kelengkapan malam," ungkapnya saat ditemui di ruang kerjanya.
Saat ditanyakan apakah korban meninggal dunia karena kekerasan, Hartanto buru-buru membantah. "Tidak ada kekerasan. Bahkan itu sudah perintah pusat," kata dia.
Dia memersilakan pihak kepolisian mengusut tuntas kasus ini. Bahkan jika ternyata ada indikasi pidana, Hartanto mengatakan akan ada sanksi tegas bagi oknum ataupun taruna yang terlibat.
"Kami keluarkan dan dorong proses hukumnya," tegasnya.
Korban sehari-hari tinggal di asrama PIP. Dia taruna tingkat II atau semester 3. Di lingkungan PIP, ada taruna tingkat III namun di kapal. Sementara taruna tingkat IV tinggalnya tak lagi di asrama, bisa kos.
Taruna pelayaran Semarang yang tewas saat hendak apel malam ini bernama Rio Arsa Kusumabahari (20) warga Kupang Dukuh RT07/RW02, Kecamatan Ambarawa, Kabupaten Semarang.
Informasi yang dihimpun, insiden bermula pada Rabu 15 Oktober 2014 sekira pukul 22.00. Di PIP Semarang, Jalan Singosari Raya Semarang, sedang dilakukan pengecekan kamar.
Korban berbaris bersama teman-temannya, posisinya paling kiri. Belum diketahui penyebab pastinya, korban tiba-tiba jatuh telentang dan pingsan di tempat tidur.
Oleh teman-temannya; yakni Adit Mahendra Kurniawan (Taruna Tingkat II), Yannis Dwi Poerdianto (Taruna Tingkat II), Muhammad Rizky Satiyo Hutomo (Taruna Tingkat II) dan Viyan Ardiyanto (Taruna Tingkat IV), korban dibawa ke poliklinik setempat.
Karena belum juga sadar, korban dirujuk ke RS Roemani. Namun belum sampai RS yang jaraknya sekitar 200 meter dari PIP, korban ternyata sudah tewas.
Kapolsek Semarang Selatan, Kompol Yuni, membenarkan insiden itu. Namun, dari penyelidikan sementara korban tewas diduga karena sakit.
"Pihak keluarganya sudah legowo, tidak mengizinkan autopsi. Pihak keluarga juga sudah melihat langsung kondisi jenazah, tidak ada kekerasan," katanya saat dihubungi via telepon seluler, Kamis (16/10/2014).
Yuni mengatakan, sejauh ini belum ditemukan indikasi pidana atas insiden itu. Pihaknya sudah cek TKP di PIP mengumpulkan dan meminta keterangan saksi-saksi termasuk meminta visum et repertum korban.
"Penyelidikan masih berlangsung. Pemeriksaan saksi-saksi," lanjutnya.
Terpisah, Humas PIP Semarang Hartanto, mengatakan insiden itu karena korban menderita sakit.
Dia sendiri menjelaskan, sebenarnya taruna wajib fit selama menjalani pendidikan. Misalnya, jika ada taruna sakit, maka dibawa ke poliklinik atau rumah sakit.
"Setelah sembuh, baru boleh ikut pendidikan lagi. Kejadian semalam itu, taruna kami (Rio, korban) tiba-tiba jatuh, saat itu sedang apel malam. Cek kelengkapan malam," ungkapnya saat ditemui di ruang kerjanya.
Saat ditanyakan apakah korban meninggal dunia karena kekerasan, Hartanto buru-buru membantah. "Tidak ada kekerasan. Bahkan itu sudah perintah pusat," kata dia.
Dia memersilakan pihak kepolisian mengusut tuntas kasus ini. Bahkan jika ternyata ada indikasi pidana, Hartanto mengatakan akan ada sanksi tegas bagi oknum ataupun taruna yang terlibat.
"Kami keluarkan dan dorong proses hukumnya," tegasnya.
Korban sehari-hari tinggal di asrama PIP. Dia taruna tingkat II atau semester 3. Di lingkungan PIP, ada taruna tingkat III namun di kapal. Sementara taruna tingkat IV tinggalnya tak lagi di asrama, bisa kos.
(sms)