Risma Berencana Perbarui Kontrak Pasar Turi

Kamis, 16 Oktober 2014 - 03:33 WIB
Risma Berencana Perbarui Kontrak Pasar Turi
Risma Berencana Perbarui Kontrak Pasar Turi
A A A
JAKARTA - Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini akhirnya buka suara soal polemik Pasar Turi yang batal diambil alih Pemerintah Kota (Pemkot) Surabaya. Orang nomor satu di Surabaya itu menilai, dirinya batal mengambil alih proyek itu lantaran posisi pemkot lemah dalam perjanjian dengan investor.

Risma
, panggilan Tri Rismaharini mengakui bahwa, pemkot punya banyak kelemahan dengan investor Pasar Turi, yakni PT Gala Bumi Perkasa. Salah satu kelemahan pemkot adalah, selama ada perselisihan pada saat pembangunan Pasar Turi, pemkot tidak memiliki kewenangan untuk turut campur.

Sehingga, pihaknya berencana untuk memperbaharui perjanjian lagi dengan investor. Tujuannya, agar tidak ada masalah lagi dikemudian hari, khususnya pada saat penyerahan tanah dan bangunan ke Pemkot Surabaya.

“Kami akan minta perbaikan kontrak lagi. Harapannya agar ada win-win solution. Jadi adil,” katanya kepada wartawan di Surbaya, Rabu (15/10/2014)

Mantan Kepala Badan Perencanaan dan Pembangunan Kota (Bappeko) Surabaya ini menyatakan, pihaknya belum berencana untuk melakukan pemutusan kontrak kerja sama dengan investor. Saat ini, Pemkot Surabaya tengah menerjunkan tim teknis dari Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS).

Tim ini yang nanti akan memutuskan, apakah pembangunan Pasar Turi layak untuk tetap dikerjakan oleh investor atau harus dilakukan putus kontrak. Pihaknya memastikan, tim ini bersifat independen tanpa ada intervensi baik dari pemkot maupun dari investor. Sehingga, hasil temuan tim ini bisa dipertanggungjawabkan.

“Kalau putus kontrak itu berat. Kata ahli juga berat itu. Tapi kalau sudah tidak bisa lagi bagaimana. Itu (putus kontrak) langkah terakhir menurut saran ahli. Jadi nanti perbaikan kontrak dulu. Saya akan revisi kontrak yang lama. Jadi pengelolaan dan pembangunan nantinya belum tentu mereka (PT Gala Bumi Perkasa),” ujarnya.

Risma menegaskan, pembangunan Pasar Turi bukan hanya berapa jumlah stan yang sudah selesai dikerjakan. Tapi lebih pada fungsi dari stan itu sendiri.

Saat ini, investor mengklaim sudah menuntaskan sebanyak 5.700 stan dari total 6.500 stan. Namun, itu hanya masih berupa stan saja tanpa dilengkapi dengan infrastruktur penunjang lainnya.

“Pembangunan itu tidak pada stannya saja, tapi pada fungsi. Itu (stan) coba yang sekarang enggak ada gunanya. Fungsi perpasaran dan perdagangannya itu bagaimana. Sekarang tim teknis dari ITS sedang melakukan kajian. Kami enggak tahu berapa lama ITS mengkaji ini,” terangnya.
(kri)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.5130 seconds (0.1#10.140)