Ketebalan Lahan Gambut yang Terbakar di OKI Capai 3-8 Meter
A
A
A
KAYUAGUNG - Kebakaran lahan gambut di Kabupaten Ogan Komering Ilir (OKI) mencapai ketinggian 3-8 meter. Akibatnya kebakaran lahan gambut ini menyumbang kabut asap ke sejumlah wilayah di Sumatera.
Kepala Badan penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten OKI, Azhar mengatakan, pemadaman kebakaran lahan gambut melalui darat masih tetap dilakukan dengan dibantu oleh Manggala Agni sebanyak enam regu yang ditempatkan di Kecamatan Tulung Selapan dan sekitarnya.
"Lahan yang terbakar sesuai data yang masuk seluas kurang lebih 6.000 ha. Didominasi lahan gambut yang ketebalannya mencapai 3-8 meter, Penyebab kebakaran tersebut 90% dibakar oleh masyarakat yang ingin membuka lahan ataupun mereka yang mencari kayu yang terpendam di lahan gambut," ujar Azhar.
Kendala-kendala yang dihadapinya saat ini mengenai sarana dan prasarana untuk pemadaman yang masih terbatas, dan lokasi kebakaran yang sulit dijangkau serta tidak ada sumber air.
"Karena sebagian besar lahan yang terbakar adalah gambut sehingga sulit dipadamkan kecuali dengan hujan karena ketebalan gambut mencapai 3-8 meter, setelah disiram air api terlihat sudah padam tetapi lama-kelamaan api dari dalam gambut itu muncul lagi, sementara kita juga mengalami kesulitan mendapatkan sumber air untuk memadamkannya," ujarnya.
Azhar menegaskan, tim terpadu penanggulangan kebakaran lahan terus berkoordinasi dan bekerja keras di lapangan.
"Tim Manggala Agni, bersama personil Kodim dan Polri masih terus melakukan pemadaman di lahan gambut. Sementara pihak Polres OKI juga intens mengungkap para pelaku pembakaran untuk bertanggung jawab dihadapan hukum," katanya.
Kepala Badan Lingkungan hidup (BLH) Kabupaten OKI Nursula, pihaknya sudah melakukan pengukuran kualitas udara khususnya di Kota Kayuagung, apakah masih normal atau sudah melebihi ambang batas normal.
" Hasil pengukuran yang kita lakukan menggunakan alat HVAS High Volume air sample PM 10, bahwa kondisi udara masih mencapai 70-90 kategori sedang, itu artinya masih normal atau tidak begitu membahayakan kesehatan," kata Nursula.
Namun Kepala Dinas Kesehatan OKI M Lubis mengatakan akibat kabut asap tersebut masyarakat rawan terserang ISPA.
"Kita sudah meminta kepada para tenaga medis di seluruh puskemas wilayah OKI agar terus stand by melayani masyarakat yang terserang ISPA, kita juga sudah membagikan 15.000 masker gratis untuk melakukan pencegahan ISPA," timpalnya.
Kepala Badan penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten OKI, Azhar mengatakan, pemadaman kebakaran lahan gambut melalui darat masih tetap dilakukan dengan dibantu oleh Manggala Agni sebanyak enam regu yang ditempatkan di Kecamatan Tulung Selapan dan sekitarnya.
"Lahan yang terbakar sesuai data yang masuk seluas kurang lebih 6.000 ha. Didominasi lahan gambut yang ketebalannya mencapai 3-8 meter, Penyebab kebakaran tersebut 90% dibakar oleh masyarakat yang ingin membuka lahan ataupun mereka yang mencari kayu yang terpendam di lahan gambut," ujar Azhar.
Kendala-kendala yang dihadapinya saat ini mengenai sarana dan prasarana untuk pemadaman yang masih terbatas, dan lokasi kebakaran yang sulit dijangkau serta tidak ada sumber air.
"Karena sebagian besar lahan yang terbakar adalah gambut sehingga sulit dipadamkan kecuali dengan hujan karena ketebalan gambut mencapai 3-8 meter, setelah disiram air api terlihat sudah padam tetapi lama-kelamaan api dari dalam gambut itu muncul lagi, sementara kita juga mengalami kesulitan mendapatkan sumber air untuk memadamkannya," ujarnya.
Azhar menegaskan, tim terpadu penanggulangan kebakaran lahan terus berkoordinasi dan bekerja keras di lapangan.
"Tim Manggala Agni, bersama personil Kodim dan Polri masih terus melakukan pemadaman di lahan gambut. Sementara pihak Polres OKI juga intens mengungkap para pelaku pembakaran untuk bertanggung jawab dihadapan hukum," katanya.
Kepala Badan Lingkungan hidup (BLH) Kabupaten OKI Nursula, pihaknya sudah melakukan pengukuran kualitas udara khususnya di Kota Kayuagung, apakah masih normal atau sudah melebihi ambang batas normal.
" Hasil pengukuran yang kita lakukan menggunakan alat HVAS High Volume air sample PM 10, bahwa kondisi udara masih mencapai 70-90 kategori sedang, itu artinya masih normal atau tidak begitu membahayakan kesehatan," kata Nursula.
Namun Kepala Dinas Kesehatan OKI M Lubis mengatakan akibat kabut asap tersebut masyarakat rawan terserang ISPA.
"Kita sudah meminta kepada para tenaga medis di seluruh puskemas wilayah OKI agar terus stand by melayani masyarakat yang terserang ISPA, kita juga sudah membagikan 15.000 masker gratis untuk melakukan pencegahan ISPA," timpalnya.
(sms)