Kartika Soekarno Latih Ratusan Guru SD Surabaya
A
A
A
SURABAYA - Kartika Sari Dewi Soekarno, putri mendiang Presiden Pertama RI Soekarno punya perhatian besar terhadap dunia pendidikan di Tanah Air.
Melalui yayasan yang didirikan, Kartika Soekarno Foundation (KSF), Kartika Sari hendak memberi pelatihan metode mengajar yang interaktif pada 200 guru sekolah dasar (SD) di Surabaya.
Target pelatihan untuk meningkatkan kompetensi guru dalam menjalani profesi yang dipastikan berimbas positif ke siswa-siswinya. Kepastian pemberian pelatihan disampaikan setelah Kartika Sari menemui Wali Kota Surabaya, Jumat (26/9/2014).
Kartika Sari mendatangi Surabaya bersama Dubes Selandia Baru, David Taylor dan Konsul Kehormatan Selandia Baru untuk Jawa Timur, Hari Soenogo di ruang kerja wali kota.
Hadir dalam pertemuan tersebut, Asisten III Sekkota M Taswin, Kepala Dinas Pendidikan Kota Surabaya Ikhsan, Kepala Bagian Kerja Sama Kota Surabaya Ifron Hady Susanto, Kepala Dinas Perdagangan dan Perindustrian Kota Surabaya Widodo Suryantoro, Kepala Bagian Perekonomian Kota Surabaya Chalid, serta Kepala Dinas Budaya dan Pariwisata Kota Surabaya Wiwiek Widayati.
Lewat pertemuan sekitar 60 menit itu, Risma bersama Kartika Soekarno dan Dubes Selandia Baru, lebih banyak membahas bidang pendidikan di Surabaya. Utamanya terkait peningkatan kualitas tenaga pengajar di Kota Pahlawan.
Mendengar guru di Surabaya akan mendapat pelatihan, Risma menyambut baik program pelatihan tersebut.
“Guru-guru yang mengikuti pelatihan ini nantinya diharapkan akan menjadi pelopor. Harapan kita, setelah mengikuti training, mereka kelak juga bisa menjadi trainer bagi guru-guru lainnya,” kata Risma.
Wali kota perempuan pertama di Surabaya ini menegaskan bahwa guru wajib mendapatkan pendidikan sekaligus pelatihan untuk meningkatkan kompetensi mereka. Utamanya guru sekolah dasar.
Mereka harus menyiapkan anak-anak sejak dini untuk bisa bersaing di kancah global. Karena itu, di zaman yang serba digital seperti sekarang, seharusnya tidak ada lagi guru yang tidak memahami internet atau tidak paham cara mengoperasikan komputer.
“Banyak sekali anak-anak SD sekarang yang punya intelektualitas luar biasa tetapi tidak bisa menekuni secara intens karena dari awal karakter mereka tidak dilatih untuk menjadi pemenang tetapi hanya menerima saja. Saya ingin anak-anak Surabaya tidak mudah menyerah dan bisa mengaplikasi ilmunya. Sehingga kita tidak hanya menjadi user tetapi juga negara produsen,” kata Risma.
Budyanto Soetanto selaku juru bicara KSF menyampaikan, pihaknya selama ini telah banyak mendengar tentang kerja keras wali kota dalam upaya meningkatkan kualitas pendidikan di Surabaya.
Oleh karena itu, KSF antusias untuk ikut berperan memajukan pendidikan di Surabaya.
“Bu Risma selama ini sudah luar biasa melalui upaya-upayanya dalam meningkatkan kualitas SDM. Bu Risma concern untuk memastikan anak-anak Surabaya siap bersaing di level internasional. Apa yang telah dilakukan oleh Bu Risma itu sevisi dengan standar kami di KSF,” timpal Budy Soetanto.
Sejak didirikan pada tahun 1998 silam, kata Budyanto, KSF telah menjalin kerja sama dengan UNICEF (lembaga PBB yang concern mengurusi kemanusiaan dan anak-anak), termasuk juga bekerja sama dengan Pemerintah Selandia Baru.
Kerja sama itu diwujudkan tidak dengan membangun gedung-gedung sekolah baru, tetapi dengan memperbaiki kualitas pendidikannya.
“Karena itu, kedatangan kami ini selain untuk memperkenalkan diri, juga menyampaikan akan ada bantuan dari pemerintah Selandia baru untuk Surabaya di bidang pendidikan dan nanti juga kerja sama di bidang lainnya. Kita akan segera melakukan pelatihan untuk 200 guru sekolah dasar di Surabaya. Ini adalah tahap awal. Kita buat model pelatihan dulu,” ungkap dia.
Kepala Dinas Pendidikan Kota Surabaya Ikhsan menambahkan, pihaknya sudah bertemu dengan beberapa perwakilan dari tim trainer tersebut. Dia berharap pelatihan untuk guru-guru SD di Surabaya tersebut bisa segera dimulai.
“Mereka juga berharap bisa secepatnya. Saya juga sudah bertemu dengan beberapa anggota timnya. Mereka memang berkompeten juga berpengalaman karena sudah melatih guru di beberapa tempat. Ini kita lagi menyusun beberapa programnya,” jelas Ikhsan.
Melalui yayasan yang didirikan, Kartika Soekarno Foundation (KSF), Kartika Sari hendak memberi pelatihan metode mengajar yang interaktif pada 200 guru sekolah dasar (SD) di Surabaya.
Target pelatihan untuk meningkatkan kompetensi guru dalam menjalani profesi yang dipastikan berimbas positif ke siswa-siswinya. Kepastian pemberian pelatihan disampaikan setelah Kartika Sari menemui Wali Kota Surabaya, Jumat (26/9/2014).
Kartika Sari mendatangi Surabaya bersama Dubes Selandia Baru, David Taylor dan Konsul Kehormatan Selandia Baru untuk Jawa Timur, Hari Soenogo di ruang kerja wali kota.
Hadir dalam pertemuan tersebut, Asisten III Sekkota M Taswin, Kepala Dinas Pendidikan Kota Surabaya Ikhsan, Kepala Bagian Kerja Sama Kota Surabaya Ifron Hady Susanto, Kepala Dinas Perdagangan dan Perindustrian Kota Surabaya Widodo Suryantoro, Kepala Bagian Perekonomian Kota Surabaya Chalid, serta Kepala Dinas Budaya dan Pariwisata Kota Surabaya Wiwiek Widayati.
Lewat pertemuan sekitar 60 menit itu, Risma bersama Kartika Soekarno dan Dubes Selandia Baru, lebih banyak membahas bidang pendidikan di Surabaya. Utamanya terkait peningkatan kualitas tenaga pengajar di Kota Pahlawan.
Mendengar guru di Surabaya akan mendapat pelatihan, Risma menyambut baik program pelatihan tersebut.
“Guru-guru yang mengikuti pelatihan ini nantinya diharapkan akan menjadi pelopor. Harapan kita, setelah mengikuti training, mereka kelak juga bisa menjadi trainer bagi guru-guru lainnya,” kata Risma.
Wali kota perempuan pertama di Surabaya ini menegaskan bahwa guru wajib mendapatkan pendidikan sekaligus pelatihan untuk meningkatkan kompetensi mereka. Utamanya guru sekolah dasar.
Mereka harus menyiapkan anak-anak sejak dini untuk bisa bersaing di kancah global. Karena itu, di zaman yang serba digital seperti sekarang, seharusnya tidak ada lagi guru yang tidak memahami internet atau tidak paham cara mengoperasikan komputer.
“Banyak sekali anak-anak SD sekarang yang punya intelektualitas luar biasa tetapi tidak bisa menekuni secara intens karena dari awal karakter mereka tidak dilatih untuk menjadi pemenang tetapi hanya menerima saja. Saya ingin anak-anak Surabaya tidak mudah menyerah dan bisa mengaplikasi ilmunya. Sehingga kita tidak hanya menjadi user tetapi juga negara produsen,” kata Risma.
Budyanto Soetanto selaku juru bicara KSF menyampaikan, pihaknya selama ini telah banyak mendengar tentang kerja keras wali kota dalam upaya meningkatkan kualitas pendidikan di Surabaya.
Oleh karena itu, KSF antusias untuk ikut berperan memajukan pendidikan di Surabaya.
“Bu Risma selama ini sudah luar biasa melalui upaya-upayanya dalam meningkatkan kualitas SDM. Bu Risma concern untuk memastikan anak-anak Surabaya siap bersaing di level internasional. Apa yang telah dilakukan oleh Bu Risma itu sevisi dengan standar kami di KSF,” timpal Budy Soetanto.
Sejak didirikan pada tahun 1998 silam, kata Budyanto, KSF telah menjalin kerja sama dengan UNICEF (lembaga PBB yang concern mengurusi kemanusiaan dan anak-anak), termasuk juga bekerja sama dengan Pemerintah Selandia Baru.
Kerja sama itu diwujudkan tidak dengan membangun gedung-gedung sekolah baru, tetapi dengan memperbaiki kualitas pendidikannya.
“Karena itu, kedatangan kami ini selain untuk memperkenalkan diri, juga menyampaikan akan ada bantuan dari pemerintah Selandia baru untuk Surabaya di bidang pendidikan dan nanti juga kerja sama di bidang lainnya. Kita akan segera melakukan pelatihan untuk 200 guru sekolah dasar di Surabaya. Ini adalah tahap awal. Kita buat model pelatihan dulu,” ungkap dia.
Kepala Dinas Pendidikan Kota Surabaya Ikhsan menambahkan, pihaknya sudah bertemu dengan beberapa perwakilan dari tim trainer tersebut. Dia berharap pelatihan untuk guru-guru SD di Surabaya tersebut bisa segera dimulai.
“Mereka juga berharap bisa secepatnya. Saya juga sudah bertemu dengan beberapa anggota timnya. Mereka memang berkompeten juga berpengalaman karena sudah melatih guru di beberapa tempat. Ini kita lagi menyusun beberapa programnya,” jelas Ikhsan.
(sms)