Kekeringan, Petani Blitar Sulit Bercocok Tanam

Jum'at, 26 September 2014 - 02:05 WIB
Kekeringan, Petani Blitar...
Kekeringan, Petani Blitar Sulit Bercocok Tanam
A A A
BLITAR - Kekeringan membuat petani di tiga kecamatan di Kabupaten Blitar, Jawa Timur, sulit bercocok tanam.

Petani yang mengalami kesulitan air akibat kekeringan itu ada di wilayah Kecamatan Wonodadi, Kecamatan Ponggok, dan Kecamatan Udanawu.

Kemarau panjang membuat sejumlah mata air kering kerontang. Dampaknya, selain menghambat proses cocok tanam, ancaman gagal panen juga membayangi tanaman yang berusia separuh jalan.

"Kita telah menerima laporannya, bahwa sawah di wilayah Wonodadi, Ponggok, dan Udanawu mulai terlanda kekeringan," ujar Kepala Dinas Pertanian Pemerintah Kabupaten Blitar Eko Priyo Utomo, Kamis (25/9/2014).

Sayangnya, dengan dalih tidak hafal, Eko enggan menyebutkan luas kawasan agraris yang terlanda kekeringan.

Menurut dia, kondisi yang terjadi saat ini belum masuk kategori parah. Setidaknya belum segenting wilayah Blitar selatan yang setiap hari menerima bantuan air bersih dari BPBD.

"Para petani sendiri menyiasati dengan tidak menanam tumbuhan yang memerlukan banyak air. Misalnya jagung dan kacang tanah," terangnya.

Dari pantauan KORAN SINDO di lapangan, untuk pengairan, petani yang berekonomi mapan memilih menggunakan alternatif mesin diesel.

Kendati demikian, kapasitas mesin penyedot air yang digunakan harus berukuran kecil. Sebab jika tidak, air yang berada di permukiman warga akan ikut tersedot. Tak heran suasana sawah terdengar bising suara diesel tenaga solar.

Sementara petani kecil hanya bisa menunggu giliran pembagian air dari sumber mata air yang masih mengalir. "Kita berharap musim penghujan segera datang. Namun karena ini terjadi setiap tahun, tentunya perlu dicari jalan keluar yang efektif dan efisien," pungkas Eko.

Menanggapi hal itu anggota DPRD Kabupaten Blitar dari Partai Gerindra Wasis Kunto Admojo mendesak pemerintah segera mengambil langkah konkret. Di antaranya, mengulurkan bantuan berupa pemasangan sumur bor di setiap kawasan persawahan.

"Jangan sampai terjadi peristiwa petani gagal panen karena kekeringan. Pemerintah harus segera mengambil langkah."
(zik)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.1261 seconds (0.1#10.140)