Selayang Pandang Kota Bandung ke-204 Tahun
A
A
A
HARI ini, 25 September 2014, Kota Bandung berusia 204 tahun. Usia yang tak lagi muda tentunya. Di Indonesia, Bandung dikenal sebagai salah satu kota metropolitan.
Di Jawa Barat, Bandung bahkan jadi kota metropolitan terbesar, sekaligus ibu kota provinsi. Sebagai kota metropolitan terbesar ketiga, setelah Jakarta, dan Surabaya, Bandung, sering dijadikan tujuan wisata.
Berbagai wisata yang disajikan di Bandung, mulai dari wisata belanja, fashion, kuliner, dan lainnya. Dilansir dari berbagai sumber, kata Bandung berasal dari kata bendung atau bendungan, karena terbendungnya Sungai Citarum oleh lava Gunung Tangkubanparahu yang kemudian membentuk telaga.
Ada juga sejarah yang menyebut, kata Bandung berasal dari sebuah kendaraan air yang terdiri dari dua perahu yang diikat berdampingan. Kendaraan itu dinamakan Perahu Bandung dan digunakan Bupati Bandung R A Wiranatakusumah II, saat melayari Sungai Citarum.
Kota Bandung dijadikan kawasan pemukiman sejak pemerintahan kolonial Belanda. Lewat Gubernur Jenderal Herman Willem Daendels, pada 25 September 1810, dikeluarkan surat keputusan tentang pembangunan sarana dan prasarana di kawasan Bandung. Tanggal itu kemudian dijadikan sebagai hari jadi Kota Bandung.
Tapi status sebagai gemeente atau kota, sebenarnya baru didapat secara resmi pada 1 April 1906, dari Gubernur Jenderal J B van Heutsz. Saat itu, luas Kota Bandung hanya sekira 900 hektare.
Seiring perkembangan, Kota Bandung bertambah luasnya menjadi sekira 8.000 hektare, pada 1949, dan terus berkembang sampai saat ini. Kota Bandung memiliki julukan 'Kota Kembang', karena dulu dikenal sebagai kawasan indah yang memiliki banyak bunga di mana-mana.
Kota Bandung juga disebut 'Parijs van Java', karena dulu suasana dan udaranya mirip dengan Paris. Cerita bersejarah pun banyak terlahir di Bandung, mulai dari peristiwa Bandung Lautan Api, Konferensi Asia Afrika, serta sederet peristiwa bersejarah lainnya.
Kini, Kota Bandung jadi salah satu kota paling modern di Indonesia. Dipimpin Wali Kota Ridwan Kamil, Kota Bandung terus berbenah di tengah ragam permasalahan yang ada. Mulai dari PKL, transportasi, taman kota, hutan kota, serta berbagai persoalan lainnya.
Dalam usia 204 tahun, setumpuk persoalan jadi tantangan tersendiri bagi Kota Bandung. Transportasi massal berupa monorel disiapkan untuk menuntaskan persoalan kemacetan. Parkir meter disiapkan untuk menuntaskan persoalan perparkiran.
Taman-taman terus diperbaiki dan ditambah. Pembangunan Stadion Gelora Bandung Lautan Api terus digenjot agar segera tuntas. PKL mulai ditata dan direlokasi. Bahkan birokrasi pemerintahan dan persoalan lainnya pun terus diperbaiki.
Tapi butuh kerja sama dari semua pihak agar Kota Bandung menjadi lebih baik. Perubahan ke arah positif tidak bisa dilakukan hanya oleh pemerintah. Dan di usia yang tak lagi muda, alangkah baiknya kita semua bersyukur dan terus berupaya ikut memajukan Kota Bandung. Selamat Ulang Tahun ke-204 Kota Bandung!
Di Jawa Barat, Bandung bahkan jadi kota metropolitan terbesar, sekaligus ibu kota provinsi. Sebagai kota metropolitan terbesar ketiga, setelah Jakarta, dan Surabaya, Bandung, sering dijadikan tujuan wisata.
Berbagai wisata yang disajikan di Bandung, mulai dari wisata belanja, fashion, kuliner, dan lainnya. Dilansir dari berbagai sumber, kata Bandung berasal dari kata bendung atau bendungan, karena terbendungnya Sungai Citarum oleh lava Gunung Tangkubanparahu yang kemudian membentuk telaga.
Ada juga sejarah yang menyebut, kata Bandung berasal dari sebuah kendaraan air yang terdiri dari dua perahu yang diikat berdampingan. Kendaraan itu dinamakan Perahu Bandung dan digunakan Bupati Bandung R A Wiranatakusumah II, saat melayari Sungai Citarum.
Kota Bandung dijadikan kawasan pemukiman sejak pemerintahan kolonial Belanda. Lewat Gubernur Jenderal Herman Willem Daendels, pada 25 September 1810, dikeluarkan surat keputusan tentang pembangunan sarana dan prasarana di kawasan Bandung. Tanggal itu kemudian dijadikan sebagai hari jadi Kota Bandung.
Tapi status sebagai gemeente atau kota, sebenarnya baru didapat secara resmi pada 1 April 1906, dari Gubernur Jenderal J B van Heutsz. Saat itu, luas Kota Bandung hanya sekira 900 hektare.
Seiring perkembangan, Kota Bandung bertambah luasnya menjadi sekira 8.000 hektare, pada 1949, dan terus berkembang sampai saat ini. Kota Bandung memiliki julukan 'Kota Kembang', karena dulu dikenal sebagai kawasan indah yang memiliki banyak bunga di mana-mana.
Kota Bandung juga disebut 'Parijs van Java', karena dulu suasana dan udaranya mirip dengan Paris. Cerita bersejarah pun banyak terlahir di Bandung, mulai dari peristiwa Bandung Lautan Api, Konferensi Asia Afrika, serta sederet peristiwa bersejarah lainnya.
Kini, Kota Bandung jadi salah satu kota paling modern di Indonesia. Dipimpin Wali Kota Ridwan Kamil, Kota Bandung terus berbenah di tengah ragam permasalahan yang ada. Mulai dari PKL, transportasi, taman kota, hutan kota, serta berbagai persoalan lainnya.
Dalam usia 204 tahun, setumpuk persoalan jadi tantangan tersendiri bagi Kota Bandung. Transportasi massal berupa monorel disiapkan untuk menuntaskan persoalan kemacetan. Parkir meter disiapkan untuk menuntaskan persoalan perparkiran.
Taman-taman terus diperbaiki dan ditambah. Pembangunan Stadion Gelora Bandung Lautan Api terus digenjot agar segera tuntas. PKL mulai ditata dan direlokasi. Bahkan birokrasi pemerintahan dan persoalan lainnya pun terus diperbaiki.
Tapi butuh kerja sama dari semua pihak agar Kota Bandung menjadi lebih baik. Perubahan ke arah positif tidak bisa dilakukan hanya oleh pemerintah. Dan di usia yang tak lagi muda, alangkah baiknya kita semua bersyukur dan terus berupaya ikut memajukan Kota Bandung. Selamat Ulang Tahun ke-204 Kota Bandung!
(san)