37.530 Warga Pasuruan Tak Bisa Baca Bahasa Indonesia
A
A
A
PASURUAN - Sebanyak 37.530 warga Pasuruan tidak bisa membaca dan menulis dengan bahasa Indonesia. Mereka hanya bisa membaca dan menulis bahasa Arab.
Puluhan ribu warga Pasuruan itu tersebar di beberapa kecamatan, antaranya Kecamatan Rembang, Grati, Nguling, Lekok, Pasrepan, dan Lumbang.
Menanggapi tingginya angka buta huruf warga Pasuruan, Bupati Pasuruan Irsyad Yusuf mengungkapkan, pihaknya telah melakukan berbagai upaya. Di antaranya dengan mengucurkan dana sebesar Rp3,6 miliar.
"Pemberantasan buta huruf (aksara) sebagai bagian komitmen pemerintah untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Kucuran dana yang besar tidak ada artinya jika tidak didukung komitmen tinggi dari semua pihak," kata Irsyad, Rabu (18/9/2014).
Dia berharap, anggaran itu dapat mengentaskan minimal 16.000 angka buta huruf hingga akhir tahun 2014 mendatang. Sedangkan sisanya, yakni sekitar 21.500 jiwa, diharapkan tuntas pada tahun 2015 mendatang.
"Kami berharap sedikit demi sedikit program ini bisa mengentaskan masyarakat yang buta aksara. Sehingga pada tahun 2015 tidak ada lagi masyarakat yang tidak bisa baca tulis," tukasnya.
Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten Pasuruan Iswahyudi melanjutkan, angka buta huruf ini didominasi warga yang bermukim di daerah pedesaan dan berusia diatas 50. Meski demikian, bukan berarti mereka tidak bisa membaca dan menulis.
"Pada umumnya mereka bisa membaca dan menulis huruf arab. Hanya saja, mereka tidak membaca huruf alfabet. Namun Biro Pusat Statistik menggolongkannya mereka dalam masyarakat yang buta aksara, karena tidak bisa membaca dan menulis bahasa Indonesia," ungkapnya.
Puluhan ribu warga Pasuruan itu tersebar di beberapa kecamatan, antaranya Kecamatan Rembang, Grati, Nguling, Lekok, Pasrepan, dan Lumbang.
Menanggapi tingginya angka buta huruf warga Pasuruan, Bupati Pasuruan Irsyad Yusuf mengungkapkan, pihaknya telah melakukan berbagai upaya. Di antaranya dengan mengucurkan dana sebesar Rp3,6 miliar.
"Pemberantasan buta huruf (aksara) sebagai bagian komitmen pemerintah untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Kucuran dana yang besar tidak ada artinya jika tidak didukung komitmen tinggi dari semua pihak," kata Irsyad, Rabu (18/9/2014).
Dia berharap, anggaran itu dapat mengentaskan minimal 16.000 angka buta huruf hingga akhir tahun 2014 mendatang. Sedangkan sisanya, yakni sekitar 21.500 jiwa, diharapkan tuntas pada tahun 2015 mendatang.
"Kami berharap sedikit demi sedikit program ini bisa mengentaskan masyarakat yang buta aksara. Sehingga pada tahun 2015 tidak ada lagi masyarakat yang tidak bisa baca tulis," tukasnya.
Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten Pasuruan Iswahyudi melanjutkan, angka buta huruf ini didominasi warga yang bermukim di daerah pedesaan dan berusia diatas 50. Meski demikian, bukan berarti mereka tidak bisa membaca dan menulis.
"Pada umumnya mereka bisa membaca dan menulis huruf arab. Hanya saja, mereka tidak membaca huruf alfabet. Namun Biro Pusat Statistik menggolongkannya mereka dalam masyarakat yang buta aksara, karena tidak bisa membaca dan menulis bahasa Indonesia," ungkapnya.
(san)