NU Menjawab Buku Sejarah Kebudayaan Islam
A
A
A
BANTUL - NU (Nahdatul Ulama) menjawab buku pernyataan kontroversial dalam buku sejarah kebudayaan Islam untuk Kelas VII yang dikeluarkan Kementerian Agama (Kemenag). Jawaban itu seputar tradisi ziarah warga NU ke makam.
"Saya tersinggung dengan kutipan buku sejarah tersebut, karena apa yang dilakukan oleh warga NU terutama dalam hal berziarah semua ada dasarnya," kata Dewan Syuro NU Bantul KH Khalik Syifa, kepada wartawan, Rabu (17/9/2014).
Lebih lanjut, dirinya menyebut ayat dalam Alquran yang menjadi dasar tradisi ziarah ke tempat-tempat yang dianggap penuh berkah, seperti makam wali.
Dalam ayat Alquran tersebut dijelaskan, mengapa Nabi Zakaria suka berdoa di makam Maryam, karena di tempat seperti itu Allah banyak memberikan berkah.
"Ini bukan persoalan makamnya. Tetapi tempatnya, wali sendiri adalah kekasih Allah. Makam wali dianggap penuh berkah sehingga baik untuk tempat berdoa," jelasnya.
Sementara itu, Kepala Bidang Madrasah Kementerian Agama Bantul Jauzan Sanusi mengaku, akan menarik buku sejarah kebudayaan Islam yang telah beredar, jika terbukti salah.
"Saat ini, buku kurikulum 2013 untuk MTSN sebagian sudah mulai didistribusikan ke sekolah. Jika benar, kami bisa koreksi dan juga bisa ditarik," paparnya.
"Saya tersinggung dengan kutipan buku sejarah tersebut, karena apa yang dilakukan oleh warga NU terutama dalam hal berziarah semua ada dasarnya," kata Dewan Syuro NU Bantul KH Khalik Syifa, kepada wartawan, Rabu (17/9/2014).
Lebih lanjut, dirinya menyebut ayat dalam Alquran yang menjadi dasar tradisi ziarah ke tempat-tempat yang dianggap penuh berkah, seperti makam wali.
Dalam ayat Alquran tersebut dijelaskan, mengapa Nabi Zakaria suka berdoa di makam Maryam, karena di tempat seperti itu Allah banyak memberikan berkah.
"Ini bukan persoalan makamnya. Tetapi tempatnya, wali sendiri adalah kekasih Allah. Makam wali dianggap penuh berkah sehingga baik untuk tempat berdoa," jelasnya.
Sementara itu, Kepala Bidang Madrasah Kementerian Agama Bantul Jauzan Sanusi mengaku, akan menarik buku sejarah kebudayaan Islam yang telah beredar, jika terbukti salah.
"Saat ini, buku kurikulum 2013 untuk MTSN sebagian sudah mulai didistribusikan ke sekolah. Jika benar, kami bisa koreksi dan juga bisa ditarik," paparnya.
(san)