Penyebaran HIV/AIDS di Kaliwungu Tinggi
A
A
A
KENDAL - Penyebaran HIV/AIDS di Kecamatan Kaliwungu, ternyata cukup tinggi. Hal tersebut dipicu adanya lokalisasi Gambilangu atau GBL. Sedikitnya ada 388 penderita HIV/AIDS di lokasi ini.
Wakil Bupati Kendal Muhammad Mustamsikin mengatakan, bahwa penyebaran HIV/AIDS tidak hanya bersumber dari Kecamatan Kaliwungu. Namun paling banyak terjadi di lokalisasi yang ada di kecamatan tersebut.
“Memang tidak seluruhnya penyebab HIV/AIDS ada di Kaliwungu, tapi paling banyak di lokalisasi yang terletak di Kaliwungu ini,” ujarnya, di sela sosialisasi penyebaran HIV/AIDS di lokalisasi setempat, Selasa (16/9/2014).
Berdasarkan hasil survei Komisi Penanggulangan AIDS (KPA) Kabupaten Kendal, lokalisasi GBL tertinggi penyebarannya.
Sedikitnya 388 penderita HIV/AIDS di Kabupaten Kendal, 33 persennya atau sebanyak 130 penderita adalah dari wanita pekerja seks komersil (PSK). Kondisi tersebut membuat pemerintah setempat segera mengambil langkah pencegahan.
“Dia meminta kepada semua pihak untuk memantau dan melakukan pencegahan terhadap penyebaran HIV/AIDS di Kendal yang setiap tahun selalu meningkat,” lanjutnya.
Hal utama adalah dengan pendistribusian alat kontrasepsi berupa kondom. Sebab penyakit yang mematikan tersebut sampai sekarang belum ada obatnya.
“Upaya pencegahan adalah dengan menggunakan kondom, karena penyakit ini banyak menyebar melalui hubungan seksual,” imbuhnya.
Selain itu, menurutnya, perlu adanya sinergitas pengurus resos maupun PSK yang berada di Gambilangu untuk berkomitmen bersama dalam mencegah penyakit HIV/AIDS.
“Dinsos juga sudah memberikan pelatihan menjahit dan salon. Tapi hasilnya masih kurang maksimal,” ungkapnya.
Sementara itu, Ketua Resos Gambalingu Kasmadi mengaku pihaknya sudah mengadakan program wajib menabung kepada para PSK seminggu dua kali. Tabungan tersebut nantinya bisa diambil jika PSK keluar, sehingga bisa dijadikan modal usaha.
Perihal pendistribusian kondom, menurutnya, juga sudah rutin dilakukan. jumlah sedikitnya setiap hari minimal 144 buah kondom disalurkan ke PSK. “Jumlah di lokalisasi ini ada sebanyak 150 PSK,” katanya.
Terkait pelanggan, Kasmadi menjelaskan, tiap harinya mencapai 200 orang yang datang ke lokalisasi GBL. Namun, tamu tersebut tidak semua menggunakan jasa seks PSK.
“Ada juga mereka yang hanya melihat-lihat saja, kemudian pulang lagi. Ada juga yang hanya sekedar nyanyi atau karaoke,” tandasnya.
Wakil Bupati Kendal Muhammad Mustamsikin mengatakan, bahwa penyebaran HIV/AIDS tidak hanya bersumber dari Kecamatan Kaliwungu. Namun paling banyak terjadi di lokalisasi yang ada di kecamatan tersebut.
“Memang tidak seluruhnya penyebab HIV/AIDS ada di Kaliwungu, tapi paling banyak di lokalisasi yang terletak di Kaliwungu ini,” ujarnya, di sela sosialisasi penyebaran HIV/AIDS di lokalisasi setempat, Selasa (16/9/2014).
Berdasarkan hasil survei Komisi Penanggulangan AIDS (KPA) Kabupaten Kendal, lokalisasi GBL tertinggi penyebarannya.
Sedikitnya 388 penderita HIV/AIDS di Kabupaten Kendal, 33 persennya atau sebanyak 130 penderita adalah dari wanita pekerja seks komersil (PSK). Kondisi tersebut membuat pemerintah setempat segera mengambil langkah pencegahan.
“Dia meminta kepada semua pihak untuk memantau dan melakukan pencegahan terhadap penyebaran HIV/AIDS di Kendal yang setiap tahun selalu meningkat,” lanjutnya.
Hal utama adalah dengan pendistribusian alat kontrasepsi berupa kondom. Sebab penyakit yang mematikan tersebut sampai sekarang belum ada obatnya.
“Upaya pencegahan adalah dengan menggunakan kondom, karena penyakit ini banyak menyebar melalui hubungan seksual,” imbuhnya.
Selain itu, menurutnya, perlu adanya sinergitas pengurus resos maupun PSK yang berada di Gambilangu untuk berkomitmen bersama dalam mencegah penyakit HIV/AIDS.
“Dinsos juga sudah memberikan pelatihan menjahit dan salon. Tapi hasilnya masih kurang maksimal,” ungkapnya.
Sementara itu, Ketua Resos Gambalingu Kasmadi mengaku pihaknya sudah mengadakan program wajib menabung kepada para PSK seminggu dua kali. Tabungan tersebut nantinya bisa diambil jika PSK keluar, sehingga bisa dijadikan modal usaha.
Perihal pendistribusian kondom, menurutnya, juga sudah rutin dilakukan. jumlah sedikitnya setiap hari minimal 144 buah kondom disalurkan ke PSK. “Jumlah di lokalisasi ini ada sebanyak 150 PSK,” katanya.
Terkait pelanggan, Kasmadi menjelaskan, tiap harinya mencapai 200 orang yang datang ke lokalisasi GBL. Namun, tamu tersebut tidak semua menggunakan jasa seks PSK.
“Ada juga mereka yang hanya melihat-lihat saja, kemudian pulang lagi. Ada juga yang hanya sekedar nyanyi atau karaoke,” tandasnya.
(san)