Bom Peninggalan Belanda Meledak, 1 Kritis 2 Luka
A
A
A
LANGKAT - Sebuah bom standard militer peninggalan penjajahan Belanda meledak, satu warga Desa Pelawi Selatan, Kecamatan Babalan, Kabupaten Langkat kritis dan dua luka ringan, Senin (8/9).
Ketiga korban itu yakni, Andi alias Agam, (45), (terkena serpihan dikaki), Anwar Sembiring, (53), (kritis) dan istrinya Wagiyem, (46), (syok).
Kapolres Langkat, Ajun Komisaris Besar Polisi (AKBP) Dwi Asmoro mengatakan, saat ini ketiga korban tersebut masih menjalani perawatan di Rumah Sakit (RS) terdekat.
“Ketiga korban itu sudah mendapat perawatan, tetapi hanya satu yang mengalami luka parah yakni Anwar Sembiring, jari tangan kedua tangannya terputus. Selain itu, sekujur tubuhnya juga terkena serpihan bom itu sehingga harus di operasi,”katanya.
Dia menyebutkan, untuk dua korban lainnya yakni Andi alias Agam hanya terkena serpihan dibagian kaki dan sudah bisa berjalan.
Meski begitu, pihaknya tetap melakukan perawatan untuk mengeluarkan serpihan tersebut. Sedangkan, Wagiem hanya mengalami syok akibat ledakan itu.
“Wagiem itu hanya syok saja dan sekarang sudah bisa pulang ke rumahnya, tetapi untuk Andi masih mendapat perawatan,”ujarnya.
Dia menuturkan, peristiwa itu terjadi saat Anwar Sembiring, sedang mencari barang besi bekas dikawasan itu. “Nah, mereka melihat ada besi tua tertanam disitu (lokasi) salah satu korban (Anwar Sembiring) kemudian menggergaji tabung pelontar bomnya. Kemudian memukulnya dengan martil,”tuturnya.
Akibatnya, sambung dia, saat korban memukul tabung pelontar bom itu, muncul percikan api. Bom itu kemudian meledak. “Jadi, bom itu meledak akibat percikan api dari gesekan palu dengan pelontar bom,”ungkap dia, sembari menyebut suara ledakan bom itu sangat keras karena bom tersebut berstandard militer.
Dia menjelaskan, saat ini pihaknya telah memasang garis polisi disekitar lokasi untuk sterilisasi. “Tim penjinak bom (Jibom) dari Brigade Mobil (Brimob) Polda Sumut sudah menyisir seluruh kawasan ini. Jadi tidak ada lagi bahan peledak di sini,”jelasnya.
Namun begitu, sambung dia, piahaknya sudah mengamankan serpihan bom peninggalan Belanda itu dan akan menganalisisnya di Laboratorium Forensik (Labfor) Mabes Polri, yang ada di Medan.
“Lokasi sudah steril dari bahan peledak, tetapi meskipun begitu tim masih menganalisisnya di Labfor,”ungkapnya.
Ketiga korban itu yakni, Andi alias Agam, (45), (terkena serpihan dikaki), Anwar Sembiring, (53), (kritis) dan istrinya Wagiyem, (46), (syok).
Kapolres Langkat, Ajun Komisaris Besar Polisi (AKBP) Dwi Asmoro mengatakan, saat ini ketiga korban tersebut masih menjalani perawatan di Rumah Sakit (RS) terdekat.
“Ketiga korban itu sudah mendapat perawatan, tetapi hanya satu yang mengalami luka parah yakni Anwar Sembiring, jari tangan kedua tangannya terputus. Selain itu, sekujur tubuhnya juga terkena serpihan bom itu sehingga harus di operasi,”katanya.
Dia menyebutkan, untuk dua korban lainnya yakni Andi alias Agam hanya terkena serpihan dibagian kaki dan sudah bisa berjalan.
Meski begitu, pihaknya tetap melakukan perawatan untuk mengeluarkan serpihan tersebut. Sedangkan, Wagiem hanya mengalami syok akibat ledakan itu.
“Wagiem itu hanya syok saja dan sekarang sudah bisa pulang ke rumahnya, tetapi untuk Andi masih mendapat perawatan,”ujarnya.
Dia menuturkan, peristiwa itu terjadi saat Anwar Sembiring, sedang mencari barang besi bekas dikawasan itu. “Nah, mereka melihat ada besi tua tertanam disitu (lokasi) salah satu korban (Anwar Sembiring) kemudian menggergaji tabung pelontar bomnya. Kemudian memukulnya dengan martil,”tuturnya.
Akibatnya, sambung dia, saat korban memukul tabung pelontar bom itu, muncul percikan api. Bom itu kemudian meledak. “Jadi, bom itu meledak akibat percikan api dari gesekan palu dengan pelontar bom,”ungkap dia, sembari menyebut suara ledakan bom itu sangat keras karena bom tersebut berstandard militer.
Dia menjelaskan, saat ini pihaknya telah memasang garis polisi disekitar lokasi untuk sterilisasi. “Tim penjinak bom (Jibom) dari Brigade Mobil (Brimob) Polda Sumut sudah menyisir seluruh kawasan ini. Jadi tidak ada lagi bahan peledak di sini,”jelasnya.
Namun begitu, sambung dia, piahaknya sudah mengamankan serpihan bom peninggalan Belanda itu dan akan menganalisisnya di Laboratorium Forensik (Labfor) Mabes Polri, yang ada di Medan.
“Lokasi sudah steril dari bahan peledak, tetapi meskipun begitu tim masih menganalisisnya di Labfor,”ungkapnya.
(ilo)