Kekeringan Landa 145 Hektare Sawah di Garut
A
A
A
GARUT - Sawah seluas 145 hektare (ha) di Kabupaten Garut, Jawa Barat, dilanda kekeringan. Kekeringan pada lahan pertanian ini terjadi di dua kecamatan, yakni Kecamatan Cibatu dan Sukawening.
"Di Kecamatan Cibatu, luas sawah yang sudah mengalami kekeringan mencapai 140 hektare. Sementara di Sukawening 5 hektare. Dengan demikian, sudah ada 145 hektare yang dilanda kekeringan," kata Kepala Dinas Tanaman Pangan dan Holtikultura (TPH) Kabupaten Garut Tatang Hidayat, Jumat (5/9/2014).
Tatang berujar, kekeringan yang melanda sebagian besar areal pertanian di dua kecamatan ini intensitasnya masih tergolong ringan. Namun, akibat kekeringan itu para petani dilaporkan mengalami kerugian yang tidak sedikit.
"Para petani mengalami kerugian yang cukup signifikan. Mereka mengalami kegagalan panen. Saat ini kami masih melakukan penghitungan berapa total kerugian petani dan besaran kegagalan panen akibat kekeringan itu," ujarnya.
Dia mengatakan, jika hingga pekan mendatang hujan tak kunjung turun, status kekeringan yang terjadi di dua kecamatan tersebut akan meningkat. Lahan pertanian yang semula berstatus kekeringan ringan akan meningkat jadi berstatus kekeringan sedang.
"Sebagian kecil lahan menderita kekeringan sedang. Jika tidak kunjung ada hujan juga, kekeringan di lahan ini akan meningkat ke status kekeringan berat," katanya.
Selain dua kecamatan tadi, kata Tatang, setidaknya masih banyak areal pertanian lain di Garut yang juga akan terdampak kekeringan. Dia menyebutkan, dinasnya mencatat lahan seluas 533 hektare di 23 desa lainnya terancam kekeringan.
"Lahan sawah yang terancam kekeringan ini masih terdapat di Kecamatan Cibatu, Sukawening, Garut Kota, dan daerah lain yang berada di kawasan Garut utara."
"Di Kecamatan Cibatu, luas sawah yang sudah mengalami kekeringan mencapai 140 hektare. Sementara di Sukawening 5 hektare. Dengan demikian, sudah ada 145 hektare yang dilanda kekeringan," kata Kepala Dinas Tanaman Pangan dan Holtikultura (TPH) Kabupaten Garut Tatang Hidayat, Jumat (5/9/2014).
Tatang berujar, kekeringan yang melanda sebagian besar areal pertanian di dua kecamatan ini intensitasnya masih tergolong ringan. Namun, akibat kekeringan itu para petani dilaporkan mengalami kerugian yang tidak sedikit.
"Para petani mengalami kerugian yang cukup signifikan. Mereka mengalami kegagalan panen. Saat ini kami masih melakukan penghitungan berapa total kerugian petani dan besaran kegagalan panen akibat kekeringan itu," ujarnya.
Dia mengatakan, jika hingga pekan mendatang hujan tak kunjung turun, status kekeringan yang terjadi di dua kecamatan tersebut akan meningkat. Lahan pertanian yang semula berstatus kekeringan ringan akan meningkat jadi berstatus kekeringan sedang.
"Sebagian kecil lahan menderita kekeringan sedang. Jika tidak kunjung ada hujan juga, kekeringan di lahan ini akan meningkat ke status kekeringan berat," katanya.
Selain dua kecamatan tadi, kata Tatang, setidaknya masih banyak areal pertanian lain di Garut yang juga akan terdampak kekeringan. Dia menyebutkan, dinasnya mencatat lahan seluas 533 hektare di 23 desa lainnya terancam kekeringan.
"Lahan sawah yang terancam kekeringan ini masih terdapat di Kecamatan Cibatu, Sukawening, Garut Kota, dan daerah lain yang berada di kawasan Garut utara."
(zik)