Badai Puting Beliung dan Hujan Es Landa Humbahas
A
A
A
DOLOKSANGGUL - Badai puting beliung disertai hujan es melanda Kecamatan Dolok Sanggul, Rabu siang (3/8/2014). Tidak ada korban jiwa atas peristiwa tersebut, namun badai yang terjadi sekitar lima menit itu mengakibat sejumlah rumah rusak parah serta pepohonan, papan reklame dan tiang listrik tumbang.
Informasi yang dihimpun dari Kesatuan Bangsa dan Ketertiban Umum (Kesbangtibum) Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Humbahas menyebutkan bahwa sedikitnya 14 unit rumah rusak di kawasan Desa Pasaribu.
Tiga unit terdapat di Dusun Pasaribu, dua unit di Dusun Lumban Julu, dua unit di Simpang Bakkara, satu unit di Sibungabunga dan enam unit di Lumban Sihite.
“Yang kategori rusak berat sebanyak enam unit, serta delapan unit lainnya rusak ringan. Keseluruhan warga sudah kita evakuasi termasuk barang-barang yang masih dapat diselamatkan. Kita mengerahkan seluruh personel kita, dibantu oleh petugas kepolisian dari Polres Humbahas,” kata Kepala Kantor (Kakan) Kesbangtibum, Houtman Sinaga.
Sementara untuk hujan es terjadi di Desa Pasaribu, Desa Matiti satu dan Desa Matiti dua. Namun sejauh ini belum dapat dipastikan apa-apa saja kerugian akibat hujan es tersebut.
“Kita masih terus mengumpulkan informasi dan petugas kita sudah kita siagakan untuk tangkap darurat bersama dengan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Humbahas,” paparnya.
Sementara itu, Kepala Pelaksana BPBD Humbahas, Tumbur Hutagaol mengatakan, bahwa saat ini sudah dilakukan normalisasi jalan yang sempat terganggu akibat ditutup pohon besar tumbang.
Pembersihan jalan menggunakan mesin pemotong kayu serta melibatkan sejumlah petugas satuan lalulintas Polres Humbahas.
“Tadi sempat terganggu namun sudah kita bersihkan. Kita memprioritaskan pemulihan akses agar memudahkan kita untuk mengevakuasi warga,” katanya.
Tumbur mengatakan bahwa dalam sepekan terakhir kawasan Humbahas memang
dilanda hujan ekstrem. Hujan kerap terjadi di sore hari dengan curah yang sangat besar dan melebihI dari biasanya.
Karena itu, mantan Asisten II Pemkab Humbahas tersebut mengatakan agar warga tetap waspada. Sebab kawasan Humbahas dimungkinkan akan mengalami cuaca ekstrem hingga pekan depan.
“Karena kalau bencana itu tidak bisa ditolak tapi bisa diwaspadai. Karena itu kita meminta warga waspada,” jelasnya.
Salah satu warga yang dihubungi, Tiurmaida Tobing (43) mengatakan, hujan es sempat membuat mereka panik.
Pasalnya, hujan disertai bongkahan es tersebut menghantam atap rumah dan batu es bertaburan di jalan. Batu es yang menghantam atap rumah mereka sebesar biji kopi.
“Sejauh ini memang belum ada kita temukan rumah yang rusak, namun warga tadi sempat panik,” timpalnya.
Tiurmaida yang merupakan petugas medis di Puskesmas Matiti tersebut mengatakan bahwa sampai saat ini tidak ada korban jiwa akibat hujan es tersebut.
Namun sejumlah warga sempat menghentikan aktivitas mereka karena takut hujan es tersebut menyebabkan sakit.
Warga lainnya yang dikonfirmasi, Betty Christina (41) 41 mengatakan bahwa peristiwa tersebut terjadi sangat cepat.
Ibu tiga anak tersebut mengatakan bahwa saat terjadi hujan disertai angin kencang dia sedang mengambil kain dari jemuran. Dia terkejut, karena ada angin berputar di depan rumahnya.
“Saya langsung lari ke rumah untuk memasukkan anak-anak. Karena hujan disertai puting beliung tersebut sangat kencang dan cepat," terang warga Sibungabunga tersebut.
Informasi yang dihimpun dari Kesatuan Bangsa dan Ketertiban Umum (Kesbangtibum) Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Humbahas menyebutkan bahwa sedikitnya 14 unit rumah rusak di kawasan Desa Pasaribu.
Tiga unit terdapat di Dusun Pasaribu, dua unit di Dusun Lumban Julu, dua unit di Simpang Bakkara, satu unit di Sibungabunga dan enam unit di Lumban Sihite.
“Yang kategori rusak berat sebanyak enam unit, serta delapan unit lainnya rusak ringan. Keseluruhan warga sudah kita evakuasi termasuk barang-barang yang masih dapat diselamatkan. Kita mengerahkan seluruh personel kita, dibantu oleh petugas kepolisian dari Polres Humbahas,” kata Kepala Kantor (Kakan) Kesbangtibum, Houtman Sinaga.
Sementara untuk hujan es terjadi di Desa Pasaribu, Desa Matiti satu dan Desa Matiti dua. Namun sejauh ini belum dapat dipastikan apa-apa saja kerugian akibat hujan es tersebut.
“Kita masih terus mengumpulkan informasi dan petugas kita sudah kita siagakan untuk tangkap darurat bersama dengan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Humbahas,” paparnya.
Sementara itu, Kepala Pelaksana BPBD Humbahas, Tumbur Hutagaol mengatakan, bahwa saat ini sudah dilakukan normalisasi jalan yang sempat terganggu akibat ditutup pohon besar tumbang.
Pembersihan jalan menggunakan mesin pemotong kayu serta melibatkan sejumlah petugas satuan lalulintas Polres Humbahas.
“Tadi sempat terganggu namun sudah kita bersihkan. Kita memprioritaskan pemulihan akses agar memudahkan kita untuk mengevakuasi warga,” katanya.
Tumbur mengatakan bahwa dalam sepekan terakhir kawasan Humbahas memang
dilanda hujan ekstrem. Hujan kerap terjadi di sore hari dengan curah yang sangat besar dan melebihI dari biasanya.
Karena itu, mantan Asisten II Pemkab Humbahas tersebut mengatakan agar warga tetap waspada. Sebab kawasan Humbahas dimungkinkan akan mengalami cuaca ekstrem hingga pekan depan.
“Karena kalau bencana itu tidak bisa ditolak tapi bisa diwaspadai. Karena itu kita meminta warga waspada,” jelasnya.
Salah satu warga yang dihubungi, Tiurmaida Tobing (43) mengatakan, hujan es sempat membuat mereka panik.
Pasalnya, hujan disertai bongkahan es tersebut menghantam atap rumah dan batu es bertaburan di jalan. Batu es yang menghantam atap rumah mereka sebesar biji kopi.
“Sejauh ini memang belum ada kita temukan rumah yang rusak, namun warga tadi sempat panik,” timpalnya.
Tiurmaida yang merupakan petugas medis di Puskesmas Matiti tersebut mengatakan bahwa sampai saat ini tidak ada korban jiwa akibat hujan es tersebut.
Namun sejumlah warga sempat menghentikan aktivitas mereka karena takut hujan es tersebut menyebabkan sakit.
Warga lainnya yang dikonfirmasi, Betty Christina (41) 41 mengatakan bahwa peristiwa tersebut terjadi sangat cepat.
Ibu tiga anak tersebut mengatakan bahwa saat terjadi hujan disertai angin kencang dia sedang mengambil kain dari jemuran. Dia terkejut, karena ada angin berputar di depan rumahnya.
“Saya langsung lari ke rumah untuk memasukkan anak-anak. Karena hujan disertai puting beliung tersebut sangat kencang dan cepat," terang warga Sibungabunga tersebut.
(sms)