Tiga Desa di Bojonegoro Krisis Air Bersih
A
A
A
BOJONEGORO - Bencana kekeringan mulai dirasakan warga Bojonegoro saat memasuki musim kemarau tahun ini. Sampai saat ini sudah ada tiga desa di wilayah Bojonegoro yang mengalami kekeringan dan meminta bantuan air bersih.
Tiga desa yang mengalami krisis air bersih yakni Ngumpakdalem, Kecamatan Dander; Desa Megale, Kecamatan Kedungadem dan Desa Wedoro, Kecamatan Sugihwaras.
Tiga desa itu sudah beberapa kali meminta bantuan air bersih pada pihak Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Bojonegoro. Wilayah yang mengalami krisis air bersih ini berada di sisi timur dan selatan Kabupaten Bojonegoro.
“Tiga desa di tiga kecamatan itu mengalami krisis air bersih sejak awal Agustus lalu. Saat ini kami terus mengirim bantuan air bersih menggunakan truk tangki air bersih,” ujar Kepala Dinas Tenaga Kerja, Transmigrasi, dan Sosial (Disnakertransos) Kabupaten Bojonegoro, Adie Witjaksono.
Dia mengatakan, pengiriman bantuan air bersih dilakukan secara bergiliran di tiga desa tersebut.
Setiap pengiriman bantuan air bersih menggunakan truk tangki dengan kapasitas 5.000 liter. Bantuan air bersih ini hanya untuk keperluan air minum. “Bantuan air bersih akan terus diberikan sesuai kebutuhan,” ujarnya.
Wilayah Bojonegoro yang rawan terjadi kekeringan berada di 16 kecamatan dari 28 kecamatan.
Wilayah Bojonegoro diperkirakan bakal terjadi kemarau panjang disebabkan terjadinya elnino lemah yang mulai terjadi sejak Juni hingga Desember mendatang.
Diperkirakan puncak terjadinya kekeringan di wilayah Bojonegoro terjadi pada bulan September.
Pada tahun ini, kata Adie, diperkirakan wilayah yang mengalami kekeringan meluas jika dibandingkan dengan tahun sebelumnya. Pada tahun 2013 lalu ada 47 desa di 16 kecamatan yang dilanda kekeringan.
Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Bojonegoro, Amir Sahid, mengatakan, pihaknya siap menyalurkan bantuan air bersih bagi warga yang mengalami krisis air bersih.
“BPBD akan membantu penanganan krisis air bersih bekerja sama dengan Disnakertransos. Penyaluran air bersih akan diberikan pada warga yang membutuhkan,” tandasnya.
Tiga desa yang mengalami krisis air bersih yakni Ngumpakdalem, Kecamatan Dander; Desa Megale, Kecamatan Kedungadem dan Desa Wedoro, Kecamatan Sugihwaras.
Tiga desa itu sudah beberapa kali meminta bantuan air bersih pada pihak Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Bojonegoro. Wilayah yang mengalami krisis air bersih ini berada di sisi timur dan selatan Kabupaten Bojonegoro.
“Tiga desa di tiga kecamatan itu mengalami krisis air bersih sejak awal Agustus lalu. Saat ini kami terus mengirim bantuan air bersih menggunakan truk tangki air bersih,” ujar Kepala Dinas Tenaga Kerja, Transmigrasi, dan Sosial (Disnakertransos) Kabupaten Bojonegoro, Adie Witjaksono.
Dia mengatakan, pengiriman bantuan air bersih dilakukan secara bergiliran di tiga desa tersebut.
Setiap pengiriman bantuan air bersih menggunakan truk tangki dengan kapasitas 5.000 liter. Bantuan air bersih ini hanya untuk keperluan air minum. “Bantuan air bersih akan terus diberikan sesuai kebutuhan,” ujarnya.
Wilayah Bojonegoro yang rawan terjadi kekeringan berada di 16 kecamatan dari 28 kecamatan.
Wilayah Bojonegoro diperkirakan bakal terjadi kemarau panjang disebabkan terjadinya elnino lemah yang mulai terjadi sejak Juni hingga Desember mendatang.
Diperkirakan puncak terjadinya kekeringan di wilayah Bojonegoro terjadi pada bulan September.
Pada tahun ini, kata Adie, diperkirakan wilayah yang mengalami kekeringan meluas jika dibandingkan dengan tahun sebelumnya. Pada tahun 2013 lalu ada 47 desa di 16 kecamatan yang dilanda kekeringan.
Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Bojonegoro, Amir Sahid, mengatakan, pihaknya siap menyalurkan bantuan air bersih bagi warga yang mengalami krisis air bersih.
“BPBD akan membantu penanganan krisis air bersih bekerja sama dengan Disnakertransos. Penyaluran air bersih akan diberikan pada warga yang membutuhkan,” tandasnya.
(sms)